Mohon tunggu...
andika muhammad nuur
andika muhammad nuur Mohon Tunggu... direktur krapyak peduli sampah

konten tentang bagaimana pondok pesantren menyelesaikan permasalahan sampah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Krapyak Peduli Sampah Terima Kunjungan Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta:Tinjau Ekonomi dan Peduli lingkungan dari Pesantren Krapyak

11 Oktober 2025   13:30 Diperbarui: 11 Oktober 2025   12:34 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kunjungan(sumber:instagram/krapyakpedulisampah)

Pada Senin, 6 Oktober 2025, Pondok Pesantren Krapyak Yayasan Ali Maksum Yogyakarta kembali menjadi pusat perhatian kalangan akademisi. Kali ini, Krapyak Peduli Sampah (KPS) menerima kunjungan istimewa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta. Rombongan yang hadir dipimpin langsung oleh Dr. Ika Yoga, M.M. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, didampingi oleh Zakky Fahma Auliya, S.E., M.M. selaku Ketua Jurusan Ekonomi dan Keuangan Syariah, serta Rizky Nur Ayuningtiyas Putri, M.E. sebagai Sekretaris Jurusan Ekonomi dan Keuangan Syariah.

Kunjungan ini bukan sekadar silaturahmi akademik, tetapi juga menjadi ruang belajar bersama tentang bagaimana pesantren mampu membangun sistem ekonomi sirkular berbasis lingkungan. Melalui program Krapyak Peduli Sampah, para santri di bawah koordinasi Andika Muhammad Nuur berhasil menciptakan model pengelolaan sampah mandiri yang berkelanjutan --- mulai dari pemilahan di sumber, pengolahan organik menjadi biogas, hingga inovasi produk seperti ecobrick dan kompos organik.

Belajar Dari Pesantren: Ekonomi Hijau yang Tumbuh Dari Nilai Iman

Dalam sambutan pembuka, Andika Muhammad Nuur, Direktur Krapyak Peduli Sampah, menyampaikan bahwa program ini lahir dari kesadaran spiritual akan pentingnya menjaga bumi sebagai amanah. "Kami ingin membuktikan bahwa pesantren bukan hanya tempat menimba ilmu agama, tapi juga laboratorium kehidupan. Santri bisa menjadi pelaku perubahan lingkungan, bahkan pionir ekonomi hijau," ujarnya dengan semangat.

Beliau menjelaskan bahwa di Krapyak, pengelolaan sampah tidak berhenti pada aspek teknis. Lebih dari itu, program ini ditanamkan sebagai bagian dari nilai ibadah, yakni khidmatul ummah (pengabdian kepada masyarakat). Sampah dikelola dengan prinsip "sampah hari ini selesai hari ini", sehingga kebersihan pondok terjaga dan santri terbiasa bertanggung jawab atas lingkungan mereka.

Apresiasi Dari Pihak Kampus

Dalam sesi diskusi, Dr. Ika Yoga, M.M. memberikan apresiasi tinggi atas inovasi yang dilakukan oleh KPS. Ia menilai bahwa apa yang dilakukan oleh pesantren ini sejalan dengan misi pendidikan tinggi Islam: membentuk insan akademik yang berakhlak sekaligus berdaya guna bagi masyarakat.

"Kegiatan seperti ini membuka wawasan mahasiswa bahwa ekonomi Islam tidak hanya bicara angka, tapi juga keberkahan dan keberlanjutan. Di Krapyak, nilai-nilai itu nyata dalam tindakan," tutur Dr. Ika Yoga.

Sementara itu, Zakky Fahma Auliya, S.E., M.M., menyoroti aspek ekonomi sirkular yang diterapkan oleh KPS. Menurutnya, pengolahan sampah menjadi biogas dan ecobrick adalah contoh konkret penerapan konsep ekonomi berkelanjutan dalam konteks sosial keagamaan.

"Mahasiswa bisa belajar langsung bagaimana sampah yang dianggap limbah bisa menjadi sumber nilai ekonomi baru tanpa meninggalkan prinsip keislaman," jelas Zakky.

Rizky Nur Ayuningtiyas Putri, M.E., menambahkan bahwa kunjungan ini diharapkan menjadi awal kolaborasi antara UIN Raden Mas Said dengan KPS, baik dalam bentuk penelitian bersama, program magang mahasiswa, maupun pelatihan kewirausahaan hijau.

Kolaborasi Akademik dan Pesantren

Kegiatan kunjungan ini berlangsung interaktif. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk melihat langsung proses pengolahan sampah di Rumah Edukasi KPS. Mereka menyaksikan bagaimana sampah organik diubah menjadi biogas yang digunakan untuk keperluan dapur pondok, serta pengolahan sampah nonorganik menjadi ecobrick yang bermanfaat untuk keperluan konstruksi sederhana.

Dokumentasi Kunjungan(sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
Dokumentasi Kunjungan(sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
Para mahasiswa tampak antusias ketika mencoba praktik pemadatan botol plastik menjadi ecobrick. Selain itu, mereka juga diajak berdiskusi tentang bagaimana sistem keuangan sederhana dikelola oleh KPS untuk menjaga keberlanjutan program, termasuk strategi pembiayaan berbasis komunitas santri dan donatur lingkungan.

Pesan Penting: Lingkungan Sebagai Investasi Iman dan Ekonomi

Dalam penutupan acara, Andika Muhammad Nuur berpesan bahwa menjaga lingkungan tidak bisa hanya mengandalkan teknologi atau kebijakan, tetapi harus dimulai dari hati dan nilai iman. "Setiap botol plastik yang kita selamatkan, setiap sisa makanan yang kita olah, adalah bagian dari ibadah kita untuk merawat bumi," tuturnya.

Kunjungan dari UIN Raden Mas Said Surakarta ini menegaskan bahwa dunia akademik dan dunia pesantren memiliki visi yang sama dalam membangun peradaban hijau --- sebuah masa depan yang berkeadilan ekologis dan bernilai spiritual.

Kegiatan diakhiri dengan sesi foto bersama dan penyerahan cendera mata dari pihak kampus kepada Krapyak Peduli Sampah sebagai bentuk apresiasi dan harapan agar kolaborasi lintas lembaga ini terus berlanjut.

Melalui kegiatan seperti ini, Krapyak Peduli Sampah semakin menunjukkan bahwa pesantren bukan hanya tempat mencetak ulama, tetapi juga pusat inovasi sosial-ekologis yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi bangsa dan bumi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun