Krapyak, Yogyakarta -- Pada Rabu, 3 September 2025, Krapyak Peduli Sampah (KPS) mendapat kunjungan dari Dinas Kelautan dan Perikanan DIY. Kunjungan ini dilakukan untuk meninjau bagaimana KPS mengelola limbah ikan yang berasal dari program makan siang gratis, di mana ikan menjadi salah satu menu utama.
Dalam kesempatan ini, para tamu disambut dengan penjelasan mengenai konsep pengolahan sampah yang diterapkan KPS. Limbah ikan yang biasanya dianggap berbau dan sulit ditangani, justru diubah menjadi bahan berharga melalui pendekatan ekonomi sirkuler.
KPS menunjukkan bahwa limbah ikan dapat diolah menjadi:
-
Biogas sebagai sumber energi ramah lingkungan dari proses biodigester.
Pelet ikan untuk pakan budidaya.
Pakan maggot dari Black Soldier Fly (BSF) yang kaya protein.
Pupuk organik cair hasil fermentasi yang bermanfaat untuk pertanian.
Media tanam berupa kompos padat dari ampas biodigester.
Pakan ternak ikan sehingga limbah kembali memperkuat rantai pangan.
Direktur KPS, Andika Muhammad Nuur, menegaskan bahwa prinsip yang dipegang komunitas ini adalah "sampah hari ini selesai hari ini." Dengan prinsip itu, tidak ada limbah dari dapur program makan siang gratis yang dibiarkan menumpuk, termasuk limbah ikan yang kini bisa dimanfaatkan untuk energi, pangan, dan pertanian.
Pihak Dinas Kelautan dan Perikanan DIY menyampaikan apresiasi atas inovasi yang dilakukan KPS. Mereka menilai pengolahan limbah ikan dari program makan siang gratis ini bisa menjadi contoh model pengelolaan limbah perikanan yang dapat diterapkan di wilayah pesisir maupun dapur umum di berbagai daerah.