Mohon tunggu...
andika
andika Mohon Tunggu... Administrasi - Pria biasa

hanya orang biasa, bukan siapa siapa juga\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jokowi Gubernur, Jalan-jalan Lancar?

24 Oktober 2012   04:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:28 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1351051724338168306

[caption id="attachment_212869" align="alignleft" width="533" caption="di pintu tol tadi pagi lancar, bablasss.........foto andika"][/caption] Sudah cukup lama saya tidak ketempat kerja jalan pagi pagi, seperti biasanya, ke arah Jakarta Kota dari Jakarta Timur, karena sejak dua bulan terakhir ini saya lebih banyak kerja ketempat kerja baru di Cibitung Bekasi, yang jalanan tolnya penuh dengan truk dan tanki. Saya sering dibuat terkejut, kaget jika ada guncangan truk atau tanki, dikira sudah menyerempet kendaraan yang dikemudi, padahal tidak, itu hanya kehawatiran saya yang sedikit berlebihan karena belum terbiasa jalan bersama kendaraan berat berat dan besar besar itu di jalan tol yang penuh sesak itu. Minggu lalu, saya sempat di-ingatkan oleh si mbak penjaga pintu tol Pondok Gede1, yang dari situ kemudian keluar arah bandara Halim Perdana Kusuma atau masuk Pintu Tol Halim, cuma kurang leih 2 kilometer saja itu, katanya si mbak penjaga pintu tol, "pak bayarannya kurang!", seketika, saat  saya akan tancap gas.  Saya tengok kebelakang lagi, ada apa mabk? Bayarannya kurang pak!, dia mengulang mengatakanbayarannya kurang. Haaaa.........emangnya bayar berapa mbak? "Sekarang serebu lima ratus pak", itu baca pengumumannya di depan. Ada memang tempelan pengumuman tarif tol naik pakai kertas Oh yakah, ternyata tarif tol yang pendek itu, tol yang macam beginian itu, yang setiap tahun jika tidak sekali, dua kali "di malaysia untuk beberapa tahun ini, dihapuskan karena tolnya pendek", karena tol itu sudah pasti banyak digunakan untuk keluar masuk penduduk sekitar pintu tol pendek itu, yang terpaksa harus lewat disitu, kemudian akan masuk tol lagi itu, tol yang jaraknya pendek di Jakarta itu tadi, malah tarifnya dinaikkan dari serebu menjadi dua rebu rupiah, olalaa. Yo wish-lah Jasa Marga,........ ne mbak saya tambahin limaratus rupiah lagi, jangan lupa susuknya ya, dan maaf belum tahu, enggak biasa masuk tol......hahahahahaha, yang penting pagi pagi sudah bisa tertawa, ya enggak ya, padahal baru kemarinnya saya parkir di salah satu mal Jakarta Timur, sammaa,  ketika akan keluar dari area parkir, si mbak penjada pintu parkir mengatakan, 6 rebu pak Haaaa, emangnya berapa jam saya parkirnya mbak? Dijawab satu jam, 8 menit pak, kan lebih satu menit juga dihitungnya harus bayar satu jam, jelasnya. Ya, lho kok 6 rebu mbak? La iyalah katanya,  kan tarifnaya sudah naik mulai tanggal 5 oktober lalu, tuh lihat pengumumannya didepan tambahnya lagi. Oh yakah, .....neh tambahannya mbak serebu lagi....opo opo nai, tol naik, parkiran naik, untungnya sebelum masa jabatan gubernur yang baru sudah dinaik naikkan duluan, hehe. Kalau masa jabatan gubernur yang baru sekarang memangnya? Ya itu tadi, saya berangkat dari rumah tadi pagi itu ke arah Jakarta Kota, pukul 5.30 teng, ketika akan keluar pagar sedikit tercengang, kok sudah terang sekali, masih sepagi ini. Ketika masuk tol yang bayar 1500 tadi lancar, tidak lama masuk tol halim bayar lagi 7000 rupiah lagi, lancar, keluar pintu tol halim bablass, lancar "persis seperti admin kompasiana senin 22 oktober lalu menghapaus dua tulisan saya, yang dibuat senin pagi lalu itu", karena cerita mengenai lele di haramkan di malaysia, yang salahnya, saya dalam tulisan itu yang merupakan jawaban atas pertanyaan kompasiner pak Dokter Kusmanto yang ditinggalknanya di face book itu, yang tanya tanya kenapa lele di malaysia diharamkan, karena saya males menulisnya lagi, maka saya copy paste-kan saja tulisan yang dulu di tulis, ternyata tanggal 19 april 2012 itu, tulisan yang sudah lebih dari dua setengah tahun itu, saya pun baru tahu ada tulisan itu lagi, setelah pak dokter kusmanto tanya itu, agar supaya pak dokter langsung bisa bacanya jika lele di malaysia ketika itu lele diharamkan karena dikasih makan peternaknya usus babi, eh malah salah, tulisan hari senin lalu itu dihapus admin kompasiana akibatnya, http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/10/22/lele-diharamkan-lele-hilang-bablas/ Alasannya dihapus, saya diberitahu, tulisnya admin, saya sudah mereposting tulisan sebelumnya, yang saya sebenernya sudah lupa itu, tulisan tanggal 19 april 2010, yang cerita lele diharamkan di malaysia itu karena diberi makan peternaknya usus babi, ternyata juga dihapus, bablass.........yok oppo seh. Luar biasa memang admin, tulisan saya yang dihapus bukan saja tulisan senin kemarin tanggal 22 oktober tetapi juga tulisan tanggal 19 april 2010 itu.....................hahahahahahahahaha, gile, lancarrrrr banget, seperti jalan jalan di Jakarta tadi pagi itu, yang biasanya macet dimana mana itu, bablas lancarrr, enggak tahu tahunya di jalan yang lancar itu, pukul 6 pagi tadi, saya sudah sampai di kantor. Kantor ternyata masih kosong pong, belum ada yang datang. La iyalah jem sebegitu, banyak orang orang Jakarta bisa jadi masing tidur tiduran, nah lho ngapain juga? Saya, .......berangkat pagi pagi karena puasa, puasa mau cek darah, sekalian cek darah apakah darah saya masih tercemar oleh makan ikan lele di kuala lumpur lebih dua setengah tahun lalu itu, yang saya sebenarnya sudah lupa, jika tidak cek darah dan kolesterol pagi ini, sekalian cek apakah darah saya, masih ada sisa makan lele yang di empan usus babi dua setengah tahun lalu itu juga, yang tulisannya dihapus admin kompasiana itu,......... http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/10/23/lele-andika-diharamkan-dibuang-admin-kompasiana/.........hahahahhahahhahha, onno ae. Salam sukses, selamat pagi

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun