Buat Apa Ke Malaysia Jika Cuma Menjadi Penyapu Taman [caption id="attachment_311195" align="aligncenter" width="556" caption="http://luar-negeri.kompasiana.com/2011/01/10/kuala-lumpur-banyak-copetnya-sekarang-332027.html"][/caption] Dulu ketika masih menjadi TKI di Malaysia, setiap akhir pekan saya bersama keluarga suka sekali jalan pagi di Taman KLCC yang indah, bersih dan banyak dikunjungi oleh orang asing dari manca negara karena letaknya memang di pusat kota dan berada di lingkungan tempat tinggal banyak orang asing termasuk saya. Ada juga orang lokal datang kesana cuma sedikit. Selain di Taman KLCC saya sering juga jalan kaki di Tamantar dipinggir kota yang banyak pohon pohon masih asli bukan karena ditanam khusus untuk penghijauan, ada lapangan golfnya yang indah, ditempat ini banyak monyet monyetnya yang dibiarkan hidup bebas, saya pernah hampir cilaka karena diuber monyet besar ditaman itu, hahahahahaha, untung ada orang tempatan, sepertinya dia tahu saya orang asing, mengingatkan saya jangan lari diam saja. oh baru tahu ternyata monyet sama dengan anjing jika diuber jangan lari, duduk pura pura ambil batu untuk melempar yang nguber atau tenang saja, baru tahu juga khan?.......hehe. Tempat lain yang sering didatangi taman indah dan asri di Taman Titiwangsa, taman indah ini sering dijadikan tempat siaran langsung TV Malaysia dan disini juga ada Pusat Kesenian, ada theater dan aneka tempat kesenian lainnya. Ada tempat berkuda dan danau indah yang sekarang seperti banyak dibuat oleh Pak Jokowi. Taman yang ada danaunya ini banyak banget di Kuala Lumpur. Sepertinya semua "danau" orang sana mengatakan "tasik" dijadikan tempat olah raga, terutama jalan kaki dan bersepeda, asyik Cuma ini cumanya, di awal tahun 2010 lalu kurang lebihnya setahun sebelum saya balik ke Jakarta lagi karena habis kontraknya, saya sudah rada males olah raga di tempat tempat itu, terutama yang ada danaunya, termasuk di Taman KLCC itu yang banyak orang asing tadi, karena MULAI JOROK yang tadinya bersih dan sudah dibersihkan pukul 6 sebelum banyak orang datang untuk berolah raga, taman sudah dibersihkan sampai dengan pukul 7 pagi . Taman itu kemudian menjadi KOTOR ATAU SANGAT KOTOR karena yang bersihkan sudah lewat pukul 7 pagi belum ada, belum kelihatan, itu semua akibat dari pemerintah Malaysia mengeluarkan kebijakan, ORANG ASING TIDAK BOLEH LAGI BEKERJA SEPERTI ITU, menjadi pembersih atau penyapu taman dan atau kotoran di danau. Oh ya, orang Malaysia itu kelakuannya enggak jauh beda dengan orang kita, masih banyak yang buang sampah sesukanya, cuma disana ada yang bersih bersih, sehingga menjadi bersih, trus apa soal ya khan, kalau ada tukang bersih bersihnya. Setelah orang asing tidak boleh lagi kerja seperti itu, terutama banyak orang dari Indonesia ( TKI ), saya tahunya banyak setelah beberapa diantara mereka saya ajak ngobrol. "Ternyata taman taman itu menjadi kotor dan ada yang sangat kotor ketika olah raga", sebab yang bersihkan berkurang dari biasanya yang saya lihat dan sudah ganti orang, setelah diganti orang lokal masuk kerjanya terlambat, lewat pukul 7 baru dibersihkan saat orang sudah ramai datang, itupun kerjanya lelet, orang lokal lambat kerjanya, tidak seperti yang dilakukan orang asing, seperti TKI atau orang dari Bangladeh atau Mianmar hehe, jadi tahu kwalitas dan cara kerja orang tempatan. Ketika saya tanya ke TKI penyapu jalan atau pembersih taman berapa mereka digaji, pekerja asing itu mengatakan dibayar setiap bulannya rata rata ketika itu tahun 2010 dibayar hanya 400 sd 600 ringgit ( RM 400,00 sd RM 600,00 ) saja, ketika itu kurs sama dengan kurang lebih Rp.3000.00 ( tiga ribu rupiah ) , jika di rupiahkan kecil sekali, cuma kitaran Rp, 1.200.000 sd Rp. 1.800.000, padahal kalau orang tempatan yang kerjanya lelet tadi dibayar RM.900,00 sd RM.1.200,00 yok opo seh, mau protes lah dianya kerja ditempat dia, suka suka dong ya.......hahahahahaaa. Untuk orang asing gaji kecil itu sudah semuanya, lepas, belum untuk bayar sewa tempat pondokan atau makan, wadduh, kalau begitu " ngapain juga ke Malaysia jika cuma menjadi penyapu taman", ya khan? Jika ada yang perduli di Jakarta, kerjaan macam itu masih banyak banget, seperti untuk pemeliharaan taman taman yang sudah dibuat bagus di Jakarta itu, baik sebelum atau sesudah masa Jokowi, semisal di Tamar Banjir Kanal Timur ( Taman BKT ) Jakarta Timur, sudah dibuat bagus, cuma pengelolaannya tidak bagus, pohon pohon ditanam bagus, taman dibuat bagus, ada jalur pejalan kaki dan bersepeda, tidak dipelihara seperti di Malaysia, tidak ada toilet, tidak ada Musholla yang jika di Malaysia semua taman selain disediakan toilet kudu ada Musholla dua, karena untuk pria dan wanita terpisah. Orang orang Indonesia daripada rame rame ke Malaysia kalau kerjanya cuma jadi penyapu taman, kenapa juga enggak dipekerjakan di taman taman yang sudah dibuat bagus di Jakarta itu dengan gaji harian atau bulanan, biar bersih, biar sehat untuk pejalan kaki dan pesepeda atau orang Jakarta pada umumnya.....ya khan, yok opo seh. [caption id="attachment_311188" align="aligncenter" width="532" caption="Taman BKT di jakarta Timur, foto milik andika, http://green.kompasiana.com/penghijauan/2014/02/09/pohon-indah-di-taman-bkt-jakarta-633898.html"]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI