Mohon tunggu...
Dr. Andi Hermawan M.Pd
Dr. Andi Hermawan M.Pd Mohon Tunggu... Guru - Guru Swasta

Menulis adalah Caraku bersyukur dan mensyukuri Karunia Allah SWT

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Skill Pemimpin Pembelajaran

17 Oktober 2022   05:42 Diperbarui: 17 Oktober 2022   06:48 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembelajaran abad 21 (andi hermawan)

Asep Herry Hermawan (2010 : 68) menyatakan bahwa format Pendidikan pada abad 21 sebagai berikut : (1) Cyber (E-Learning) Cyber atau electronic learning adalah pembelajaran melalui teknologi computer atau internet. Teknologi belajar ini bisa juga disebut pembelajaran berbasis WEB (WebBased Instruction). (2) Pembelajaran jarak jauh (Open and Distance Learning) merupakan model belajar dimana guru dan siswa tidak belajar di dalam suatu tempat dan waktu yang sama serta tidak bertatap muka secara langsung, namun demikian mereka berkomunikasi secara 2 arah yang dilakukan dengan berbagai cara dan bantuan dari teknologi komunikasi dan informasi. (3) Quantum Learning merupakan metode belajar yang disesuaikan dengan cara kerja otak manusia. (4) Cooperative Learning merupakan pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil yang dapat menumbuhkan kerjasama secara maksimal dan masing-masing siswa belajar satu dengan yang lain. Pembelajar ini mengarahkan siswa agar mempunyai tanggung jawab yaitu belajar konten yang telah dirancang dan semua anggota kelompok bekerja sama. (5) Society Technology Science (STS). Pendekatan ini termasuk pembelajaran IPA dan IPS. Dalam pembelajaran IPA. Konsep ini merupakan gerakan interdisipliner yang relatif baru dikembangkan untuk mengintegrasikan permasalahan dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan masyaraka. (6) Accelerated Learning merupakann suatu kemampuan menyerap dan memahami informasi baru secara cepat serta mempertahankan informasi tersebut. Penguasaan metode belajar akselerasi dapat meningkatkan kemampuan belajar secara lebih efektif.

SKILL GURU DAN KEPALA SEKOLAH ABAD 21

Key (2011 : 43)  menyatakan bahwa pada dasarnya terdapat empat dampak pendidikan yang harus dimiliki oleh para siswa untuk menjadi warga masyarakat di era ini. Keempat dampak itu adalah: kemampuan berfikir kritis (critical thinking), kemampuan berkomunikasi (communication), kemampuan berkolaborasi (colaboration), dan kreatifitas (creativity). Penerapan berbagai keterampilan kepala sekolah dalam kaitannya dengan kinerja kepala sekolah perlu dikaji lebih lanjut. Mengingat bahwa hasil uji kompetensi guru yang dilakukan ternyata masih jauh dari harapan.

Dalam kaitannya dengan kepemimpinan, kinerja dipengaruhi oleh berbagai variabel. Yukl (2002: 10-11) menyatakan bahwa sifat dan keterampilan pemimpin mempengaruhi perilaku dan kekuasaan pemimpin yang selanjutnya berinteraksi dengan variabel situasional eksternal dan variabel intervensi yang pada akhirnya mempengaruhi kinerjanya. Berkenaan dengan kinerja ini, beberapa ahli menyampaikan batasan-batasan yang berbeda namun sebagian besar merujuk pada suatu penyelesaian pekerjaan. Rothwell  (1996: 26) menyatakan bahwa memahami arti kinerja adalah penting dalam rangka mengubah pelatihan tradisional menjadi peningkatan kinerja manusia. Kinerja dapat diartikan "sesuatu yang dilakukan; suatu penyelesaian". Pendapat senada disampaikan Stolovich dan Keeps (1992: 14) bahwa kinerja adalah seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta. Batasan ini menunjukkan bahwa kinerja merupakan hasil suatu pekerjaan dalam rangka mencapai tujuan yang dikehendaki. Agar tindakan yang dilakukan dapat mencapai tujuan maka tindakan tersebut harus didukung oleh kemampuan diri. Sebagaimana disampaikan oleh Donelly, Gibson, dan Ivancevich (1994: 15) bahwa kinerja merujuk pada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.

Dalam kaitannya dengan keterampilan khusus yang harus dimiliki oleh pemimpin. Keterampilan Teknis (Technical Skills), Yukl (1994: 214) menyatakan bahwa keterampilan teknis (technical skills) adalah pengetahuan tentang metode, proses, prosedur, dan teknik untuk melakukan sebuah kegiatan khusus, dan kemampuan untuk menggunakan alat-alat yang relevan bagi kegiatan tersebut. Lebih lanjut dijelaskan oleh Yukl bahwa dalam keterampilan teknis termasuk pengetahuan mengenai metode, proses, prosedur, serta teknik untuk melakukan kegiatan yang khusus dari satuan organisasi. Pendapat senada disampaikan oleh Stoner, Freeman, dan Gilbert Jr. (1995: 17) bahwa keterampilan teknis adalah kemampuan manusia untuk menggunakan prosedur, teknik, dan pengetahuan mengenai bidang khusus. Para pemimpin atau manajer yang mengawasi pekerjaan orang lain memerlukan pengetahuan yang ekstensif mengenai teknik dan peralatan yang digunakan para bawahan dalam melaksanakan pekerjaan tersebut. Keahlian teknis juga dibutuhkan untuk menangani gangguan-gangguan dalam pekerjaan yang disebabkan oleh kerusakan peralatan, kelemahan kualitas, kecelakaan, material yang tidak cukup, dan masalah-masalah koordinasi. Pimpinan atau manajer yang memiliki keterampilan teknis yang memadai tentu saja dapat melaksanakan pekerjaan manajerialnya dengan baik. Dengan demikian, keterampilan teknis berhubungan dengan  Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud keterampilan teknis adalah  penggunaan keahlian khusus yang dibutuhkan dalam bekerja, dengan indikator: memanfaatkan peralatan teknologi, melaksanakan prosedur kerja, dan menangani gangguan pekerjaan.

Keterampilan Sosial (Social Skills), Keterampilan sosial yang dimiliki oleh seseorang dapat diamati melalui perilaku sosialnya.  Hoffman (2002: 100),  menyatakan bahwa orang yang memiliki keterampilan sosial dapat memberi kesan yang lebih baik, dan memperbaiki penampilan pribadi dirinya, dapat menciptakan perasaan positif dalam diri dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki kemampuan seperti itu. Keterampilan sosial merupakan kemampuan antarpribadi yang erat kaitannya dengan fungsi komunikasi. Luthan dan Davis (1996: 231) menyatakan bahwa keterampilan sosial adalah kemampuan untuk berinteraksi secara efektif dengan orangorang, kemampuan untuk memberikan dukungan individu pada semua tingkatan organisasi. Sementara itu, Cooper (1991: 70-71) menyatakan bahwa  kesalahan komunikasi tidak hanya menciptakan stres tetapi juga mengurangi produktivitas, melemahkan kualitas pengawasan, dan mengarahkan kepada kemarahan. Sebaliknya komunikasi yang baik akan memberikan dorongan pada individu dan akan mencapai kepuasan kerja secara umum.  Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud dengan keterampilan sosial adalah kapasitas individu  dalam berinteraksi dengan orang lain, dengan indikator:  melayani orang lain, memberikan dorongan kepada orang lain, berkomunikasi lisan dan tulisan, serta  bekerjasama dalam regu kerja.

 

Keterampilan Konseptual (Conceptual Skills), Keterampilan konseptual berkaitan dengan kemampuan menganalisis suatu permasalahan. Swiderski (2006: 32) menyatakan bahwa keterampilan konseptual adalah keterampilan analitik umum, daya berpendapat, dan proses berpikir logis. Lebih lanjut dijelaskan bahwa ada dua komponen dalam keterampilan konseptual, yaitu: penilaian (judgement) dan kreativitas (creativity).   Keterampilan konseptual berkaitan dengan kemampuan mengintegrasikan kepentingan dengan aktivitas organisasi. Katz (1984: 90-101) menyatakan bahwa keterampilan konseptual adalah kemampuan untuk mengkoordinasikan serta mengintegrasikan semua kepentingan dan aktivitas organisasi.  Keterampilan konseptual merupakan kapasitas mental. Dessler (2004: 10) menyatakan bahwa keterampilan konseptual tidak hanya berupa kapasitas mental untuk menganalisis dan mendiagnosis situasi yang kompleks namun juga  sebagai keterampilan kognitif yang meliputi kemampuan menganalisis, berpikir logis, merumuskan konsep, dan memberikan pertimbangan secara induktif. Berdasarkan uraian di atas, keterampilan konseptual adalah kapasitas individu dalam hal mengkoordinasikan aktivitas sesuai dengan kebutuhan organisasi, dengan indikator: tanggap terhadap perubahan, memanfaatkan peluang, menyampaikan gagasan, dan memberikan pertimbangan  penyelesaian masalah.

 

Keterampilan Manajerial (Managerial Skills), Stewart (2006: 74), menyatakan bahwa sampai saat ini, para ahli teori manajemen telah berusaha mendaftar keterampilan-keterampilan manajerial, meliputi: merencanakan, mengkomunikasikan, mengkoordinasi, memotivasi, mengendalikan, mengarahkan, dan memimpin. Dengan demikian manajemen didefinisikan dalam empat fungsi spesifik, yaitu proses merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengendalikan berbagai usaha dari anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya untuk mencapai tujuan.

KESIMPULAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun