Manusia selalu mencari keadilan praktis dan menginginkan agar kebajikan mendapatkan pahalanya sendiri dan kejahatan mendapatkan hukuman yang setimpal.
Mereka selalu berpihak pada keadilan dan kemanusiaan dan mayoritas dari mereka memiliki keadilan yang ideal. Lebih baik daripada hal-hal yang ada di sekitar mereka.
Lebih adil daripada hukum.
Padahal tidak ada manusia yang seadil gagasannya sendiri tentang keadilan yang mungkin dapat dipraktikkan.
Hasrat dan kepentingannya selalu menyebabkannya tenggelam di bawah cita-citanya sendiri.
Keadilan Hakiki yang selalu dijunjung tinggi dan diupayakan manusia untuk dicapai tidak akan terwujud di dunia ini.
Namun paling tidak
Kita harus mendekatinya sedekat mungkin
Sebagaimana kita harus mendekati demokrasi ideal yang lebih indah daripada Republiknya Plato.
Hanya dengan berhati-hati agar kita tidak dalam upaya untuk mencapai cita-cita yang mustahil.
Berpegang teguh pada kenyataan yang mungkin.
Menginginkan yang terbaik dan puas dengan yang terbaik adalah satu-satunya kebijaksanaan sejati.
Bersikeras pada yang hakiki dan membuang elemen penting yang mengendalikan kebutuhan adalah sebuah kebodohan.
Dalam dunia yang dihuni oleh manusia yang bertubuh dan tentu saja dengan keinginan jasmani dan nafsu hewani, tidak mungkin tidak akan ada keinginan Tidak ada penindasan
Tidak ada perbudakan
Tidak ada rasa takut kepada manusia
Tidak ada rasa takut kepada Tuhan.