Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kejatuhan Moammar Khadafi

23 Juli 2023   22:15 Diperbarui: 23 Juli 2023   23:30 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dunia tidak selalu hitam putih. Dalam politik selalu ada area abu-abu untuk dukungan maupun pertentangan masyarakat. Barat juga meskipun berkuasa bukan berarti bisa berbuat segalanya.

4 Januari 2011 Mohammed Bouazizi melakukan upaya demonstrasi dengan cara membakar diri hingga mengakibatkan peristiwa Arab Spring.

27 Februari 2011 kelompok anti Khadafi mendirikan National Transitional Council.

21 Maret 2011 NATO ikut campur atas desakan rakyat.

Bayangkan...

4 Januari hingga 21 Maret itu waktunya 77 hari alias 11 Minggu. Hanya dalam jangka waktu itu seorang pemimpin yang dulu sangat dicintai lantas di caci maki.

Mengapa rakyat Libya tiba-tiba jatuh cinta pada Barat? Ataukah memang mereka sudah lama membenci Khadafi?

Ada begitu banyak yang berusaha menjatuhkan Erdogan. Namun sayangnya sampai sekarang beliau masih berkuasa. Padahal kalau dibandingkan dengan Khadafi, Erdogan 11 12. Lantas mengapa Erdogan masih berkuasa? Karena rakyat Turki cinta padanya.

Sekarang kita kupas lebih mendalam politik Libya era Khadafi. Moammar Khadafy telah menjadi Kepala Negara sejak tahun 1979. Jauh sebelumnya yaitu tahun 1969 Khadafi telah menjadi pemimpin revolusi.

Jadi sejak tahun 1969 sampai kejatuhannya Khadafi telah berkuasa selama 42 tahun. Bayangkan. Malah lebih lama dari Pak Harto. Sementara dalam politik pemimpin itu tidak boleh lama-lama dalam memimpin sebuah negara. Dua periode cukuplah. Jangan sampai empat generasi. Karena generasi keempat biasanya mudah diprovokasi oleh generasi satu sampai tiga. 

Apalagi pemimpin yang terlalu lama berkuasa malah semakin baper. Lihatlah bagaimana Stalin berkuasa. Terlalu represif sehingga tidak ada ruang sama sekali untuk berpendapat. Akhirnya Sovyet tidak mampu melahirkan pemimpin baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun