Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perencanaan strategis suatu organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok individu. Kinerja bisa diketahui hanyajika individu atau kelompok invidu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau target-target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau target, kinerja seseorang atau organisasinya tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolak ukurnya.
Sedangkan pengukuran kinerja (performance measurement) adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas: efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa (seberapa baik barang dan jasa diserahkan kepada pelanggan dan sampai seberapa jauh pelanggan terpuaskan); hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan. Selain itu, pengukuran kinerja merupakan suatu aktivitas penilaian pencapaian target-target tertentu yang diderivasi dari tujuan strategis organisasi, sehingga pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemenyang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan danakuntabilitas. Disatu sisi, pengukuran kinerja membantu manajer dalam memonitor implementasistrategi bisnis dengan cara membandingkan antara hasil aktual dengansasaran dan tujuan strategis. Disisi lain, pengukuran kinerja adalah suatu metodeatau alat yang digunakan untuk mencatat dan menilai pencapaianpelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan, sasaran, dan strategi sehinggadapat diketahui kemajuan organisasi serta meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas.
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap penyelenggaraanadministrasi publik memicu timbulnya gejolak yang berakar pada ketidakpuasan. Tuntutan yang semakin tinggi diajukan terhadap pertanggungjawaban yang diberikan oleh penyelenggara negara atas kepercayaan yang diamanatkan kepada mereka. Dengan kata lain, kinerja instansipemerintah kini harus siap dengan banyaknya sorotan dari masyarakat atas kinerjanya, karena masyarakat mulai mempertanyakan manfaat yang mereka peroleh atas pelayanan yang diberikan oleh instansipemerintah, sehingga jika pajak yang telah dipungut dari rakyat tidak dikelola untuk semata-mata kemakmuran rakyat dan orang-orang yang dipercayakan mengelola pajak tidak melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya (tidak menunjukkan kinerja yang baik) maka wajarlah masyarakat menuntut, malahan sampai menghujat pihak-pihak yang terkait tersebut, termasuk DJP. Karena walaupun kasus yang menimpa selama ini terkait dengan "oknum DJP", namun sebagai instansi pemungut pajak, kinerja DJP bukan hanya terbatas pada tercapainya target penerimaan pajak, tetapi lebih dari itu, DJP harus berupaya agar pajak yang diterima oleh negara sudah seperti yang seharusnya, tanpa ada "main mata" ataupun penyelewengan yang dilakukan antara aparatnya dengan wajib pajak baik yang terjadi di hulu maupun di hilir ....
Tetapi dibalik tuntutan dan hujatan itu, sebagai masyarakat, mohonlah untuk tetap membayar pajak bung... jangan sampailah ada gerakan "moratorium pembayaran pajak", karena ini menyangkut dengan kepentingan semua masyarakat, yakinlah.... ketika anda telah membayar pajak, maka anda bukan hanya tercatat sebagai warga negara yang baik, tetapi hal itu akan menjadi ladang amal ibadah bagi anda....
Intinya, tetap bayar pajak dan kritisi DJP jika ada aparatnya melakukan kecurangan....