Mohon tunggu...
Andi Bintang
Andi Bintang Mohon Tunggu... Insan Pos Indonesia

Pernah tinggal di Jambi, Bintan, Palembang, Batam sekarang berdomisili di Bandung. Selain berkecimpung di dunia perposan, saya juga seorang praktisi logistik. Saat ini saya sedang menempuh pendidikan Magister Manajemen Logistik (S2) untuk memperdalam pengetahuan sekaligus mengasah kemampuan di bidang logistik modern. Saya percaya bahwa perpaduan antara pengalaman di lapangan dan ilmu akademis akan semakin memperkuat kontribusi saya bagi perkembangan industri logistik Indonesia, khususnya dalam mendukung transformasi Pos Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dari Surat ke Smartphone: Transformasi Layanan Pos Diera Digital

10 September 2025   06:41 Diperbarui: 10 September 2025   13:39 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dunia pos terus bertransformasi mengikuti zaman. (Sumber: Humas Pos)

Di media sosial, influencer berperan menyambungkan brand ke audiens. Di dunia nyata, kurir berperan menghubungkan penjual ke pembeli. Bedanya, kurir membawa barang nyata, bukan hanya konten.

Bagi banyak orang, wajah kurir adalah representasi perusahaan logistik. Sekali kurir ramah, paket sampai tepat waktu, reputasi brand terangkat. Tapi jika kurir datang terlambat dan jutek, citra perusahaan bisa turun drastis.

Maka, di era digital, SDM perposan bukan lagi sekadar pengantar, melainkan duta layanan. Inilah perubahan mindset yang sedang terjadi.

4. Dari Kertas ke Data

Surat menyimpan kata-kata, sedangkan paket menyimpan data. Setiap paket punya nomor resi, histori perjalanan, bahkan jejak digital penerimanya.

Kalau dulu petugas pos membawa tas berisi surat-surat, kini mereka juga membawa smartphone untuk memindai barcode, menandai lokasi, hingga mengunggah bukti foto pengantaran.

Logistik tak lagi sekadar memindahkan barang, tapi juga memindahkan informasi secara real-time. Dunia pos sudah resmi naik kelas menjadi bagian dari ekosistem big data.

5. Apakah Surat Benar-Benar Punah?

Menariknya, di tengah derasnya digitalisasi, surat tidak benar-benar hilang. Ia tetap punya "niche market".

  • Surat resmi pemerintah: banyak dokumen hukum tetap dikirim lewat pos.
  • Kartu ucapan: masih ada orang yang memilih mengirim kartu fisik, karena lebih personal.
  • Filateli: perangko justru menjadi benda koleksi yang bernilai.

Jadi, surat memang tak lagi jadi primadona, tapi ia menemukan tempat baru di era modern.

Dari surat ke smartphone, dari amplop ke paket, dari perangko ke aplikasi---itulah transformasi besar dunia perposan. Sebagai orang yang bekerja di sektor ini, saya percaya pos tidak pernah benar-benar ditinggalkan. Ia hanya berganti wajah mengikuti zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun