Mohon tunggu...
Andi A
Andi A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Belajar Menulis

Teruslah Belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran HOTS Colaborative di Masa Pandemi

18 April 2021   10:30 Diperbarui: 18 April 2021   10:37 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pemerintah (Kemendikbud) mulai tahun ajaran baru (2013) sudah menerapkan kurikulum baru disemua jenjang pendidikan sekolah. Dari jenjang sekolah tingkat SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK mulai tahun ajaran 2013-2014. Kurikulum 2013 sudah berjalan kurang lebih delapan tahun. Semua elemen pendidikan sudah menerapkan kurikulum 2013 dengan baik. Didalam kurikulum 2013 terdapat pembelajaran berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS). Higher Order Thinking Skills (HOTS) merupakan kemampuan berfikir peserta didik di level yang paling tinggi. Peserta didik di tuntut untuk mengembangkan kemampuan berfikir kritis (Critical Thinking and Problem Solving), kolaborasi (Collaborative), komunikasi (Communication), dan kreatif (Creativity and Innovation). Di dalam Higher Order Thinking Skills ini siswa dituntut untuk menganalisa, bertukar informasi, dan memecahkan suatu permasalahan yang sedang dihadapinya.

Salah satu aspek yang terdapat di pembelajaran HOTS adalah keterampilan kolaborasi. Keterampilan kolaborasi adalah keterampilan yang menekankan tentang kepedulian, kerjasama, dan tanggung jawab terhadap suatu permasalahan yang sedang dihadapi peserta didik atau sebuah tim. Melalui pembelajaran HOTS peserta didik diharapkan mampu menganalisa, berdiskusi, dan menentukan pemecahan masalah terhadap permasalahan yang sedang dihadapinya.

Ditengah-tengah proses pembelajaran yang sedang berjalan, wabah Covid-19 di temukan pertama kali di Indonesia pada awal bulan Maret 2020. Salah satu untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 dibidang pendidikan, pemerintah (Kemendikbud) membuat kebijakan yaitu beralihmya proses pembelajaran tatap muka secara serentak berubah menjadi pembelajaran jarak jauh.

Satu tahun lebih sejak kasus Covid-19 ini di temukan di Indonesia, kondisi pandemi Covid-19 secara perlahan mulai mengalami penurunan kasus baru. Akan tetapi proses pembelajaran masih belum bisa dilaksanakan secara maksimal. Banyak sekali sekolah masih melakukan proses pembelajaran menggunakan pembelajaran jarak jauh. Ada beberapa aplikasi yang bisa digunakan sebagai penunjang pembelajaran jarak jauh, aplikasi ini diantara lain Zoom (platform video conference), Google meet (platform video conference), Google Classroom, Google Form, dan WhatsApp. Sebagian besar pendidik dan peserta didik menggunakan aplikasi WhatsApp Grup karena penggunaan yang relatif mudah dan hanya memerlukan sidikit koneksi internet dalam pengunaannya.

Pembelajaran jarak jauh memiliki permasalahan dam implementasi dilapangannya, permasalah penbelajaran jarak jauh diantaranta adalah;

  • Terjadinya batasan interaksi antara pendidik dan peserta didiknya, hal ini bisa mempersulit siswa dalam memahami materi yang sedang dipelajari.
  • Keterbatasan waktu pembelajaran, hal ini membuat pendidik dan tenaga pendidik kesulitan dalam menuntaskan materi pembelajaran dengan maksimal.
  • Terjadinya kesenjangan terhadap materi yang sedang di pelajari peserta didik. Peserta didik yang aktif akan semakin aktif dan peserta didik yang pasif akan semakin pasif.
  • Minimnya pengetahuan ilmu teknologi pembelajaran bagi pendidik maupun peserta didik. Hak ini membutuhkan waktu bagi keduanya untuk mempelajari dan beradaptasi terhadap perubahan pembelajaran tatap muka ke pembelajaran jarak jauh.
  • Sarana dan prasarana pendukung yang kurang mendukung. Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah Laptop atau Handphone yang kurang memadahi, banyak sekali peserta didik belum memiliki handpone berbasis android. Selain itu koneksi internet masih belum menghubungkan seluruh pelosok negeri. Padahal ini menjadi syarat wajib untuk mengimplementasi pembelajaran jarak jauh.   
  • Kegiatan pembelajaran lebih dominan dalam pemberian penugasan kepada peserta didik, hal ini membuat proses pembelajaran berbasis HOTS kurang bisa diimplementasi secara maksimal.

Adanya berbagai permasalahan yang ada pada pembelajaran jarak jauh pemerintah (Kemendikbud) telah memberikan bantuan kouta internet bagi seluruh pendidik dan peserta didik. Menerbitkan kurikulum darurat yang bisa digunakan pendidik untuk menunjang pembelajaran jarak jauh, dan adanya program belajar dari rumah yang di tayangkan TVRI dan channel YouTube Kemendikbud.

Adapun cara menunjang pembelajaran jarak jauh berbasis HOTS diantara lain pendidik menyiapkan video interaksi sehingga peserta didik bisa memperagakan materi yang sedang di pelajari. Setelah peserta didik mempraktikan materi yang ada di video interaktif, peserta didik akan mudah memahami materi yang sedang dipelajarinya.

Nama               : Andi Aprilianto

Instansi           : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Prodi                : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun