Mohon tunggu...
Andhika Pratama Putra
Andhika Pratama Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa di Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pentingnya Rasa Nasionalisme Pada Generasi Milenial

30 Juli 2021   19:42 Diperbarui: 30 Juli 2021   19:43 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Nasionalisme adalah paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Artinya, orang yang memiliki rasa nasionalisme adalah orang yang mencintai bangsa dan negaranya.  Nasionalisme ini sudah dikenal sejak akhir abad ke-18, tepatnya diawali dengan terjadinya Revolusi Amerika dan Revolusi Perancis yang terjadi pada kisaran tahun 1700-an.

   Di Indonesia sendiri, nasionalisme mulai bangkit pada abad ke-19 dan abad-20. Berawal dari lahirnya organisasi Budi Utomo yang didirikan oleh Wahidin Soedirohoesodo dan Soetomo. Hal itu dilatarbelakangi oleh tujuan dari organisasi Budi Utomo itu sendiri, yaitu untuk menjamin kehidupan bangsa yang terhormat. Selain itu, di organisasi Budi Utomo pun para pelajar ditanamkan rasa cinta tanah air, rasa persatuan, dan rela berkorban demi tercapainya bangsa Indonesia yang merdeka. Dengan adanya rasa nasionalisme ini pada akhirnya membuat bangsa Indonesia menjadi negara yang berdaulat dan merdeka berkat perjuangan para pejuang yang memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.

   Maka sudah kita ketahui bahwa pemuda-pemuda Indonesia pada zaman dahulu memiliki rasa nasionalisme yang tinggi demi kemerdekaan Indonesia. Lalu, bagaimana dengan nasionalisme di kalangan pemuda masa kini atau yang biasa kita kenal dengan istilah generasi milenial?

   Pada zaman sekarang ini, teknologi sudah semakin canggih dan sudah berdampak pada dunia, inilah yang kita sebut sebagai era globalisasi. Dampak ini dapat berupa dampak positif maupun negatif. Dampak positifnya antara lain, perubahan tata nilai dan sikap yang semakin maju, berkembangnya IPTEK, meningkatkan kualitas kehidupan manusia, dan lain-lain. Selain dampak positif, ada pula dampak negatifnya antara lain, lunturnya nilai budaya asli, perubahan gaya hidup yang lebih bersifat individualis, dan lain-lain.

   Melihat dari dampak negatif yang ditimbulkan tersebut, kita dapat menilai bahwa hal tersebut dapat mengancam jiwa nasionalisme yang terdapat dalam diri para pemuda. Jika nilai budaya sudah luntur itu artinya bangsa kita akan kehilangan jati dirinya di masa yang akan datang. Jika para pemuda bersifat individualis, itu artinya sila ke-3 pancasila yaitu "Persatuan Indonesia" sudah mulai pudar. Banyak contoh nyata dari sebagian generasi milenial di Indonesia yang rasa nasionalisme pada dirinya sudah mulai memudar, antara lain lebih menyukai budaya luar daripada budaya Indonesia, bangga memakai produk impor, gaya hidup kebarat-baratan, dan individualistis.

   Hal ini harus menjadi perhatian kita bersama. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama agar masalah ini dapat diatasi. Menurut penulis, upaya pemerintah dalam mengatasi hal ini antara lain, memperbanyak cagar budaya, memperbanyak acara pentas budaya di berbagai daerah terutama di perkotaan, mengajak para generasi muda untuk mempelajari budaya, memperbanyak pameran-pameran barang buatan Indonesia agar lebih dikenal oleh masyarakat luas terutama para pemuda, menekankan pendidikan moral dan sikap gotong royong kepada para siswa di sekolah. Selain itu, tentu saja harus ada kemauan dan tekad dari generasi milenial itu sendiri untuk mengenal lebih dekat tentang kebudayaan Indonesia.

   Jika generasi milenial sudah mengenal kebudayaan bangsa kita maka rasa cinta terhadap kebudayaan itu akan muncul dengan sendirinya. Jika rasa cinta itu sudah muncul maka rasa nasionalisme atau cinta tanah air juga akan muncul. Pada akhirnya, dampak negatif dari paparan di atas akan teratasi. Jika sudah seperti itu, budaya bangsa kita tidak akan pudar dan bangsa kita akan semakin maju karena para pemuda yang sangat cinta dengan negaranya sendiri.

   Maka dari itu, kita sebagai penerus bangsa Indonesia tidak boleh melupakan budaya kita sendiri. Kita boleh menyukai budaya luar, tapi jangan sampai rasa cinta itu melebihi rasa cinta kita terhadap budaya lokal. Selain itu, jangan lupa agar selalu mengamalkan nilai-nilai dalam Pancasila. Marilah kita bangun dan tingkatkan rasa nasionalisme kita terhadap bangsa Indonesia agar bangsa kita semakin berdaulat dan mari kita harumkan nama Indonesia di kancah dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun