Mohon tunggu...
anazalmansour
anazalmansour Mohon Tunggu... Anaz Almansour I Motivator Kepribadian

Anaz Almansour Adalah Motivator Kepribadian dan Trainer Pengembangan Kepribadian, Certified Profesional Emotion Coach serta penulis buku best seller Zero Emotion juga Zero Emotion Learning juga Expert sebagai Coach Leadership "Zero Emotion Leadership Dan Training Zero Emotion Quotient (ZEQ)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Zero Emotion Quotient | Menjadi Pribadi Yang Tenang

6 April 2025   20:11 Diperbarui: 6 April 2025   20:11 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisdom Motivation - Anaz Almansour 

Zero Emotion Quotient | Menjadi Pribadi Yg Tenang

KETENANGAN adalah ciri orang beriman. Tidak grasak-grusuk, tidak panikan, tidak emosional, dan selalu mengambil keputusan didasari pertimbangan yang jernih.

Orang yang tenang selalu mengembalikan pahit manis setiap kejadian kepada Allah. Karena ia senantiasa sadar, tidak ada satu pun peristiwa kecuali mutlak ada dalam pengetahuan dan kekuasaan Allah.

Memang ada kalanya peristiwa terjadi begitu tiba-tiba, sangat mengejutkan, sehingga membuat pikiran dan perasaan kita campur aduk. Namun, dalam kondisi seperti ini ada orang yang sangat ekspresif. Ia langsung berkata-kata dan bersikap sangat emosional, bahkan hingga tidak terkendali. Seringkali orang yang demikian akan menyesal di kemudian hari, akibat sikapnya tersebut.

Beda halnya dengan orang yang terlatih bersikap tenang. Setiap kali ada kejadian yang sangat mengejutkan dan tidak mengenakkan, ia bisa menahan diri terlebih dahulu untuk meredam emosinya. Hingga kemudian jika sudah mereda, barulah ia merespon kejadian tersebut dengan tutur kata dan sikap terbaik yang bisa ia lakukan.

Respon spontan yang terlontar dari lisan maupun dari sikapnya adalah respon yang terjaga karena ingat kepada Allah.
Spontan saja lisannya melontarkan kalimat zikir menyebut asma-Nya. Bukan ratapan, sumpah serapah, cacian, makian, kutukan atau gerutuan yang tiada berguna. Dengan kata lain, orang yang tenang sangat identik dengan akhlak mulia. Karena respon spontan itulah cerminan akhlak seseorang.

Orang yang tenang kadangkala tampak seperti orang yang lemah. Padahal, sesungguhnya tidaklah demikian. Orang yang tenang justru pemilik kekuatan. Karena tidak banyak orang yang mampu mengendalikan emosinya.

Bagaimana mungkin orang yang tidak bisa bersikap tenang bisa disebut orang yang kuat, jika mengendalikan dirinya sendiri saja ia tidak mampu. Ketika tidak bisa mengendalikan emosinya, maka ia tidak akan bisa mengendalikan pikiran, hati, ucapan dan tindakannya. Jika sudah demikian, hilanglah kehormatannya.

Tenang adalah jalan kebaikan, tangga kesuksesan, akhlak mulia yang menjadi ciri dari keimanan. Semoga kita tergolong orang yang semangat untuk terus melatih diri agar senantiasa bersikap tenang menghadapi situasi apa pun, baik yang sesuai dengan keinginan kita atau pun tidak, baik yang menyenangkan atau pun tidak.

Anaz Almansour
Penulis Buku Zero Emotion Learning

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun