semalam,
Tuhan memberikan kesempatan bagiku untuk memandangmu meski dari kejauhan
di bawah panggung pementasan,
aku berbaur bersama berbagai kalangan yang haus akan siraman
duduk bersila berhimpitan di pelataran, semata untuk mensyukuri salah satu pemberian Tuhan
berwujud engkau, Gus, yang tidak lain dan tidak bukan
aku yang akhir-akhir ini suka menulis puisi,
terasa tak ada artinya, Gus
kala puisi-puisimu yang sejuk meresapi
dapat kudengar langsung dari orang-orang yang tak ragu untuk membawakan
puisimu penuh pesan, sedang aku, tak jarang penuh paksaan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!