Mohon tunggu...
Anang P Armanto
Anang P Armanto Mohon Tunggu... Tentara - A doctoral program student at Indonesia Defense University

a navy officer with the rank of CDR, running with INDF PKC now as Kabagopspamlat Satlat,

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menyiapkan Peacekeeper di Era Pandemi Covid-19

24 Oktober 2021   12:00 Diperbarui: 24 Oktober 2021   12:10 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indobatt vehicles on a training field (PMPP TNI)

Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang sangat besar yang membahayakan kehidupan dan penghidupan dari banyak orang di seluruh dunia. Terutama bagi orang-orang yang terjebak dalam konflik dan sering tinggal dalam kondisi sempit dan tidak sehat di tempat pengungsian, sehingga  risiko yang sangat besar akan menanti mereka.

Akankah pandemi Covid-19 juga secara tegas mengubah pemeliharaan perdamaian, pembangunan perdamaian, dan bahkan keterlibatan kemanusiaan sebagai penjaga perdamaian? Hal tersebut akan menambah beban pada komunitas penjaga perdamaian sehingga rentan dalam penyelesaian pelaksanaan tugasnya.

Negara Indonesia merupakan salah satu negara anggota PBB yang secara aktif mengirimkan pasukannya yang bernama pasukan Garuda, untuk ikut serta dalam menjaga perdamaian dunia berdasarkan resolusi dewan keamanan PBB. Sudah sejak tahun 1957 negara Indonesia mengirimkan pasukan garuda pertamanya ke Mesir hingga sekarang masih terus mendukung segala resolusi dewan keamanan PBB terkait menjaga perdamaian dunia di berbagai negara konflik, baik di benua Afrika maupun negara negara di timur tengah, melalui battalion kontingen pasukan, staff militer maupun military observer.

Sebelum mengirimkan pasukan ke berbagai negara atau daerah konflik, sudah pasti pasukan Indonesia dilatih melalui serangkaian pelatihan hingga membuat pasukan tersebut terlatih dan profesional dalam mengemban tugas di bawah payung PBB, selaras dengan standar yang berlakusaat itu.

Pandemi covid 19 mengubah segalanya, berawal pada medio awal tahun 2020 negara Indonesia bahkan dunia dihantam badai pandemi covid 19, sehingga dibutuhkan suatu strategi dan cara yang baru yang bisa diterima sesuai dengan protokol Kesehatan yang distandarkan PBB. Beda negara akan lain pula cara penangananya.

PMPP TNI bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelatihan kepada seluruh pasukan dari Indonesia, sebelum diberangkatkan ke daerah konflik sesuai dengan misi yang diamanatkan. Perubahan pola pelatihan dan protokol Kesehatan digunakan dengan harapan calon pasukan penjaga perdamaian dunia ini terbekali ilmu yang baik sesuai era pandemi covid 19.

Hal yang bisa dilaksanakan oleh PMPP TNI yaitu, melaksanakan pengawasan melekat yang sangat ketat kepada seluruh peserta yang ikut kepelatihan. Pemusatan latihan ini pasti akan mengumpulkan puluhan bahkan ratusan personel dalam satu tempat, dimana kegiatan ini akann sangat berpotensi dalam penyebaran covid 19,

Diawali dengan seleksi kepada seluruh prajurit yang telah memenuhi syarat dari Angkatan darat, Angkatan Laut maupun Angkatan Udara. Kesehatan menjadi prioritas utama. Pelaksananaan swab untuk pengecekana awal dilaksanakan bila perlu menggunakan sistem PCR sehingga prajurit yang diundang untuk seleksi sudah benar benar bebas dari covid 19. Vaksin mutlak diperlukan dalam pelaksanaan seleksi ini, akan tetapi TNI memberikan kemudahannya dengan mewajibkan semua tentara untuk melaksanakan vkasin sesuai dengan kebijakan pemerintah.

Dilanjutkan dengan pelaksanaan pelatihan, ini dilaksananakan dengan waktu yang tidak lama setelah diumumkan siapa yang berhak untuk dilatih dan nantinya akan berhak memakai baret biru PBB. Latihan ini dipusatkan di PMPP TNI yang berlokasi di Sentul Bogor, area IPSC (Indonesia peace and security center). Area seluas lebih dari 260 hektar ini digunakan untuk menyiapkan pasukan garuda dalam berbagai misi dan konflik dengan permasalahan yang berbeda. Sekali lagi protokol covid 19 diterapkan secara ketat.

Pertama dengan mengecek kelengkapan administrasi dari satuan awal yang tentunya dilengkapai dengan keterangan telah melaksanakan vaksin dan diperkuat dengan hasil swab antigen dengan hasil negative, walaupun pada awal pembukaan Latihan, PMPP TNI juga melaksanakan test swab ulang untuk semua pelatih, peserta dan seluruh pendukung Latihan penyiapan pasukan perdamaian yang disebut Pre deployment training.

Kedua dengan menempatkan barak pasukan yang berjauhan dan tidak mudah berinteraksi diantara peserta. Pembagiannya diutamakan antara female dan male. Barak yang tersedia sejumlah 8 barak dengan tiga tingkat pada setiap baraknya, sehingga bisa menampung lebih dari 800 personel pada setiap kegiatan Latihan. Kebersihan dan kerapian barak serta sanitasi yang baik menjadi prioritas utama dalam penempatan peserta Latihan di barak, dengan tujuan mereka tetap sehat imun tetap terjaga dengan baik yang apada akhirnya covid 19 tidak akan bisa beredar dan menyebar.

Ketiga adalah pelaksanaan latihan, latihan ini berlangsung selama 30 hari penuh dengan dibagi empat tahap, diawali dengan tahap materi pokok, tahap materi pendukung, tahap materi teknis diakhiri dengan tahap praktek aplikasi. Situasi dan kondisi saat pelaksanaan latihan ini merupakan waktu yang rentan untuk penyebaran covid 19, hal yang dilaksanakan adalah, meyakinkan bahwa semua personel latihan baik penyelenggara (PMPP TNI), peserta latihan dan juga pendukung latihan lainnya. Penggunaan sarana online dalam pemberian materi sering kali dilakukan dengan tujuan covid 19 tidak tersebar. Pembagian kelas dengan interval jarak tiap kursinya juga dilakukan. PMPP TNI mempunyai sara dan prasarana yang lengkap dalam mendukkung kegiatan pre deployment training ini, ada 6 kelas kecil, 2 kelas sedang 1 auditorium dan 1 gedung aula. Jadwal yang digunakan juga lebih fleksibel dibandingkan waktu latihan sebelum ada pendemi covid 19. Pembatasan interaksi dengan orang luar juga diberlakukan

Keempat waktu selesai pelaksaan latihan, sebelum dikembalikan ke unit masing masing dan nantinya akan kembali ke PMPP TNI untuk melaksanakan marshalling atau pemusatan sebelum keberangkatan, dilakukan test swab dan bila meragukan hasil tes swab nya maka PMPP TNI akan bekerjasama dengan RS militer terdekat yaitu RS Salak yang ada di bogor, untuk penangganan lanjutan, sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah dalam penanganan pandemic covid 19.

Ruang karantina juga disiapkan oleh PMPP TNI, apabila ada penyelenggara, peserta ataupun pendukung latihan lainnya ada yang terkena covid 19. Ruang karantina ini berbeda dan berjarak agak jauh dari tempat latihan PDT. Koordinasi melekat dengan satuan Kesehatan mabes TNI juga terus dilaksanakan dalam memantau kegiatan latihan PDT.

Tindakan apa yang dilakukan apabila ada yang teridentifikasi terkena covid 19? Tentunya saja kegiatan yang cepat dan tanggap dilakkukan untuk melaksanakan observasi dan tindakan medis lanjutan, mengecek dengan swab antigen, mengistirahatkan dengan memasukkan ke kamar karantina (isolasi) kemudian mengirmkan ke RS yang ditunjuk untuk penanganan yang lebih intensif.

Untuk itu semua prajurit sebelum bergabung mengikuti pelatihan ini diwajibkan mengikuti tes swab, dengan hasil negative, selanjutnya briefing awal juga perlu dilaksanakan sebagai penekanan untuk mematuhi protokol Kesehatan yang berlaku di PMPP TNI. Disiplin merupakan kunci utamanya, disamping sikap tegas pemimpin atau komandan latihan dalaam pelaksanaan kegiatan PDT.                                        

Kesimpulannya adalah menyiapkan pasukan penjaga perdamaian dibawah payung PBB pada era pandemic covid 19 dibutuhkan ketelitian dan kewaspadaan yang lebih dari biasanya, dimulai dari (1)Koordinasi awal dengan level atas, samping dan bawah, (2) pengawasan pada Pertengahan Latihan dengan melakukan tes swab untuk memantau penyebaran covid 19 terjadi atau tidak, (3) waktu pengakhiran latihan melakukan serangkaian penutupan dengan tetap mematuhi protokol Kesehatan, (4) kegiatan evaluasi latihan, lesson learned bisa digunakan dengan harapan kegiatan penyiapan pasukan selanjutnya bisa lebih tertib, terarah dan efisien sehingga pasukan penjaga perdamaian dapat denga aman melaksanakan misi di daerah konflik sesuai dengan standar PBB, dan hasil akhirnya adalah peacekeeper Indonesia memenui syarat untuk bergabung pada misi PBB sebagai sustainability atau keberlanjutan misi sebelumnya dengan protokol covid 19.

GARUDA!! Salam sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun