Mohon tunggu...
Ananda DwiSafitri
Ananda DwiSafitri Mohon Tunggu... Penulis - On

find me on ig : @anandadwisafitri27

Selanjutnya

Tutup

Nature

Masalah Sampah yang Tak Kunjung Selesai di Indonesia

9 Maret 2020   17:13 Diperbarui: 9 Maret 2020   17:07 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar kata sampah sudah tak asing lagi terdengar ditelinga kita. Sampah merupakan penyakit besar untuk suatu negara karena dalam jangka waktu yang panjang akan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti terjadi banjir sebab tersembatnya saluran irigasi yang tertutup oleh sampah. Sampah terbagi kedalam 2 jenis yaitu sampah organic dan anorganik.Dimana sampah anorganik berasal dari sampah dari bahan-bahan non-hayati baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang dan tidak mampu terurai sedangkan organik yaitu sampah yang bisa mengalami pelapukan dan terurai yang biasa disebut dengan kompos.

            Indonesia menjadi negara kedua penghasil sampah terbanyak didunia, setelah China pada 2019 ini Indonesia menghasilkan sampah sekitar 66-67 juta ton atau meningkat 3 juta ton dari tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 64 juta ton. Sebagian besar sampah yang dihasilkan berasal dari sampah rumah tangga hingga kegiatan usaha. Diperkirakan hanya 40 hingga 60% sampah yang dapat terangkat ketempat pembuangan akhir, sisanya terbuang sembarangan. Masyarakat yang tinggal diperkotaan dan daerah penyangganya, telah menghasilkan sampah lebih besar dari pada daerah lainnya.

            Sampah yang paling mendominasi yaitu sampah plastik. Begitu banyak sampah plastik bertebaran dimana-mana  terutama sampah plastik menumpuk disungai dan mencemari sungai. Pertumbuhan industry minuman yang sangat pesat tentu saja akan menghasilkan pertumbuhan jumlah sampah plastik semakin banyak. Terlebih saat ini kapasitas pengolahan limbah plastik masih terbilang minim. Indonesia memiliki populasi pesisir sebesar 187,2 juta yang setiap tahunnya menghasilkan 3,22 juta ton sampah plastic yang tak terkelola dengan baik.

            Banyaknya sampah yang berserakan dilaut memiliki pengaruh yang besar dalam ekosistem laut, dimana banyaknya ikan-ikan dilaut yang harus mati secara perlahan dikarenakan memakan sampah plastik. Adapun dampak akibat polusi sampah yaitu terinfeksi saluran pencernaan, tifus, disentri, dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena dengan adanya sampah yang menumpuk tanpa dibuang ketempat yang selayaknya, binatang pembawa penyakit seperti lalat akan menjadi semakin banyak dan tentu saja, itu bukan satu-satunya dampak buruk lingkungan terhadap manusia.

Solusi yang mungkin bisa dilakukan untuk mengatasi masalah sampah di daerah tempat tinggal.

Untuk Indvidu :


- Bangkitkan Kesadaran dan Kepedulian Kita Tentang Lingkungan

Karakter "masa bodo" dan "sok praktis" sudah mendarah daging pada diri masyarakat Indonesia. Pemerintah juga sudah pasti kehabisan akal bagaimana cara efektif untuk membuka hati masyarakat. Berbagai sosialisasi, program penyuluhan, himbauan sampai denda sekalipun ternyata berbuah nol. Sekarang waktunya kita sendiri untuk sedikit merenungkan hal ini. Berhentilah menyalahkan pemerintah atau Pemda setempat mengenai masalah ini. Karena prilaku tidak bersih ini memang berawal dari masyarakat.

- Mengisi waktu luang dengan keterampilan

Untuk pribadi yang terdidik seperti pelajar atau mahasiswa setempat diharapkan untuk membantu proses penanggulangan sampah daur ulang. Sekarang kan sudah banyak dijumpai contoh daur ulang sampah yang menjadi nilai jual yang tinggi.

- Cobalah Kurangi Pemakaian Plastik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun