Tujuh Hari Nan Tak Kunjung Usai
Â
Â
Kenapa masih menunggu ..
Apa nan dinanti?
Bukankah yang tlah dilukis onak tak kan pernah menutup luka
Jangan berisik lagi tentang andaikan Â
Apa lagi yang masih bersisa?
Bukankah buliran air mata itu telah menjadi se-onggok batu
Usah lagi melambungkan tanya tinggi-tinggi
Biarkan waktu yang mencatat segala senda-gurau itu!
Ayo beringsut pergi
Pejamkan saja mata-mata basah itu dan kembalilah tersenyum
Esok nanti waktu pasti akan mematut janji
Tentang bilangan hari-hari yang kiranya telah sengaja dibunuh mati.
Â
Â
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!