Mohon tunggu...
ANANDA ALFIKRO
ANANDA ALFIKRO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Walisongo Seorang Pengajar, Peneliti, dan Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Representasi dan Korelasi Lagu "Runtah" terhadap Perilaku Sex Bebas dalam Kultur Jawa Barat

18 Juni 2023   09:00 Diperbarui: 18 Juni 2023   09:06 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lagu Runtah merupakan sebuah hasil karya dari seorang musisi terkenal Doel Sumbang yang mana lagu tersebut kini kembali menjadi bahan hangat bincangan publik di Indonesia. Sebagian menganggap bahwa substansi dari lagu tersebut merupakan tindakan pelecehan dan penghinaan martabat seorang perempuan namun, sebagian lagi menganggap lagu tersebut bernilai tidak mendidik dan mengandung unsur-unsur pornografi. Sang penyanyi Doel Sumbang memberikan klarifikasinya mengenai lagunya yang pada saat ini kembali viral di media massa khususnya Internet. Beliau menegaskan bahwa lagu tersebut bukan berisi tentang penghinaan martabat wanita tetapi, menjadi sebuah Pepeling (pengingat) bagi seorang perempuan agar jangan sampai mempunyai karakteristik yang terdapat dalam lagu Runtah. 

Lagu "Runtah" berkisah tentang seorang wanita yang cantik tapi bertingkah seperti "sampah" karena dia sangat mudah tergoda dan banyak berganti laki-laki sebagai pasangan yang kemudian, si wanita tersebut rela diperbuat apapun asalkan laki laki tersebut mau dan menerima si wanita itu dan tak heran jika rela melepas kehormatannya demi laki laki yang dia suka.

Kemudian dalam lagu tersebut dikatakan bahwa si wanita selalu saja bergonta ganti pria setiap minggu nya dengan wajahnya yang dirias sedemikian rupa yang mana, dalam lagu runtah dikatakan kalau kulitnya sekuning kulit pisang, giginya seputih tepung terigu, bibirnya merah seperti jengger ayam dan matanya berwarna coklat susu. 

Jadi, lagu Runtah memiliki arti bahwa siapapun yang terlihat murahan adalah orang buangan atau sampah masyarakat. Banyak orang berasumsi bahwa esensi dari lagu Runtah yang diperkenalkan oleh Doel Sumbang menceritakan tentang kehidupan seorang Pelacur.(DetikJabar, 2022) Yang menurut penyusun merasa kasihan adalah ketika yang mendengarkan lagu ini tidak mengerti dan memahami isi yang tersirat kemudian, didengarkan oleh anak anak dibawah umur membuat mereka mendapatkan doktrin sesuai yang terdapat dalam lagu tersebut. Karena sejatinya Tetempoan (tontonan), kekrunngon (pendengaran) adalah tuntunan. 

Kata silih asih silih asah silih asuh adalah semboyan orang Sunda atau Jawa Barat, dan semboyan ini dimaksudkan untuk mempererat persatuan Jawa Barat. Orang Sunda yang menanamkan dalam diri mereka peribahasa silih asih silih asah silih asuh yakni fundamen kehidupan yang harus selalu dipegang teguh.

Padahal, kalimat ini lahir dari budaya atau karakter orang Sunda sendiri yang selalu memperlakukan orang dengan kebaikan, perlindungan dan saling berbagi. Yang pertama adalah silih asah kalimat ini memiliki arti jatuh cinta atau jatuh cinta. Karakter pertama yang harus dimiliki setiap orang adalah saling mencintai, saling mencintai, saling mencintai. Ketika watak welas asih ini ditanamkan pada setiap orang, maka setiap orang akan merasa aman dan nyaman dalam kehidupan sehari-harinya. 

Yang kedua merupakan Silih asih yang dimaksudkan bahwa kita manusia saling mengasah atau saling berbagi ilmu, dan bisa juga diartikan sebagai arti lain untuk saling mengajar, artinya kita harus saling mendidik dengan memberi petunjuk. Jadi kemakmuran terjadi ketika semua orang sudah memiliki ilmu, dan tidak mudah dibodohi oleh orang lain. Misalnya, negara menyediakan fasilitas pendidikan yang tersedia bagi masyarakat. Dan yang ketiga sekaligus yang terakhir yakni Silih asuh merupakan kita semua harus memiliki kasih sayang, kita akan melengkapinya dengan pengasuhan. Silih asuh ini artinya saling melindungi, saling menjaga, saling memelihara dan membimbing semua insan.

Masyarakat sunda sejatinya mempunyai Pepakem yang didalamnya sudah mengatur hubungan masyarakat melalui fundamen silih asah, silih asih dan silih asuh dimana didalamnya sudah mengatur moralitas dan substansinya telah mengatur pula nilai dan norma yang berlaku di masyarakat Jawa Barat (Sunda). Jika dikaitkan dengan lagu Runtah menurut penyusun adalah sebuah ketidakbenaran dan ketidakbolehan suatu lagu yang mana didalamnya cukup mengandung hal yang tabu dan tidak etis untuk didengarkan bagi orang orang yang tidak mengetahui esensi yang terdapat dalam lagu tersebut. Namun sebenarnya lagu Runtah ini diciptakan karena adanya keresahan yang dialami oleh pencipta lagu terhadap perilaku perempuan yang tidak seharusnya dan kurang mencerminkan moralitas, nilai, dan norma dalam penduduk Sunda dengan aliran silih asah, silih asih, dan silih asuh. 

Representasi mulai lagu Runtah merupakan hal yang nyata dan terjadi di kenyataan hal ini bisa dibuktikan dengan data data yang telah penyusun ambil yang mana, tindakan pelacuran masih marak terjadi dan terulang di wilayah Jawa Barat. Lalu, bagaimana korelasi lagu ini dengan dasar silih asah, silih asih, dan silih asuh untuk penduduk Jawa Barat.

kumparan.com
kumparan.com

Sejatinya, persepsi pokok lagu Runtah merupakan suatu penyimpangan dari semboyan itu sendiri. Disini pencipta lagu berusaha memberikan gambaran bagi masyarakat terhadap perilaku yang tidak sepatutnya ada dengan perilaku yang sepatutnya diterapkan. Hadirnya lagu Runtah ini menjadi bukti bahwa ternyata aliran silih asah, silih asih, dan silih asuh belum seutuhnya diimplementasikan nilainya. Semboyan ini sudah memiliki makna, nilai, dan dampak yang baik bagi kehidupan dalam masyarakat, akan tetapi masih diperlukannya pembenahan dalam perilaku masyarakat yang memiliki semboyan tersebut. Satu versi yang mampu dilaksanakan guna membuat semboyan terkandung semakin diaktualisasikan nilainya ialah dengan meningkatkan rasa peduli dan kasih sayang antar sesama melalui kesadaran dalam memahami arti semboyan itu sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun