Mohon tunggu...
Ananda Eka Yulia
Ananda Eka Yulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - nanda

Menulis mengajarimu bahwa yang terucap bisa saja kamu lupakan. Namun, yang kamu tuliskan akan selalu ada.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Filsafat Esensialisme Dalam Pendidikan Modern

24 Desember 2021   17:37 Diperbarui: 24 Desember 2021   17:50 1818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Pendahuluan

Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk merubah dunia dan jika kita berbicara tentang pendidikan maka tidak akan pernah ada habisnya. Ibaratnya pendidikan adalah magnet yang menarik perhatian many people. Pendidikan itu sendiri mempunyai arti, yaitu usaha-usaha yang dilakukan oleh orang dewasa yang sadar akan fitrahnya sebagai manusia dalam membimbing, melatih, mengajar dan menanamkan nilai-nilai. Pandangan hidup dasar generasi penerus agar menjadi pribadi yang bertanggung jawab atas tugasnya sesuai dengan fitrah manusia.(Dahniar, 2021)

Secara lebih luas, persoalan pendidikan merupakan persoalan yang menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia. Bahkan pendidikan menghadapi pertanyaan yang belum terjawab ini mengungkapkan analisis ilmiah murni, tetapi membutuhkan analisis dan pemikiran yang mendalam, yaitu analisis filosofis. Sebagaimana disepakati kedua belah pihak, pendidikan harus berlandaskan pada nilai-nilai yang membawa stabilitas. Untuk mencapai ini, nilai-nilai ini perlu dipilih dan memiliki urutan yang jelas dan teruji waktu. Perhitungan Renaisans adalah asal mula munculnya pandangan esensialis awal.(Mardiatul, 2020)

Esensialisme meyakini bahwa education wajib berasas pada tradisi yang sudah ada semenjak awal kemajuan manusia. Secara umum, pemikiran pendidikan esensialis didasarkan pada pemikiran tradisional adiluhung dan realisme. Kedua ajaran tersebut merupakan pendukung esensialisme, namun tidak bersatu dan tidak membebaskan ciri khasnya masing-masing.(Yunus, 2016)

Isi / Pembahasan

1. Karakteristik Esensialisme

Esensialisme yang berkembang pada masa Renaisans. Aliran esensialis percaya bahwa pendidikan didasarkan pada berbagai bentuk fleksibilitas Akar penyebab perubahan konsep, mudah bergoyang ke kiri dan ke kanan, dan kurangnya arah, karena itulah pendidikan harus berlandaskan pada kestabilan. ciri-ciri filsafat esensialisme dalam pendidikan :

  • Usaha belajar yang membuat siswa tertarik akan lebih diminati daripada dorongan dari dalam diri siswa sendiri
  • Pengamatan dan tuntunan dari orang dewasa sudah tertanam saat balita dalam jangka waktu lama atau keterlibatan yang spesifik pada satuan manusia
  • Disiplin merupakan bagian yang spesifik dari pendidikan, maka menumbuhkan kedisiplinan adalah cara yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.
  • Esesialisme menganjurkan sebuah teori yang teguh mengenai pendidikan

2. Pemikiran Filsafat Nativisme

Pemikiran esensialisme adalah pemikiran yang mengharapkan many people akan kembali ke tradisi lama. Mereka menganggap budaya kolot itu telah melakukan banyak hal baik bagi manusia. Budaya lama yang mereka sebut mengacu pada budaya yang telah ada sejak saat peradaban manusia pertama. Namun, yang paling mereka pimpin adalah peradaban sejak Renaissance yang berkembang sekitar abad 11, 12, 13, dan 14. Selama Renaisans, berusaha untuk bangkit kembali Ilmu pengetahuan, seni dan budaya kuno, terutama di Yunani dan Romawi kuno.

Esensialisme pendidikan modern merupakan tindakan pendidikan protes terhadap skeptisisme dan sinisme gerakan progresif tentang nilai-nilai yang terpatriar dalam peninggalan budaya/sosial. Menurut esensialisme, nilai-nilai kemanusiaan secara bertahap terbentuk melalui kerja keras dan perjuangan ratusan tahun, dan berakar pada gagasan dan ideal yang dapat bertahan dalam ujian waktu. Esensialisme berkeyakinan bahwa education harus dilandasi dengan nilai otoritas yang sudah terbukti.

Esensialisme adalah sebuah filosofis yang menggabungkan filsafat idealis objektif dan realisme faktual. Oleh karena itu, secara alami ada yang berbicara bahwa Plato adalah pendiri prinsip-prinsip filsafat aliran ini, atau Aristoteles dan Democratos sebagai. Meskipun lalu lintas semacam ini muncul di filsafat berdasarkan idealisme Plato dan realisme Aristoteles, tetapi tidak berarti, kedua aliran ini melebur menjadi esensialisme. Pemikiran esensialisme keluar pertama kali di abad pertengahan. Pemikiran ini mendambakan agar people kembali pada budaya lama kerana karena budaya sudah memberi banyak kebaikan bagi many people. Berikut ini kesimpulan yang bisa didapatkan dari penjelasan di atas :

  • Esensialisme berjalur pada faktualisme objektif dan idealis objektif yang modern, yang berarti emua yang terjadi di semesta ini sudah hukum alam, jadi kita senagai manusia hanya memahami hukum alam untuk adaptasi dan manejemen.
  • Media pendidikan sebagai pengenalan siswa pada karakteristi alam dan peninggalan budaya.
  • Nilai-nilai didalamnya harus berkaitan antara ide dengan faktual
  • Berkarakter konservatif dengan mempertimbangkan humanisme yang bertumbuh pada masa renaissance

3. Implementasi Filsafat Esensialisme  dan Pengaruhnya Dalam Konteks Pendidikan Modern 

  • Gerakan back to basic

Esensialis percaya bahwa sekolah harus melatih siswa berkomunikasi dengan jelas dan logis, keterampilan inti kursus harus dalam bentuk membaca, menulis, berbicara dan berhitung, dan sekolah ini adalah tanggung jawab untuk memperhatikan penguasaan keterampilan ini. Menurut pemikiran esensialisme, education harus praktis dan meninggalkan bimbingan logika yang siap untuk kehidupan. Mereka, sekolah tidak boleh mempengaruhi atau menentukan kebijakan sosial.

  • Purpose Education

Tujuan pendidikan esensialisme adalah untuk mewariskan warisan budaya dan sejarah melalui akumulasi dan akumulasi pengetahuan inti. Berlangsung untuk waktu yang lama, adalah semacam kehidupan diuji dengan baik, semua orang tahu. Selain itu, tujuan pendidikan esensialis adalah untuk mempersiapkan kehidupan manusia. Bukan berarti sekolah tidak peduli, tetapi sekolah ikut serta tujuan pelajaran, terutama ke arah pelajaran yang bisa dipertanggung jawabkan.

  • Perangkat mapel

Perangkat mata pelajaran essensialisme dengan kata lain, kursus ambil tema sebagai pusat (theme as center). Di sekolah dasar, penekanannya adalah pada membaca, menulis dan matematika. Di sekolah menengah, itu diperluas ke matematika, sains, bahasa, dan sastra. Penguasaan materi pelajaran merupakan landasan penting bagi pendidikan umum (filsafat, matematika, sains, sejarah, bahasa, seni, dan sastra) yang dibutuhkan dalam kehidupan. Mempelajari mata pelajaran tersebut dengan benar akan mengembangkan pemikiran siswa (keterampilan nalar) dan sekaligus menyadarkan mereka dunia fisik di sekitar.

  • Peran of schools and teachers

Peran sekolah adalah untuk melestarikan dan mewariskan warisan budaya dan sejarah kepada generasi siswa saat ini melalui kebijaksanaan dan pengalaman yang terakumulasi dalam disiplin tradisional. Setiap siswa belajar ilmu di sekolah, keterampilan, sikap, dan nilai yang diperlukan untuk menjadi anggota umat manusia terdaftar. Selain itu, mengenai peran guru, banyak persamaan dengan teori perenial. Guru dianggap orang yang mahir dan personal yang baik untuk diteladani.

  • Prinsip education
  1. Education wajib dilaksanakan dengan kerja keras
  2. Buah pemikiran di dalam education difokuskan pada guru
  3. Pokok proses education merupakan gabungan dari mapel yang sudah ditentukan
  4. Sekolah wajib mempertahankan teknik kuno yang berhubungan dengan disiplin.
  5. Fokus akhir education agar memajukan kesejahteraan adalah sebuah ketentuan demokrasi berwujud
  • Representasi guru esensialisme

Para guru di sekolah ini dianggap sebagai orang yang telah menguasai bidang pelajaran tertentu dan merupakan model yang sangat baik untuk peniruan dan peniruan. Guru adalah penguasa pengetahuan, dan kelas berada di bawah pengaruh dan pengawasannya. Dalam hal ini, guru harus bekerja keras dan berdedikasi, sangat kritis terhadap kecenderungan beberapa guru untuk membiarkan siswa melakukan hal-hal mereka sendiri dan menghabiskan waktu untuk mengekspresikan perasaan mereka.

Contohnya : 

Siswa pergi ke sekolah untuk belajar, bukan untuk menyelenggarakan kursus, sehingga metode pembelajaran dalam hal ini lebih menekankan dan memperhatikan prakarsa guru daripada prakarsa siswa. Secara umum diyakini bahwa siswa tidak benar-benar tahu apa yang mereka inginkan dan harus dipaksa untuk belajar. jadi, Sebaiknya hindari penggunaan metode pengajaran yang lembut, dan perhatikan penggunaan metode tradisional yang benar.

Artinya, siswa tidak memiliki banyak kebebasan dalam bertindak atau berpikir. Semua doktrin-doktrin pemikiranesensialis yang diuraikan di atas tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangan yang sama dengan aliran filsafat pendidikan lainnya. Oleh karena itu, menurut hemat penulis, sangat perlu untuk menggabungkan setiap pengajaran atau konsep dari setiap proses untuk menciptakan pola pendidikan modern yang berkualitas tinggi.

Penutup

Filsafat pendidikan esensialis adalah filsafat dalam aliran pendidikan, yang pada awalnya diungkapkan sebagai kritik terhadap tren kemajuan di sekolah. Pandangan esensialis percaya bahwa pendidikan yang didasarkan pada berbagai bentuk pandangan yang fleksibel dapat menjadi sumber perubahan pandangan yang konstan, mudah terguncang, kurang arah, ketidakpastian dan stabilitas. Berikut ini Implikasi pemikiran esensialisme dibagian education modern :

  1. Lebih mengutamakan peserta didik untuk menjalankan kehidupan di daerah masyarakatnya;
  2. Menanamkan sifat-sifat di diri peserta didik terutama nilai mendasar
  3. Guru lebih berperan dalam pendidikan;
  4. Penerapan yang digunakan seperti, hal-hal yang bersifat langsung;
  5. Penilaian education usaha memperkirakan penghayatan dari nilai spiritual pada peserta didik dan penerapan nilai spiritual di masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun