Mohon tunggu...
Ananda Wigneswara
Ananda Wigneswara Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Pegawai di Direktorat Jenderal Pajak

Menulis untuk mengingat

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Segera Diimplementasi, Ini Lima Poin Penting Perubahan pada SIAP

4 Februari 2024   16:42 Diperbarui: 4 Februari 2024   16:53 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Penerapan SIAP (Sistem Inti Administrasi Perpajakan) secara masal rencananya akan dimulai pada bulan Juli 2024. Berbeda dengan DJP Online yang fitur layanan perpajakannya masih terbatas, SIAP diisukan menjadi the true one-stop tax service. SIAP digadang-gadang mampu meningkatkan efisiensi layanan perpajakan dan memaksimalkan kepuasan WP (Wajib Pajak).

Penulis berkesempatan hadir secara langsung pada paparan tim pengembang materi sosialisasi SIAP bulan Januari lalu. Sebelum lanjut ke inti bahasan, izinkan penulis menyampaikan disclaimer (sesuai arahan Dit. P2 Humas Direktorat Jenderal Pajak) bahwa apa yang penulis sampaikan mungkin akan sedikit berbeda dengan implementasi SIAP nantinya.

Kemunculan SIAP akan dibarengi dengan pembaruan berbagai aturan pajak. Hal tersebut karena SIAP mengembangkan probis (proses bisnis) DJP (Direktorat Jenderal Pajak). Terkait layanan WP saja, setidaknya ada enam probis yang dirancang ulang: 1. Registrasi, 2. Pembayaran, 3. Pengelolaan SPT, 4. TAM (Taxpayer Account Management), 5. Layanan dan Edukasi, serta 6. Penegakan Hukum. Berikut adalah lima poin penting perubahan yang ditawarkan SIAP versi penulis.

  • Pengajuan Permohonan via Portal WP

Setidaknya, ada dua jenis permohonan yang selama ini diajukan oleh WP ke kantor pajak: 1. Permohonan sehubungan dengan registrasi dan 2. Permohonan sehubungan dengan  layanan.

Permohonan sehubungan dengan registrasi meliputi Pendaftaran WP, Pengukuhan PKP (Pengusaha Kena Pajak), Pendaftaran Objek PBB (Pajak Bumi dan Bangunan), Penetapan Tempat Terdaftar WP, Perubahan Data dan Status WP (termasuk Penerbitan Akun WP, Sertifikat Elektronik, dan Pemindahan WP), serta Penghapusan dan Pencabutan. Simpelnya, ini adalah daftar permohonan yang paling sering diajukan ke kantor pajak. Per tahun 2023 saja, KPP Pratama Kupang (unit kerja Penulis) telah menerima 19.895 permohonan jenis ini.

Sementara itu, permohonan sehubungan dengan layanan yang sering diajukan oleh WP adalah Layanan Administratif. Ini meliputi penerbitan ratusan jenis dokumen; contoh: SKB (Surat Keterangan Bebas), SKF (Surat Keterangan Fiskal), Validasi Setoran PPhTB (Pajak Penghasilan atas Tanah dan Bangunan), dan Pemberitahuan Penggunaan NPPN (Norma Penghitungan Penghasilan Neto).

Portal WP pada SIAP akan menjadi kanal permohonan universal. Melalui portal tersebut, WP dapat mengajukan dan memantau penyelesaian permohonan tanpa perlu berkunjung ke kantor pajak. Fitur ini sangat berguna untuk mengurai antrian di kantor pajak sekaligus menghemat waktu WP. Dari pada ngantri ya kan.

  • Pemusatan Pelaporan dan Pembayaran Pajak

Bagian ini penting untuk disimak oleh WP dengan NPWP Cabang, sebab SIAP tidak lagi menerapkan hal tersebut. Sebagai gantinya, SIAP memiliki NITKU (Nomor Induk Tempat Kegiatan Usaha), yakni 16 digit NPWP pusat dengan tambahan 6 digit nomor urut cabang. NITKU diperoleh dari permohonan perubahan data NPWP Pusat ya, bukan registrasi. Sebagai konsekuensi, kewajiban perpajakannya juga ikut berubah.

Pada implementasi SIAP nanti, NPWP Pusat dapat memberikan hak akses kepada NITKU untuk membuat bukti potong sesuai transaksi yang dilakukannya. Meski begitu, kewenangan pelaporan SPT (Tahunan dan/atau Masa) dan pembayaran pajaknya tetap menjadi milik NPWP Pusat saja. Konsep ini merupakan perluasan penerapan ID Sub Unit Pajak pada WP Instansi Pemerintah yang saat ini sudah berlaku.

Pada SIAP, WP tidak perlu lagi membuat kode billing per bukti potong/faktur pajak. WP cukup membuat kode billing per SPT saja, melalui fitur kode billing multiakun. Selain itu, validasi pembayarannya diproses secara otomatis tanpa perlu mencantumkan Kode NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan Negara) saat lapor SPT. Lebih mudah bukan?

Sisi negatif dari kode billing multiakun adalah: kode hanya dapat dihasilkan ketika SPT milik WP sudah siap untuk dilaporkan. Sementara itu, deadline pembayaran pajak selalu lebih awal daripada pelaporan SPT. Untuk menghindari sanksi administrasi akibat terlambat setor pajak, DJP memperkenalkan metode pembayaran baru, yakni Deposit Pajak.

  • Deposit Pajak

Konsep deposit pajak sama dengan dompet digital kekinian. WP dapat mengisi saldo di muka untuk kemudian dipindahbukukan ke kewajiban/tunggakan pajaknya. Atas saldo tersebut, WP tetap dapat mengajukan withdrawal, atau dalam kamus pajak disebut sebagai permohonan pengembalian pajak yang seharusnya tidak terutang. Semakin rendah profil risiko WP, semakin cepat pula saldo tersebut kembali ke rekening yang telah dicantumkan pada Portal WP. WP juga tidak perlu khawatir sebab saldo deposit tidak hangus walau sudah pergantian tahun.

Sistem pelunasan dengan deposit pajak menggunakan metode FIFO (First-In-First-Out). Keunggulan utamanya adalah pengakuan tanggal bayar ketika saldo deposit digunakan. WP mungkin saja terlambat lapor SPT, tetapi asalkan ybs. 1. Telah memiliki saldo deposit yang cukup sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran dan 2. Memilih pelunasan kurang bayar menggunakan deposit pajak, maka ybs. tidak akan dikenai sanksi administrasi keterlambatan pembayaran pajak.

  • DUK (Data Unit Keluarga)

Selama ini, terdapat dua opsi bagi anggota keluarga yang membutuhkan NPWP (meskipun belum wajib memiliki; contoh: untuk keperluan mengikuti pelatihan atau mendaftar pekerjaan): 1. Ajukan cetak NPWP Keluarga atau 2. Daftar NPWP secara mandiri.

Crosscheck data NIK dan KK saat mengajukan permohonan cetak NPWP Keluarga dilakukan secara langsung ke sistem Ditjen Dukcapil tanpa DJP membuat basis data baru. Akibatnya, pihak eksternal kesulitan memvalidasi produk NPWP Keluarga sehingga terkadang enggan menerimanya atau meminta syarat tambahan berupa lampiran Fotokopi Kartu Keluarga. Sementara itu, opsi mendaftar NPWP secara mandiri oleh anggota keluarga sering berujung sebagai beban administrasi saja, baik bagi WP maupun DJP.

Nantinya, SIAP hadir dengan fitur Penambahan DUK. Cukup masuk ke Portal WP milik Kepala Keluarga, lalu ajukan perubahan data dengan menambahkan NIK anggota keluarga pada DUK-nya. Harapannya, pihak eksternal lebih mudah untuk memvalidasi NIK yang melekat pada NPWP kepala. Keluarga pun tidak perlu lapor SPT berkali-kali, sebab semuanya sudah terwakilkan oleh Kepala Keluarga.

  • Rekapitulasi Tunggakan Pajak

WP seringkali tidak tahu total tunggakan pajak miliknya. Selain karena lupa, hal tersebut juga dapat disebabkan oleh ketetapan pajak yang tidak terkirim sampai ke alamat ybs.

Pasca implementasi SIAP, WP dapat mengakses rekapitulasi utang pajak miliknya secara mandiri. Cukup buka Portal WP lalu cek menu Pembayaran. Lebih keren lagi, WP dapat membuat kode billing multiakun atas daftar tunggakan tersebut. Ingin mencicil utang pajaknya? Tenang saja, sebab WP dapat menyesuaikan nominal pada kode billing tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun