Mohon tunggu...
A.A Ketut Jelantik
A.A Ketut Jelantik Mohon Tunggu... Penulis - Pengawas Sekolah

Pernah bekerja sebagai wartawan di Kelompok Media Bali Post, menulis artikel di sejumlah media cetak baik lokal maupun Nasional, Redaktur Buletin Gita Mandala Karya Utama yang diterbitkan APSI Bali, Menulis Buku-buku Manajamen Pendidikan, Editor Jurnal APSI Bali, dan hingga saat ini masih ditugaskan sebagai Pengawas Sekolah Jenjang SMP di Kabupaten Bangli-Bali serta Fasilitator Sekolah Penggerak angkatan 3

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mempersiapkan Akreditasi Sekolah atau Madrasah Melalui Pendekatan PDKT

6 Februari 2023   19:28 Diperbarui: 7 Februari 2023   04:39 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Asesor pasti mengetahui mana dokumen yang benar-benar original- hasil sebuah proses di sekolah- mana yang duplikasi atau hasil copas dari sekolah lain. Proses akreditasi tentunya sangat melarang bentuk kecurangan seperti itu. Sebab melanggar prinsip- prinsip  maupun norma dan etika yang telah ditetap. Integritas merupakan bagian penting dari pelaksanaan akreditasi sekolah.

Maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan sekolah/ madrasah setelah memahami IASP 2020 adalah melakukan pencatatan atau pendataan dokumen yang harus disiapkan. 

Bentuknya bisa berupa matrik pemenuhan, atau pun catatan lain. Matrik tersebut nantinya bisa digunakan sekolah untuk melakukan persiapan jikakalau ada dokumen yang tercecer atau belum disiapkan. Sementara, data yang sudah ada bisa dievaluasi apakah telah sesuai dengan ketentuan atau sesuai dengan tagihan instrument. Pendataan lain yang juga dilakukan oleh sekolah terkait dengan butir-butir instrument mana yang proses penggalian datanya melalui wawancara maupun observasi. Tabulasi ini penting. 

Selain akan memberikan pemahaman yang lebih maksimal bagi guru atau tendik, juga sebagai sarana untuk meningkatkan kepercayaan diri pihak yang nantinya berhadapan dengan asesor.

Konsultasi

Ada kalanya sekolah mengalami kesulitan dalam menentukan jenis dokumen atau portofolio yang harus dipersiapkan. Selain karena keteledoran sebagaimana yang disampaikan sebelumnya, juga kemungkinan diakibatkan keterbatasan pemahaman kepala sekolah atau guru. Untuk itu warga sekolah hendaknya jangan ragu-ragu untuk melakukan konsultasi dengan pihak terkait. 

Misalnya dengan pengawas sekolah, Kordinator Pelaksana Akreditasi atau pihak lain yang berkaitan dengan akreditasi. Konsultasi hendaknya dilakukan secara kolektif. Dengan demikian, semua warga sekolah memiliki persepsi yang sama tentang suatu hal.

Konsultasi yang dilakukan hendaknya jangan dimaksudkan untuk mensiasati pengadaan dokumen yang mengarah ke "borang" ( bodong dan curang ) atau duplikasi. Namun harus diarahkan pada upaya-upaya strategis untuk menemukan jalan terbaik misalnya melakukan penelusuran kembali dokumen yang dimaksud. Jikapun dokumen yang dibutuhkan tersebut masih bisa diproses, maka tidak salah jika sekolah meminta bimbingan atau pembinaan dari pengawas sekolah.

Tuntaskan

Langkah terakhir yang dilakukan adalah menuntaskan seluruh dokumen tersebut. Penuntasan tentu dalam kaitanya dengan keabsahan dokumen, originalitas, serta kesesuaian dengan instrument. Warga sekolah harus menghilangkan budaya suka menunda pekerjaan. Penundaan bukan saja berdampak kesiapan sekolah menghadapi akreditasi, namun juga akan mengendap menjadi beban psikologis. 

Jika memang dokumen tersebut memang harus diunggah di aplikasi Sispena, maka hendaknya dilakukan sesuai dengan skenario. Dan jikapun data tersebut merupakan bagian dari tagiah asesor maka simpan di tempat yang aman. Tidak salah kiranya, ketersediaan dokumen tersebut dilengkapi dengan matrik sehingga akan memudahkan pengambilan ketika dibutuhkan.

SELAMAT MENCOBA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun