Mohon tunggu...
Fras An
Fras An Mohon Tunggu... Freelancer - Rough Sea Makes A Good Captain

Lone wolf

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

1453

15 Januari 2020   13:49 Diperbarui: 15 Januari 2020   14:07 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

" Verily, Constantinople shall be conquered, its commander shall be the best commander ever and his army shall be the best army ever "(HR, AHMAD)

"Sungguh, Konstantinopel akan ditaklukan oleh kalian, Maka sebaik-baik pemimpin adalah pemimmpinnya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan yang menaklukannya" (HR, AHMAD)

Apa yang terbersit dalam kepala umat Islam saat ini ketika menyebut "1453" tentu yang melek dengan sejarah Islam, angka ini jelas mempunyai makna yang sangat dalam, di tahun ini terjadi peristiwa yang luar biasa, bukan sekedar peristiwa ditaklukannya sebuah kota namun lebih dari itu adalah sebuah bukti akan janji Allah yang Maha Benar, Melalui haditsnya Rasulullah mengabarkan  tentang kepemimpinan dan pasukan terbaik yang melakukan pertempuran dahsyat  dan paling berpengaruh yang akan diingat dunia, tentang penaklukan agung yang akan diingat sepanjang sejarah. 

Padahal saat iu peradaban Islam baru bangkit ditengah dua peradaban yang telah menjadi hegemoni yaitu Persia dan Romawi,  karena hadits itulah maka generasi-generasi selanjutnya terinspirasi dan termotivasi untuk membuktikan janji Allah dan bisyarah Rasulullah akan kemenangan kaum muslimin.  1453 adalah sebuah bukti dari bisyarah Rasulullah lewat hadits yang disampaikan Baginda Rasulullah di depan para sahabat. 

Maka penaklukan Konstatinopel tidak bisa dilepaskan dari sosok  Muhammad Al-Fatih, dikenal juga sebagai  Mehmed II putra Murad II. Mehmed II lahir pada 29 Maret 1432. Dikatakan bahwa ketika menunggu proses kelahirannya, Ayah Muhammad Fatih, Murad II menenangkan dirinya dengan membaca Al Quran hingga saat lahir sampailah pada surat Al-Fath, surat yang berisi janji-janji Allah atas kemenangan kaum Muslimin, Masya Allah

Mehmed II digembleng oleh guru-guru yang luar biasa yaitu Syaikh Ahmad Al-Kurani dan Syaikh Aaq Syamsudin, kedua sosok inilah yang membentuk dan mempersiapkan Mehmed untuk membuktikan bisyarah Rasulullah dan ini menjadikan motivasi yang luar biasa bagi dirinya. 


Kepribadian Mehmed II tergambar dalam syair yang ditulis pada masa remajanya sebagai berikut:

NIATKU; Taat kepada perintah Allah, "Dan hendaklah kalian berjihad di jalan-Nya" (QS. Al-Maidah (5):35)"

SEMANGATKU; Berupaya dalam kesungguhan dalam melayani agamaku, agama Allah

TEKADKU;Akan aku tekuk  lututkan orang kafir dengan tentaraku, tentara Allah.

PIKIRANKU; Terpusat pada pembebasan, atas kemenangan dan kejayaan, dengan kelembutan Allah.

JIHADKU;dengan jiwa dan harta dan apa yang tersisa di dunia setelah ketaatan kepada perintah Allah.

KERINDUANKU;Perang dan peranag, ratusan ribu kali untuk mendapatkan ridha Allah

HARAPANKU;pertolongan dan kemenangan dari Allah, dan ketinggian negara ini atas musuh-musuh Allah.

Masya Allah, dalam usia remaja seorang Mehmed II sudah begitu matang dalam visi misi hidupnya, lebih dariapada itu yang paling mengagumkan dari seorang Mehmed II calon penakluk konstatinopel ini adalah taqarubbnya kepada Allah, karena dia meyakini bahwa segala gerak langkahnya adalah karena Ridha Allah yang Maha Memenangkan dan Maha Menolong. 

Tidak sekalipun Mehmed II pernah melewatkan shalat malam dan shalat rawatib semasa baligh hingga meninggal. Begitulah kepribadian dan karakter pemuda islam yang layak menjadi pemenang, sehingga Allah menolong beliau dalam penaklukan paling heroik dan bersejarah yang dirindukan kurang lebih 825 tahun sejak bisyarah ini disampaikan. 

Menyelami kepribadian Mehmed II makan tentulah banyak pelajaran yang bisa kita ambil, bahwa kemenangan dan Kejayaan islam tak lepas dari keadaan para pemudanya, para generasi penerusnya. Maka sudah menjadi niscaya pribadi ini dibentuk oleh pemahaman akan agama yang kuat, menyelaraskan gerak langkah kehidupan sesuai dengan aturan yang tercantum dalm Alquran dan Al-hadits, generasi yang dekat kepada Allah. 

Bagaimana generasi seperti ini dapat dibentuk, tentu ada peran besar di dalamnya baik dari sisi orang tua, masyarakat maupun negara. Mehmed II diberikan guru-guru yang mumpuni, di sisi lain negara memberikan fasilitas pendidikan yang mumpuni dan kurikulum pendidikan yang menyandarkan pada Al-Quran dan Hadits. 

Dari proses tersebut terbentuklah generasi muslim yang kuat dan memegang teguh prinsip agama dengan kepribadian islam dalam dirinya. Menjadikan islam sebagai kaidah dan  qiyadah fikriyah (pemimpin dalam menuntun jalan akal pikirannya)

Dalam sistem pendidikan Islam, seseorang sangat berpotensi menjadi "polymath"  karena Islam memberikan ruang yang seluas-luasnya kepada setiap individu muslim untuk mempelajari berbagai hal sesuai minatnya namun tidak melepaskan diri dari tuntunan agama, yang berujung menggapai keridhaan Allah.

Begitulah berkaca dari bagaimana Mehmed II digembleng untuk dipersiapkan menjadi seorang pemimpin "penakluk" yang tangguh, maka selayaknya generasi muslim saat ini mulai bebenah diri, mulai mendekat pada al quran, tidak larut dalam gaya hidup sekuler barat yang jelas memisahkan agama dari kehidupan dimana hidup hanya untuk menuruti kesenangan jasmaniah, melabrak aturan Illahi dan menjadikan peribadahan hanya sebagai ritus harian demi kepuasaan spiritualitas semata, namun nihil dari ruh bahwa segala amal perbuatan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.

Mari menata diri untuk menyongsong kemenangan berikutnya sebagaimana yang Allah janjikan dan bisyarah Rasulullah sampaikan dalam sebuah hadits. 

"Berkata Abdullah Bin Amru Bin Ash: "bahwa ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah shallalhu alaihi wassalam untuk menulis, lalu Rasulullah Shallahu alaihi Wassalam ditanya tentang kota manakah yang akan futuh terlebh dahulu, Konstatinopel atau Roma. maka Rasulullah shallalahu alaihi wassalam menjawab, 'Kota Heraklius terlebih dahulu', yakni Konstantinopel" (HR, AHMAD)

Tidak ada istilah utopia meski penentang islam, para liberal munafik dan al kafirun yang tak ridha terus menerus sekuat tenaga menghalangi terbitnya fajar kemenangan islam kelak yang akan menaklukan ROMA. Janji Allah dan bisyarah Rasulullah adalah niscaya, tinggal kembali kepada kita umat islam jadi bagian kemenangan itu bahkan jadi pemenangnya dalam persatuan ukhuwah islam yang kokoh yaitu Daulah Islamiyah. Meyakini pertolongan Allah dan mengkondisikan umat ini sedemikian rupa untuk layak mendapat pertolongan Allah itu sendiri.

Mari berhijrah kaaffah, kembali kepada Islam secara syamillah dan Kamillah, karena pertolongan Allah begitu dekat bagi yang taat.

Roma adalah penantian pasti, tak peduli lelah, dia hanya layak dipersembahkan bagi pribadi-pribadi yang tangguh sejati memegang janji Illahi..

Aku, kamu atau kaliankah itu?? 

"ya Allah segala harap dan pinta ini dan cita-cita besar ini kulabuhkan dalam lantunan doa panjang tak berkesudahan hingga tiba masa memetik kemenangan."

Semoga.. aamiin

Wallahu'alam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun