Mohon tunggu...
Abdul Muis Syam
Abdul Muis Syam Mohon Tunggu... Jurnalis - Terus menulis untuk perubahan

Lahir di Makassar, 11 Januari. Penulis/Jurnalis, Aktivis Penegak Kedaulatan, dan Pengamat Independen. Pernah di Harian FAJAR Makassar (Jawa Pos Grup) tahun 90-an. Owner dm1.co.id (sejak 2016-sekarang). Penulis novel judul: Janda Corona Menggugah. SALAM PERUBAHAN.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rizal Ramli Gebrak Meja, Sebuah Perlawanan Kepada Para “Bandit”

6 Mei 2016   08:39 Diperbarui: 6 Mei 2016   08:45 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan yang termasuk para bandit berkeliaran itu adalah para kaum serakah yang terdiri dari pengusaha (saudagar) yang bertindak sebagai politisi sekaligus pejabat dengan memanfaatkan jabatannya (kekuasaannya) untuk berbisnis.

Dengan begitu, mereka benar-benar bisa bertindak secara bebas layaknya pencuri, pemalak, dan bahkan pemeras dengan nyaris mengabaikan kendali dari negara, sebab mereka tahu bahwa di dalam negara juga bercokol banyak pencuri dan pemeras seperti mereka. Yang dibutuhkan pada situasi seperti itu adalah memunculkan sosok-sosok pergerakan yang berintegritas tinggi yang mampu menempatkan diri secara intelektual berlandaskan ideologi bangsa yang sebenarnya.

Menyikapi pentingnya menghadirkan sosok-sosok pergerakan tersebut, seorang dosen Ilmu Komunikasi di Unhas, Aswar Hasan yang juga selaku Aktivis Forum Dosen Majelis Tribun Timur dan Ketua Komisi Informasi Provinsi (KIP) Sulsel dalam artikelnya menuliskan, ibaratnya kita sedang menonton film cowboy, di mana para bandit sedang merajalela. Penegak hukum (sherif dan anak buahnya) telah takluk, baik karena disogok atau takut. Dalam situasi seperti itu, kita sangat menantikan munculnya Sang Tolo' (Tolo’ dalam Bahasa Makassar artinya jagoan yang heroisme).

Dan sadar atau tidak, sesungguhnya situasi yang amat “menyeramkan” seperti itulah yang selama ini terus dilawan oleh sosok pergerakan perubahan seperti Rizal Ramli, sang Tolo’ tersebut.

Sayangnya, masih ada-ada saja di antara kita yang bermasa bodoh dengan situasi tersebut, bahkan ada yang menuding bahwa sang Tolo’ juga punya kepentingan dan hanya mencari panggung. Tudingan seperti ini boleh jadi karena sebagian di antara kita telah terlanjur merasa nyaman di bawah ketiak para bandit berkeliaran tersebut.

Padahal, Rizal Ramli tahu dan sangat paham persis dengan adanya dua model bandit sebagaimana yang ditunjukkan oleh Mancur Olson tersebut, dan bahkan Rizal Ramli sangat tahu solusi apa yang harus dilakukan agar kita dapat keluar dari kepungan para bandit di negeri ini. ---(Olson saja bisa tahu dengan kondisi di negeri ini, apalagi mantan aktivis seperti  Rizal Ramli yang memang sejak dulu telah giat melawan “bandit menetap” rezim Orba, juga dengan “bandit berkeliaran” seperti saat ini).

Dengan sangat memahami situasi tersebut, Rizal Ramli pun tidak serta-merta menyalahkan sejumlah pihak (mereka yang bertitel sebagai rakyat sipil) yang telah terlanjur nyaman dengan “kehadiran” para bandit berkeliaran tersebut.

Disebut merasa nyaman, pertama, karena boleh jadi mereka telah mendapat “nafkah” dari para bandit berkeliaran tersebut. Dan, kedua, boleh jadi juga karena merasa satu suku dengan menganggap para bandit pengelana tersebut punya “profil positif”. Olehnya itu, Rizal Ramli sama sekali tak ingin melakukan perlawanan terhadap rakyat sipil seperti itu.

Rizal Ramli pada setiap kesempatan dalam menghadapi setiap masalah yang timbul amat jelas dan tegas melawan keserakahan para bandit tersebut, yakni dengan cara “menghadirkan negara” yang di dalamnya terdapat ideologi, kewibawaan, serta kedaulatan yang harus dijunjung tinggi untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia.

Ketegasan Rizal Ramli yang sering menghadirkan negara pada setiap masalah bangsa yang dihadapinya, beberapa di antaranya telah dibuktikan. Yaitu di antaranya, ketika menjabat sebagai Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid, Rizal Ramli sempat menggebrak meja di hadapan seorang yang boleh dikata “bandit”, yakni James Moffett selaku Chief Executive Officer PT Freeport-McMoran.

Saat itu, tahun 2000 Rizal Ramli adalah sebagai ketua tim negosiasi kontrak Freeport dengan anggota mantan Menteri Luar Negeri Alwi Sihab dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun