Mohon tunggu...
MA Fauzi
MA Fauzi Mohon Tunggu... Penulis - Ilmu AlQuran dan Tafsir, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Mahasiswa | Penulis | Esais | Analitis Isu Terkini | Cerpenis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Seperti Rindu, Wisata Mandalika Menjadi Pertemuan Paling Romantis di Dunia

18 November 2021   11:31 Diperbarui: 18 November 2021   12:11 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jujur, saya belum pernah keluar pulau dan bahkan menjelajah di pulau kelahiran saya saja belum terpenuhi. Hal ini yang kerap membuat saya ingin sekali menginjakkan kaki ke tempat-tempat paling indah di Indonesia -- negara dengan sejuta pariwisata. Sampai saat ini, impian itu tidak lagi hanya ditulis di buku, tapi akan menjadi kenyataan yang luar biasa saat kata Mandalika-Lombok itu terus digaung-gaungkan di media sosial, media televisi, dan kabar dari mulut ke mulut. Sehingga saya bertanya dalam hati: apa itu Mandalika? Apakah istimewanya Mandalika? Hari itu, saya masih buta peta Indonesia. Yang saya tahu hanya komplek depan rumah, pasar rakyat, dan pos kantor RW. Sungguhlah menjenuhkan.

Pertama, saya cari tahu ke berbagai sumber tentang Mandalika yang tengah gencar-gencarnya jadi buah bibir di berita internasional. Ternyata, apa yang saya telusuri memanglah pantas untuk dibicarakan dalam perwisataan dunia. Betapa tidak, saya yang baru mengenal Mandalika berada di Lombok, NTB itu bagai menyihir pikiranku bahwa Indonesia yang kukenal bukanlah kaleng-kaleng, bukan sekadar komplek dengan pemukiman padat melainkan bentangan alam yang sungguh mencengangkan mata ditambah panorama super indah bak permata cukuplah menyudahi pikiranku untuk terus berdiam diri di rumah; memandangi beranda media sosial secara virtual lalu rebahan dilanjut tidur merajut mimpi. Bukankah lebih baik mimpi itu diwujudkan demi mencapai impian paling berkesan, yakni mengunjungi seluruh kepulauan Indonesia dari Sabang sampai Merauke? Ya, itulah sebabnya saya menulis apa yang menjadi curahan hati selama perenungan di rumah saja.

Mandalika, kukira itu sebuah tempat yang biasa saja karena namanya saja sungguh asing di telinga (mungkin saya yang kurang update). Namun, setelahnya saya baru mengenal Mandalika, betap dia adalah satu mutiara raksasa milik Indonesia, memukau di kacamata dunia, yang kini namanya jadi incaran wisatawan mancanegara untuk berlomba menginjakkan kakinya demi menghirup udara Lombok, mencuci mata di hamparan pasir putih Pantai Seger, menatap gugusan bukit hijau yang menjulang di sekeliling pantai, dan lambai-lambai tarian pohon kelapa bertaburan menambah eksotis Mandalika ini tidak bisa lagi diucap oleh kata-kata, hanya perlu dikunjungi. Bagaikan seseorang yang merindu, bertemu adalah solusi untuk mengobati rasa sesak di dada lantaran cinta telanjur membara; itulah rasa yang kini kudambakan kala Mandalika sudah ditetapkan sebagai DSP (Destinasi Super Prioritas) oleh pemerintah demi mewujudkan perburuan wisata akbar itu tertuju pada Indonesia, negeriku tercinta.

DSP Mandalika sudah menjadi harapan bangsa Indonesia untuk menjadi modal paling berharga dalam sektor pariwisata tingkat dunia, membuka akses untuk siapa saja yang ingin dimanjakan oleh ratusan wisata lainnya di Mandalika; seperti Kuta Mandalika, Tanjung Aan, Selong Belanak, Gili Trawang, Bukit Merese, dan masih banyak lainnya yang tentunya tidak kalah menarik. Saya dibuat terkejut tatkala nama-nama tersebut menjadi teropong  wisata yang sungguh mendunia. Potensi kekayaan alam ini terbilang tidak bisa dicakup oleh satu-dua kata saja, sudah lumrah untuk dikatakan surga dunia bagi kita-kita yang merindukan travelling bersama keluarga atau kekasih hati. Eak..

 Perlu digarisbawahi, kawasan Mandalika ini mengandung kata cinta tanpa perlu menyatakannya. Seperti pada lirik lagu kondang;

'Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta kepadaku'

Ya, pada mulanya aku tidak mengenal Mandalika secara intim lantaran belum pernah mengunjunginya, tapi pada saat itu juga jatuh cintaku tertambat pada sajian panorama Mandalika bak perahu-perahu yang terapung di tepian dermaga pantai Seger, menanti senja merapat di jendela hotel di sekitaran Kuta Mandalika. Sungguh kata romantisnya tertuang dalam karya alam di provinsi NTB tersebut. Terlebih ambisi pemerintah untuk menggarap pembangunan mega proyek Mandalika sebagai harapan berdampak positif bagi masyarakat lokal di daerah Lombok dan sebagai langkah panjang demi menjaga konsisten mengembangkan Indonesia khususnya dalam sektor pariwisata yang dijuluki 'kerajaan Atlantis yang hilang'.

What a Wonderful Indonesia!

Untaian kata itu kerap diucapkan oleh pecinta jalan-jalan usai dimanjakan oleh kuas-kuas Tuhan yang terlukis indah di kanvas biru laut Mandalika dan hijaunya perbukitan Merese yang menggugah selera kepuasan batin demi menjejakkan kaki di tempat yang kini hangat diperbincangkan, alih-alih Mandalika ditetapkan untuk pagelaran raksasa olahraga di bidang balapan motor. Siapa sih yang tidak kenal perhelatan MotoGP? Ya, kini di Indonesia aja nontonnya, tidak perlu jauh-jauh ke negara seberang. Hal ini membuat para pecinta olahraga kembali memicingkan matanya pada Mandalika. Lagi-lagi Mandalika berhasil mencuri perhatian. Sebagaimana hati yang terpikat, Mandalika menggoda dengan kemolekan wisatanya, merayu untuk didatangi tanpa terkecuali. Inilah kesuksesan Mandalika untuk tampil bergairah di kontes perwisataan secara global.

Tidak luput dari komentar seorang maestro tukang balap internasional, Mark Marquez dalam sebuah temu pers; ia mengatakan, tidaklah saya temukan sirkuit MotoGP yang konsepnya unik seperti di Mandalika. Ya, sirkuit Mandalika terbilang unik dan bahkan satu-satunya di dunia yang memiliki view  street racing, dikelilingi oleh gedung-gedung tinggi apalagi dibumbui oleh citarasa alam pantai yang tiada dua. Hal ini menbawa nama Mandalika kembali harum di olahraga balapan yang bergengsi itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun