Mohon tunggu...
amru syah
amru syah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi bermain game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maaf Tuhan, Aku Hampir Porak-poranda karena Perasaan

29 November 2022   18:31 Diperbarui: 29 November 2022   18:41 2900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


                                                              " Perjalanan Hidup"
Judul buku    :  Maaf tuhan,Aku Hampir Porak-poranda Karena perasaan
Penulis            :  Alfialghazali
Tahun terbit :  2021
Tebal buku    : 190 Hal                                                                                                                      
Penerbit         : Depok : Magenta Media
Harga buku   : Rp. 74.900,00
Peresensi       : Amru'Syah Bawafi
     
     Hampir porak poranda terhempas Kita dalam kepedihan,sendiri berselimut air mata duka yang mendalam,Ternyata,beginilah pahitnya menggantungkan harap pada manusia.kita telah sampai di puncak kekecewaan.jika kaki dipatahkan , kita masih bisa berjalan dengan tangan. Namun, bila hati kita dipatahkan akan sukar untuk mencari kebahagiaan
   Bukan kita tidak berusaha,Namun kita terus mencoba menghidupi diri lagi,menyemangatinya,memaksanya terus berjalan.Tapi,entah kenapa tentang dia tetap tak bisa kita lupakan.Kini,setiap hari yang kita lalui,semuanya tentang kekelaman. Kita memang tidak siap akan kehilangan. Kita pun menelisik lebih jauh pada diri kita sendiri,mencari-cari apa yang sebenarnya yang kita inginkan. cukup,takdir yang menentukan,dia memilih pergi atau kita tak lagi bertahan.kita tak akan lagi menunggunya.Jangan berpikir untuk melawannya,persilahkan jika dia masih mau bersarang di kepala kita.Tidak usah peduli lagi.Semoga Allah membebaskan kita dari cinta yang membutakan ini,kita telah cukup atas kehilangan dan tiada penemuan paling indah,kecuali menemukan Allah.
    "Sebenarnya kita sudah tahu jalan mana yang harus kita tempuh,pilihan mana yang harus kita ambil.Namun,sayangnya kita terlalu menjadi pengecut,bahkan untuk menerima segala konsekuensi atas apa yang kita lakukan sendiri.Bertahun tahun bergantung kepada orang lain,menjadikan dia sebagai muara bahagia,tanpa pernah peduli bahwa siapa pun ternyata bisa pergi.Lalu,tanpa sadar menjalani hidup membawa beban derita,dengan berharap bahagia.Bagaimana mungkin segala kesakitan itu akan hilang,bila memang kita yang tak mau melepaskannya?
Kita sedang bermain main dengan perasaan kita sendiri.
       Takdir takdir yang harus di terima,di antara impitan gedung gedung tinggi,di antara pekerja lepas yang terbudak harta duniawi,di antara para petinggi yang serakah tidak takut mati,kita hidup dalam penjara sepi.Ramai tak mampu kamu rasa,bising tak mampu kita cerna,yang kita punya hanya sepotong hati yang sedang berduka kehilangan penghuni terbaiknya.
Awan mendung,jiwamu lebih kelam dari itu.Hujan lebat,mata kita bisa keluarkan yang jauh lebih menyayat .Syahdu yang membahagiakan telah sirna,berganti menjadi duka lara yang tak berkesudahan.
kegelisahan kita jalani hari hari semacam ini untuk selamanya. Terkadang kita juga bertanya kepada sang ecipta semesta .Beginilah perjalanan manusia,akan ada  aja fase hidup yang menggoncangkan jiwa,kehilangan pegangan,kehilangan kepercayaan,kehilangan seseorang yang paling kita sayang.Ketahuilah,bahwa penyakit yang sulit untuk di sembuhkan adalah mengingkari takdir yang Allah berikan,maka jangan sampai kita terjebak akan hal itu. Kita butuh penerimaan agar kelapangan dating dan ketenangan menancap dalam.Tidak apa apa bila perasaan cinta itu tetap ada,tidak apa apa kita belum mampu melupakannya.Yang terpenting,jangan sampai kita biarkan perasaan itu merusak hidup ini,mengambil alih dan menggadaikan iman kita.Karena tidak ada yang lebih menyakitkan dari hilangnya keimanan,hanya karena perasaan cinta yang belum jelas muaranya.Dunia kita hancur.Selalu ada batas akhir dalam perjuangan,belum mampu ikhlas,tidak masalah,yang terpenting terus berusaha belajar mengikhlaskan.Bisa jadi setiap kesedihan yang terjadi adalah pintu yang Allah bukakan untuk memperbaiki kehidupan akhirat kita.Para salaf menuturkan "nyatakanlah ridhamu kepada yang telah di takdirkan Allah.Tidaklah dia menimpakan musibah kecuali dia ingin menyembuhkanmu.Janganlah engkau terpisah dari ridha kepadanya,karena apabila engkau terpisah dari ridhanya makai a akan merendahkan kedudukanmu dalam pandangannya'
   Tidaklah seorang muslim yang menderita sakit atau yang lain,melainkan Allah akan menghapuskan kesalah kesalahannya sebagaimana pohon menggugurkan dedaunannya.[HR.Al Bukhari].Tidak ada kisah yang harus kita ingat Ketika melepaskan sesuatu yang sangat ingin kita miliki,kecuali kisah nabi Yusuf saat di goda oleh Zulaikha,seorang istri raja yang sangat cantik dan menawan.Nabi Yusuf lebih memilih di penjara dari pada berbuat dosa.Padahal saat itu mereka telah berada pada satu ruangan yang sama,sang wanita juga telah suka rela menawarkan kehormatannya.Begitulah ketika keimanan telah menancap dalam,maka godaan dunia tak akan mungkin menggoyahkan.Sempitnya penjara,Allah gantikan dengan negeri Mesir yang nabi Yusuf kuasai.Bahkan,dalam riwayat israiiliyat,riwayat riwayat cerita yang orang yahudi bawa ketika memeluk islam,Zulaikha akhirnya dating kepada nabi Yusuf dalam keadaan pasrah,minta di nikahi secara sah,setelah suaminya meninggal dunia.Saat dunia terasa tidak adil.Hari ini,dunia kan Kembali berkalung sepi,terus berhadapan dengan semua kenyataan yang sangat menyakitkan,kesibukan-kesibukan tiada ujungnya,masalah yang tiada ujungnya,masalah yang tiada habisnya dan lingkungan yang tiada bersahabatnya.Kita seolah di paksa sendiri menyusuri jalan berduri dalam sunyi.
     Dalam pandangan kita ,orang-orang dengan mudahnya dapat kebahagiaan,kuliah tanpa masalah,pekerjaan yang layak dan keluarga yang bahagia.Meski itu belum sepenuhnya bisa kita buktikan,tapi bagi kita mereka telah bahagia.Betapa tidak adilnya hidup yang seperti ini,mungkin adalah kalimat yang sering kita ucap.Seakan tuhan itu tak melihat dan mengetahui,betapa ada seorang hambanya yang sedang merasa kesakitan,seakan keadilannya hanyalah omong kosong belaka. Andai kita mau menerawang lebih jauh,kita akan sampai pada kisah-kisah manusia yang ujiannya bahkan mungkin tak ada dalam bayangan kita.
        Buku inu cocok untuk seseorang yang sedang mengalami patah hati dalam percintaan. Namun , didalamnya ada beberapa penulisan yang sedikit agak membingungkan pembaca dan intonasinya sedikit kurang pas.
       Kesimpulan dari buku ini adalah tidak semua perasaan itu terbalaskan dengan penerimaan.Beberapa di antara nya akan menemui kekecewaan.Membawamu menuju kenestapaan paling dalam.Membawamu menuju duka paling panjang.Hidup,tapi tanpa kehidupan.Hanya berjalan tidak ada tujuan.Sungguh tidak ada cerita sejarah perjalanan hidup manusia yang lebih menyayat kecuali saat dia mengalami patah hati.
     

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun