Lihat ke Halaman Asli

Zahira Kusumawardani Putri F.

Mahasiswi aktif S1 Akuntansi

Urgensi Pembentukan Karakter dan Berperilaku Etis pada Generasi-Z

Diperbarui: 4 September 2025   00:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Gen Z, atau Generasi Z, adalah demografi setelah milenial yang lahir sekitar pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an (umumnya 1997-2012). Generasi ini adalah penduduk asli digital, yang lekat dengan internet, media sosial, yang sangat memengaruhi kepribadian dan cara hidup mereka. Karakteristik khas nya meliputi kemahiran teknologi. Dalam konteks ini, pembentukan karakter dan kemampuan berpikir etis menjadi sangat mendesak untuk membekali mereka menghadapi tantangan era digital dan globalisasi.

Pendidikan karakter sangat penting bagi Gen Z sebagai landasan untuk menghadapi tantangan masa depan. Ini bukan hanya tentang pengetahuan akademis, tetapi juga pengembangan etika, empati, kejujuran, dan keterampilan sosial. Pembentukan karakter membantu Gen Z mengembangkan kesadaran akan pentingnya perilaku etis secara daring, toleransi, dan tanggung jawab digital. Karakter yang baik bukan hanya soal moralitas, tetapi juga kedisiplinan, tanggung jawab, kerja sama, dan empati. Nilai-nilai ini penting agar generasi muda mampu menghadapi tantangan global sekaligus memberi kontribusi nyata bagi masyarakat. Manfaat pembentukan karakter bagi Gen Z antara lain yaitu: meningkatkan kepercayaan diri, membangun daya tahan mental, dan membangun kesuksesan akademik maupun karier.

Selain karakter, kemampuan berpikir etis juga sangat mendesak untuk dikembangkan. Etika bukan hanya tentang mengetahui benar dan salah, tetapi juga bagaimana membuat keputusan yang adil, bijak, dan bermanfaat bagi banyak pihak. Dalam dunia kerja, berpikir etis membantu mereka menjaga profesionalisme. Manfaat berpikir etis bagi Gen Z yaitu: menghindari konflik yang meminimalkan perselisihan dalam pergaulan maupun dunia kerja, menjaga reputasi pribadi, meningkatkan kualitas hubungan sosial, dan menjadi dasar kepemimpinan yang baik.

Karakter yang kuat tanpa etika bisa menjelma menjadi ambisi egois. Sebaliknya, etika tanpa karakter yang mantap mudah goyah saat dihadapkan pada tekanan. Keduanya harus berjalan beriringan, saling menguatkan. Pembentukan karakter dan etika dapat ditempuh melalui pendidikan formal, pembiasaan di lingkungan keluarga, maupun pengalaman sosial. Peran orang tua, pendidik, dan masyarakat sangat penting dalam memberi teladan serta ruang bagi Gen Z untuk berlatih bertanggung jawab dan mengambil keputusan etis.

Generasi Z atau Gen Z adalah generasi yang akan memimpin di masa depan. Di tangan mereka, arah bangsa dan peradaban akan ditentukan. Oleh karena itu, pembentukan karakter dan kemampuan berpikir etis tidak bisa ditunda. Bukan hanya untuk kebaikan pribadi mereka, tetapi juga demi terciptanya masyarakat yang adil, harmonis, dan beradab.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline