Sejak berdiri pada tahun 2014, Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menjadi salah satu upaya penting pemerintah dalam memberikan akses layanan kesehatan yang merata kepada seluruh rakyat Indonesia. Keberhasilan program ini didukung oleh kerja sama dari berbagai pihak, seperti pemerintah pusat, daerah, lembaga swasta, dan masyarakat. BPJS Kesehatan sebagai pelaksana utama JKN berjalan dengan sistem semi-sentralistik, dimana pusat mengambil keputusan, sementara daerah bertugas mengelola data peserta, mengatur dana, dan melakukan pengawasan. Namun, karena perbedaan sumber daya di setiap wilayah, ada ketidakmerataan dalam pelaksanaan program. Di beberapa daerah, kurangnya infrastruktur digital dan tenaga ahli menghambat komunikasi antarinstansi. Untuk mengatasi masalah ini, BPJS Kesehatan mendorong inovasi digital. Salah satu contohnya adalah aplikasi Mobile JKN yang memudahkan peserta mengakses layanan kesehatan dan administrasi secara online.
Melalui mekanisme kerja sama publik-swasta (PPP), rumah sakit swasta turut berperan dalam memberikan layanan kepada peserta JKN, sehingga jangkauan layanan semakin luas. Namun, masih ada masalah antara lain keterlambatan pembayaran klaim dan ketidakseragaman standar pelayanan. Beberapa rumah sakit sempat menghentikan kerja sama karena sistem pembayaran yang belum selaras (Republika, 2022). Integrasi data peserta juga masih menjadi tantangan besar. Laporan penelitian Undana (2023) menunjukkan masih terjadi duplikasi data dan keterlambatan dalam verifikasi klaim, yang mempengaruhi kualitas layanan. Untuk mengatasi masalah ini, Kementerian PANRB mendorong pengembangan Mal Pelayanan Publik Online yang diharapkan dapat menggabungkan data dan layanan dari berbagai lembaga, termasuk BPJS Kesehatan. Meskipun ada berbagai tantangan, program JKN tetap mencapai prestasi yang signifikan.
Data BPJS Kesehatan (2024) menunjukkan bahwa tingkat kepesertaan telah melebihi 90 persen populasi Indonesia, menjadikannya salah satu sistem jaminan kesehatan terbesar di dunia. Keberhasilan ini berkat komunikasi yang baik, transparansi, serta partisipasi aktif masyarakat. Kerja sama BPJS Kesehatan dengan berbagai kementerian, lembaga, dan media juga menjadi strategi untuk membangun kepercayaan publik. Di masa depan, tantangan JKN bukan hanya memperluas peserta, tetapi memastikan setiap warga mendapatkan layanan yang adil, cepat, dan berkualitas. Dengan meningkatkan kolaborasi antarlembaga, memperkuat kapasitas daerah, serta terus mendorong transformasi digital yang inklusif, BPJS Kesehatan berpeluang menjadi contoh model tata kelola kolaboratif yang berkelanjutan, yang menjadi dasar untuk sistem pelayanan publik nasional yang lebih transparan dan responsif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI