Lihat ke Halaman Asli

4 Hal yang Paling Dirindukan Perantau untuk Pulang ke Kerinci

Diperbarui: 10 Juni 2017   14:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Danau Kaco | Dokumentasi Pribadi

Wilayah yang berada di lembah bukit barisan, tanahnya subur, udaranya sejuk, alamnya menakjubkan, itulah Kerinci. Dalam puisi-puisinya, penyair Ghazali Burhan menyebut Kerinci adalah "sekepal tanah surga". Meski begitu, tidak sedikit orang Kerinci yang hidup di perantauan. Dari sekitar 321.000 jiwa (masyarakat Kerinci dan Sungai Penuh), setengahnya hidup di perantauan.

Menurut Nukman SS (seorang budayawan Universitas Indonesia), masyarakat Kerinci memiliki tradisi rantau yang unik, khas dan berbeda dari pola rantau masyarakat daerah lain yakni konsep yang meniru prilaku Burung Bangau. Pepatah "sejauh-jauh Bangau terbang pulangnya tetap ke kubangan juga" benar-benar diaplikasikan mayarakat dengan terbentuknya konsep merantau murni atau merantai non permanen, merantau bukan pindah kampung halaman". Ini menandakan bahwa ada sesuatu yang istimewa dari Kerinci yang selalu dirindukan oleh para perantau.

Hal itu memicu saya (yang juga seorang perantau) menggali apa sih penyebab orang kerinci selalu rindu untuk pulang ke kampung halamannya?. Untuk itu saya melakukan wawancara, baik secara langsung, melalui telepon dan melalui media sosial ke beberapa teman perantau yang tersebar di Indonesia dan beberapa juga di luar negeri. Dan inilah 4 hal yang selalu dirindukan perantau untuk mudik ke Kerinci:

1. Sanak Keluarga/Karib Kerabat

Banyak alasan orang Kerinci merantau. Ada yang melanjutkan pendidikan, kerja, juga berdagang keliling. Pada prinsipnya mereka merantau dengan tujuan untuk penempaan jiwa, pencerdasan diri, dan mengangkat harkat hidup, dan sebagainya. Setelah dalam waktu yang lama tidak bertemu keluarga tentulah muncul rasa rindu untuk bercengkrama, bercanda gurau dengan sanak keluarga. Bagi orang kerinci, keluarga sangatlah penting. 

Betapa tidak, dalam aktivitas-aktivitas penting seperti pernikahan, mendirikan rumah, secara tradisi sangat penting kehadiran dan peran teganai rumah dan ninik-mamak. Kekuatan hubungan kekeluargaan orang kerinci juga diikat oleh adat istiadatnya sehingga bersilaturahmi dengan sanak keluarga menjadi sangat penting, meskipun keberadaan kita jauh di rantau. 

Setidaknya para perantau memanfaatkan momen lebaran untuk bersilaturahmi. Bagi yang telah lama merantau, reuni dan berkumpul kembali dengan teman kecil, teman sepermainan, ataupun teman sekolah juga merupakan momen yang mengasyikkan dan ditunggu-tunggu. Reuni ini biasanya diadakan bisa dalam bentuk buka bersama atau halal bihalal dalam suasana berlebaran.

2. Makanan dan Minuman Khas Kerinci

Terdapat banyak makanan/minuman khas Kerinci, seperti Cabe Suhen, Beras Payo, Sambal Belut Cabe Merah, Gulai Ikan Semah, dan Minum Air Kawo.

Cabe Suhen 

Cabe Suhen dibuat dengan mencampurkan daun muda/pucuk Surian (Toona sureni) yang ditumbuk dengan rebung dan digoreng dengan cabe hijau, biasanya dicampur lagi dengan ikan teri. Disantap dengan nasi dan sayuran. Cabe suhen memiliki aroma yang khas dan selalu diikutsertakan dalam lomba kuliner dan pariwisata dari daerah Kerinci.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline