Lihat ke Halaman Asli

Dare to Dream BIG :)

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semalam saya benar-benar tidak bisa tidur dengan nyenyak. Begitu banyak pikiran yang ada diotak saya. Saya memejamkan mata lalu berkata“ I’ll go away from here, Far Far Far away” . Tiba-tiba pipi saya basah. Masyaallah, rasanya saya segera ingin pergi dan menjalani hidup saya sendiritanpamerepotkanorang lain. Ketika saya mengutarakan itu pada pacar, dia malah bilang kalau hidup diluar jauh lebih susah dari apa yang kamu bayangkan.

Saya sadar betul untuk mewujudkan impian saya sangatlah tidak gampang. Mustahil saya bisa kalau dipikir secara logika. Tapi bagi saya tidak semua bisa dilogikan. Tapi saya masih punya niat dan keinginan yang sangat kuat untuk mewujudkan impian saya. Salah satu impia saya adalah bisa menginjakkan kaki keluar negeri. Melihat belahan dunia yang lain. KELUAR NEGERI?? Rasanya itu impian yang sangat mustahil buat saya.

Bagaimana mahasiswa kere seperti saya ini bisa keluar negeri? Saya bukanlah mahasiswa jenius yang mengikuti kompetisi mahasiswa tingkat dunia. Bukan mahasiswa yang tergabung dalam kelompok paduan suara kampus yang biasa keliling dunia bersama grup nya, juga bukan mahasiswa yang dikirim untuk mewakili kampus dalam ajang kompetisi Internasional. Tapi keinginan untuk bisa keluar negeri begitu besar.

Keinginan itu muncul setelah sejak bertemu dengan seseorang yang bernama Dita dan Ines beberapa tahun lalu. Saya bertemu dengan mereka di kantor Radar Kediri saat mereka baru kembali dari Amerika. Saya yang saat itu masih tergabung dalam komunitas muda radar kediri merasa senang bisa bertemu dengan mereka. Saya terinspirasi dengan mereka. “wong, iki kok pinter eram “ (orang ini kok pinter banget) batinku saat mereka menceritakan pengalaman mereka selama di Amerika.

Mustahil rasanya bagi saya untuk bisa seperti mereka. Akhirnya keinginan itu saya pendam. Saya tidak berani bermimpi terlalu tinggi kala itu. Dan ternyata pilihan saya saat itu adalah pilihan terbodoh saat itu. Memilih mengubur impian, hanya karena takutbermimpi terlalu tinggi membuat saya tidak berusaha apapun untuk mencari jalan agar impian saya bisa terwujud. Beberap tahun berlalu, hingga kini saya sudah duduk dibangku kuliah jauh didalam hati keinginan itu masih ada dan sekarang semakin dan semakin mendesak agar segera diwujudkan.

Keinginan itu kembali muncul saat saya membaca tulisan berjudul Paspor yang ditulis oleh guru besar UI Reinald Kasali. Tulisan itu membuat saya semakin ingin keluar negeri. Ternyata tidak harus menjadi kaya raya, menjadi mahasiswa jenius, ataupun menjadi anggota grup paduan suara kampus agar bisa keluar negeri. Kita semua bisa keluar negeri , salah satunya dengan menjadi backpacker. Itulah pilihan yang setidaknya mendekati realistis bagi mahasiswa kere dan tidak pintar ini untuk mewujudkan impian keluar negeri.

Dari mana uangnya? Ketika pertanyaan itu mampir diotak saya sendiri bingung untuk menjawabnya. Benar , bagi mahasiswa kere seperti saya uang lah yang menjadi masalah utama. Tapi sekali lagi tak ada yang tidak mungkin didunia ini. Setidaknya saya masih punya keinginan yang kuat dan saya masih bisa berusaha. Selagi itu masih ada dalam diri saya , saya yakin saya pasti bisa. Bismillah...sesungguhnya Allah itu maha kuasa.

Berusaha, Berusaha, Berusaha , Dan Berdoa, Berdoa, Berdoa, And Let’s Dream And Fate Takes Me Where I Belong.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline