Suatu ketika anak perempuan saya tanya, "Ma, singkatan artificial intelligence itu dibacanya a-i atau ei-ai?"
"ei-ai, karena dia singkatan dari bahasa Inggris jadi harus nginggris kayak waifai (Wifi)."
"Tapi, guruku bilang dibacanya a-i, Ma, bukan ei-ai, karena udah jadi bahasa Indonesia."
Rupanya sang guru menerjemahkan artificial intelligence sebagai akal imitasi, dengan begitu singkatannya sama-sama ditulis dengan huruf A dan I. Kalau dibaca dalam bahasa Indonesia jadi a-i.
Terminologi AI
Perlu kita ingat dulu kalau istilah artificial intelligence asalnya dari dunia perkomputeran. Artificial Intelligence (AI) adalah bidang ilmu komputer yang dikhususkan untuk menciptakan mesin dan perangkat lunak yang dapat melakukan tugas yang memerlukan kecerdasan layaknya manusia.
Alih-alih membuat kode keras untuk setiap aturan, sistem AI mempelajari pola dari data, beradaptasi dengan informasi baru, dan memecahkan masalah. AI juga bisa memahami bahasa bahkan menghasilkan karya kreatif seperti membuat lirik lagu dan puisi, juga membuat komposisi musik.
AI menjadi cabang ilmu komputer sejak 1950 diawali dari makalah ilmuwan komputer Inggris bernama Alan Turing yang berjudul Computing Machinery and Intelligence yang berisi tentang kemungkinan andai mesin bisa berpikir. Dalam makalahnya Alan juga memperkenalkan metode yang kita sebut dengan Uji Turing sebagai tolok ukur kecerdasan mesin.
Kemudian John McCarthy, Marvin Minsky, Nathaniel Rochester, dan Claude Shannon mendefinisikan apa itu artificial intelligence dalam konferensi di Darmouth College tahun 1956. Hal ini menandai kelahiran resmi cabang ilmu AI.
Makalah dan uji dari Alan Turing serta Konferensi Darmouth dianggap menjadi titik awal lahirnya AI sebagai bagian dari disiplin akademis.
Etimologi dan Makna Kata
Bila artificial intelligence dipadankan jadi kecerdasan buatan maupun akal imitasi, mari kita kulik dulu asal katanya.
1. Akal Imitasi
Kata akal berasal dari bahasa Arab aql yang artinya kepintaran, hati kecil, kemantapan, instrumen pada diri manusia yang berfungsi untuk mencegahnya melakukan perkataan atau perbuatan tercela.