Tanpa pembaruan takkan ada perubahan, tanpa perubahan takkan ada kemajuan. Tanpa kemajuan tidak ada prestasi.
Pada tahap seleksi cara yang lazim dilakukan panitia pemilihan pemain yaitu melihat langsung performa peserta saat pertandingan uji coba. Penilaian ini hanya melihat sisi luar (casing) pemain terkait skill sepakbolanya, seperti kecakapan dan ketrampilan dalam mengolah bola atau permainan. Apa yang terlihat kasat mata itu sering awam menyamakannya dengan bakat/talenta pada orang tersebut. Sementara kita sepakat dengan itu dan bakat merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai keberhasilan / prestasi.
Namun banyak pula pakar olahraga berpendapat peranan bakat hanya 15% dalam capaian prestasi, selebihnya adalah kerja (latihan) keras. Jadi dalam olahraga, terutama olahraga prestasi bakat kuat sekalipun belum cukup untuk berhasil (menang) jika tidak latihan keras. Dengan latihan fisik, tehnik, taktik secara tidak langsung secara psikis pemain lebih percaya diri. Gabungan dari komponen tersebut memungkinkan seseorang atau tim menuai kemenangan tiap pertandingan. Pada gilirannya apa yang sudah dicanangka yaitu juara bukan suatu hal yang mustahil. Sebab semua peserta pada kompetisi memiliki peluang yang sama untuk menjadi juara.
Sering kita melihat begitu bagusnya skill seorang pemain dalam permainan tapi sayang tampilan itu hanya sesaat dan tidak konsisten. Hal ini dikarenakan dirinya mumpuni dalam tehnik individu tapi lemah pada stamina (drop). Karena itu dia tidak akan mampu tampil prima sepanjang laga berlangsung atau seperti yang pengamat harapkan.
Dalam tahap uji coba keadaan dimana kelelahan melanda pemain masih bisa ditoleran, tapi tidak pada saat pertandingan nanti. Fakta ini jelas membuktikan bahwa stamina drop, sebagus bakat alaminya maka penampilannya galau alias kacau. Mengingat tingginya kompleksitas komponen sepakbola yang mewajibkan pemainnya senantiasa dalam kondisi total fit atau kesegaran penuh semua pemain, maka saat seleksi panitia harus bisa memastikan tingkat derajat kondisi fisik semua pemain yang bakal direkrut untuk mengisi suatu squat.
Jadi menjadi juara itu bukan hal aneh asalkan syarat utama terpenuhi. Bukan hanya bakat lewat performa saja yang diperhatikan tapi dibalik itu ada faktor yang masih bisa diuji lewat tes dan pengukuranaspek kondisi fisik pemain terkait performa yang memukau. Tidak mengherankan kalau seseorang / tim gagal atau belum berhasil karena hanya faktor bakat yang diperhatikan, sementara syarat lain tidak dilengkapi. Cara seleksi seperti ini harus dilengkapi dengan tes dan pengukuran setelah terjaring pemain dari sisi performa mereka. Ada tahapan dimana panitia memastikan tingkat kondisi fisik pemain yang sudah direkrut. Adanya hasil tes & pengukuran akan memudahkan Pelatih dalam menyusun menu, porsi dan resep latihan dalam Rencana yang dikenal Program Latihan.
Jangan sampai nanti tim sepakbola itu hanya mengandalkan satu atau beberapa orang pemain yang menurut perasaan pengamat performanya layak sementara kondisinya meragukan. Panitia seleksi pun menetapkan stamina itu disetarakan kemampuan dan ketrampilan pemain seusia mereka umumnya dan sesuai levelnya. Misalnya untuk U15/16 karakteristik remaja terkait skill sepakbola mereka umumnya. Tidak bisa menyamakan stamina dan skills pemain liga 1 dengan pemain amatir (lokal) contohnya.
Takaran itu dibuat berdasarlan data hasil tes dan pengukuran aspek fisik pemain itu sendiri sebagai data awal . Inilah salah satu tujuan tes dan pengukuran dilakukan oleh panitia guna menghindari bongkar pasang pemain dengan harapan barangkali masih ada yang bagus atau lebih bagus dari yang ada. Kenyataannya dari dulu sampai sekarang materi pemain kita adanya seperti inilah . Tidak mungkin kita mengharapkan pemain handal turun dari langit. Penulis mengutip perkataan Pelatih termahal the spesial one ; Jose Mourinho (Mantan pelatih PORTO FC- PORTUGAL, CHELSEA-ENGLAND, REAL MADRID-SPAIN, Manchester United) bahwa 'Superman itu tidak ada dalam dunia real apalagi dalam bermain bola'.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI