Gerimis turun ,desiran angin kencang meniup begitu kencang deburan ombak memukul di tepian pantai, nampak hilir mudik kendaraan di sepanjang perjalanan pulang .Lina menumpangi bus,melaju ke tempat perhentian di terminal, halte bus akan berhenti.Lina turun menuju halte sambil menunggu taxi,hujan semakin deras semua penumpang berlindung dan berteduh sejenak.Lina terusik uuuffffhhh....! Nampaknya terlalu banyak orang di sini,saya harus bergeser,sambil mengamati suasana di sekitarnya,ada bangku kosong agak jauh keluar dari halte dekat warung kopi yang sudah tutup ada beberapa bangku berjejer ,lumayan bisa duduk sementara di sini,sambil menunggu
Perhatian lina hanya tertuju pada ponselnya ia menggunakan hadsed di telinga,sendirian berteduh dan berlindung di situ.Di tengah derasnya hujan ada suara seperti memanggilnya selamat malam nak? Kamu hendak kemana? Namun tidak ada balasan,sepintas terlintas seperti seorang ibu paru baya jalannya seperti berbongkok,rambutnya tidak terurus acak sekali bajunya compang camping serba hitam.Lina tahu pasti ibu sedang berlindung juga di sini ,berteduh hujan semakin deras angin kencang praaakkkk tiang penyangga atap warung kopi itu patah ummmmmhhhhh... saya harus keluar menghindari,kalau-kalau terjadi sesuatu ada pohon juga,jangan sampai pohonnya tumbang.
Lina bangkit dari tempat duduknya dan hendak keluar dari terminal itu,ah..dari tadi duduk tidak ada satupun kendaraan yang lewat, ketika bangkit dari tempat duduknya ia gelisah macam ada sesuatu yang di dudukinya dari tadi tidak nyaman apa ini,iya menyalakan handphonenya sambil mengamati benda tersebut, waktu di layar handphonenya tepat menunjukkan pukul 19:30 Wit.Benda apa ini? Ia hendak meninggalkan benda tersebut di tempat tadi ia duduk, sepertinya benda itu ada dua pasang yang di bungkus dengan plastik hitam,dalam hatinya ahh....saya bawa saja ke rumah nanti kalau ada yang datang ke tempat tadi mencarinya,saya akan mengembalikannya,pasti itu pemiliknya.
Sambil berlari keluar menerobos hujan deras ada beberapa orang yang mengikutinya keluar dari halte pas ada taxi yang lewat mereka pun memberhentikan taxi tersebut.Lina mengisi kedua benda yang di dapatkanya itu di dalam tasnya,sesampainya di rumah ia bergegas mandi dan mulai menuju tungku api, badannya dingin gemetaran, menyiapkan kayu bakar, lalu kemudian menyalakan api ia memasak air untuk membuat secangkir white kopi panas paling enak di nikmati dengan sagu bakar.Lina mengambil tasnya kemudian mengeluarkan benda tersebut, ih ini sisir bambu unik sekali ada ukiran dengan motif yang unik ,ukiran burung Cenderawasih begitupun tusuk kondenya unik sekali dari bambu,ada kerang laut yang menempel pada tusuk konde itu dengan tambahan bulu burung yang indah,milik siapa y?Sepertinya orang tersebut terburu-buru dan lupa barangnya di halte. Benda apa itu kak,tanya lius adik lina "ah.. ini kaka tadi temukan di tempat duduk, mungkin ada yang lupa,apa itu?Sisir bambu dan tusuk konde ni,lius pun penasaran , ia datang dan melihat kedua benda yang di pegang lina, pake saja kaka ,bagus itu sisir bambu dan tusuk kondenya ,inib baru di buat. Mungkin sengaja di tinggalkan untuk kaka,ah..kamu ini lius manamunngkin ada orang senekat itu,pasti punya orang dan mungkin sekarang ini orang tersebut baru sadar kalau barangnya hilang,ia akam kembali ke tempat itu sambung lina.Kapan kamu kembali lagi ke halte itu kak ?Lina menjawab hari senin lah saat berangkat ke tempat kerja,kenapa tidak besok saja,eh...Lius besok kan hari minggu saya off dan harus beristirahat full.Baiklah nanti hari senin saja kata Lius.
Lina pun pergi ke kamarnya untuk beristirahat,hari sudah larut malam, suasana hening,hujan semakin deras turun,Lina mulai bersuara tolong ! Tolong !Tolong lepaskan saya,saya tidak sengaja menemukan sisir dan tusuk konde ini
Keesokan harinya Lius menanyakan kak Lin , semalam kamu mengingau mimpi dan bicara sudah ituvberteriak lagi minta tolong dan bilang saya tidak sengaja menemukan sisir bambu dan tusuk konde itu,yah... Lina menjawab ia semalam memang saya bermimpi di datangi oleh sosok ibu paruh baya,tapi ibu itu sepintas yang terlihat jalan di depan saya saat berteduh di halte, apakah Ibu itu pemilik sisir bambu dan tusuk konde tersebut?Lina mulai tergangu ia mulai mengingat kembali sosok yang datang di dalam mimpinya.
Keesokan harinya seperti biasa lina akan berangkat pagi-pagi menuju halte untuk menumpangi bus, lina bekerja pada salon kecantikan khusus perawatan rambut keriting,rutinstas setiap hari ia harus stenbai bus,yang pagi'pagi tiba di halte.Ia mengamati sekelilingnya dan melihat ke tempat duduknya ,pada malam minggu itu ,tidak terlihat siapapun ada di sana sedang duduk atau sedang berdiri penumpang bus telah full dan hendak keluar dari terminal akan menuju tempat tujuan, tempat kerja kurang lebih satu jam perjalanan. Bus itu keluar dari halte siap untuk menanjak.Lina duduk di pinggir dan bisa melihat keluar dari arah jendela bus,seperti biasanya hadsed di telinga, namun matanya terbuka lebar melihat ada sosok ibu paru baya mengunakan baju serba hitam,rambutnya acak berantakan, kacau seperti tidak pernah menyisir rambutnya, siapa itu sambil berdiri lina ingin memastikan secara jelas apakah itu Ibu yang datang dalam mimpinya itu,ia memberanikan diri bertanya kepada penumpang lain yang duduk dekatnya apa kamu melihat ada seorang ibu melambaikan tangan ,berpakaian hitam?yah saya melihatnya apa kamu kenal dengan ibu itu? Tidak saya tidak mengenalnya tapi seringkali ia duduk di halte,ibu itu biasanya menangis dan bicara sendiri seperti ada gangguan kejiwaan, ia hanya minta agar rambutnya di sisir rapih, apa dia punya sisir yang selalu di bawahnya dengan tusuk konde?Ia tidak punya sisir tapi biasanya dia akan marah,berperilaku seperti anak kecil, ketika ada orang lewat, dan ada yang tergerak hatinya akan menyisir rambut ibu itu .Dalam hatinya lina berpikir apakah ini sisir bambu dan tusuk konde ibu itu,semakin bingung dan terbawa dengan mimpinya.
Hari itu lina memutuskan pulang agak cepat ia penasaran ingin ketemu dengan sosok ibu itu,sesampainya di halte ia melihat ibu ini sedang menyapu ia menyapa hallo mama selamat sore ibu itu hanya balik dan menatap lina dengan tajam,maaf mama apakah ini milik mama? Sambil mengeluarkan bungkusan plastik hitam itu,kemudian membuka plastik huruf itu dan menunjukan kepada ibu itu,sisir bambu dan tusuk konde,apakah sisir bambu dan tusuk konde ini milik ibu?Saya mendapatkannya di sana ,menunjuk dengan jari tangannya ke arah tempat di mana lina duduk malam itu untuk berteduh.Ibu ini sangat ketakutan,raut wajahnya begitu gugup melihat kedua benda tersebut ia menghindar sambil menggelengkan kepalanya.
Timbullah pertanyaan ini milik siapa? Dan mengapa ibu ini begitu takut melihat benda ini, cuma sisir bambu dan tusuk konde dan ternyata pemilik warung itu bercerita mama ini bekerja di sini sebagai pegawai perhubungan,ia sangat rajin anaknya mengalami kecelaksn di depan jalan itu pas ada pohon gersen,ia datang ingin menjemput ibundanya setelah pulang kerja namun nasip naas menimpanya,ia di tabrak dari belakang,kami menemukan ada sisir bambu dan tusuk konde di lokasi kejadian saat kecelakaan maut itu terjadi.Lampu sennya mati tidak berfungsi membuat kendaraan dari arah belakang yang melaju dengan kencang langsung menabraknya ia pun jatuh terhempas tepat di arah pohon gersen itu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI