Mohon tunggu...
Julianda Boang Manalu
Julianda Boang Manalu Mohon Tunggu... ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh".

Selanjutnya

Tutup

Home Pilihan

Rumahku, Bookstore-ku: Cozy Corner di Pustaka Pribadi

12 September 2025   10:52 Diperbarui: 12 September 2025   10:52 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pustaka mini milik  penulis. Dokumen Pribadi Julianda Boang Manalu.

Ada satu tren yang kian marak dalam beberapa tahun terakhir, yakni: nongkrong di bookstore. Toko buku yang dulunya hanya berfungsi sebagai tempat membeli bacaan, kini bertransformasi menjadi ruang publik yang estetik, cozy, bahkan instagramable. 

Bukan hanya rak buku yang penuh warna, tetapi juga interior kayu yang hangat, pencahayaan temaram yang nyaman, serta tambahan coffee corner yang membuat orang betah berlama-lama. 

Gramedia, misalnya, kini menghadirkan konsep ruang baca modern seperti Gramedia Jalma yang tidak hanya sekadar menjual buku, melainkan juga menyajikan pengalaman nongkrong. 

Menurut data Asosiasi Penerbit Indonesia (IKAPI), kunjungan ke toko buku fisik tetap cukup stabil meski penjualan daring meningkat, salah satunya karena orang datang bukan hanya untuk berbelanja, tetapi untuk merasakan suasana yang berbeda (IKAPI, 2022).

Fenomena ini memperlihatkan pergeseran fungsi bookstore. Ia tidak lagi hanya sekadar titik transaksi, melainkan juga menjadi semacam ruang kultural, tempat orang bertemu, mengobrol, berdiskusi, atau sekadar menenangkan diri di antara aroma buku dan kopi. 

Bahkan, bagi sebagian orang, sekadar duduk diam di pojok toko buku sudah cukup menghadirkan rasa "healing" sederhana. Tidak sedikit pula yang menjadikan bookstore sebagai alternatif kafe, tempat di mana inspirasi sering datang secara tak terduga.

Namun, di balik ramainya tren ini, ada pertanyaan yang menggoda untuk diajukan: apakah pengalaman nongkrong di bookstore harus selalu dilakukan di luar rumah? Apakah atmosfer cozy, estetik, dan penuh inspirasi itu tidak bisa kita hadirkan dalam lingkup yang lebih personal, lebih intim, dan lebih bermakna? 

Di sinilah kemudian saya ingin mengajak pembaca merenung tentang keberadaan pustaka pribadi---rak buku kecil di rumah---yang sering kali justru menjadi "bookstore mini" paling otentik dan nyaman.

Pustaka Pribadi sebagai Bookstore Mini

Saya percaya bahwa hampir setiap rumah menyimpan semacam pustaka kecil, meski bentuknya sederhana. Bisa berupa rak kayu di ruang tamu, lemari kaca peninggalan orang tua, atau sekadar tumpukan buku di meja belajar. Bagi sebagian orang, rak itu mungkin tidak pernah dianggap istimewa. 

Namun, bila diperhatikan lebih dalam, ia sejatinya menyimpan kisah personal yang jauh lebih kaya dibandingkan rak-rak tinggi di bookstore modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun