Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentafakuri Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Oslo Opera House: Taman Publik, Panggung Urban, dan Ruang Kontemplasi

7 September 2025   09:36 Diperbarui: 13 September 2025   08:36 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oslo Opera House. Taman Publik, Panggung Urban, dan Ruang Kontemplasi | Dok. Pribadi

Oslo Opera House bukan sekedar gedung opera. Ia adalah cerita tentang bagaimana sebuah kota berani menafsir ulang dirinya. Dahulu, Oslo hanyalah kota pelabuhan yang muram, penuh gudang tua dan deretan kontainer yang menghadap dinginnya fjord. Kini, distrik Bjorvika tampil sebagai halaman depan baru Norwegia: sebuah distrik budaya, di mana seni, arsitektur, dan kehidupan urban menyatu.

Ada satu catatan yang belum sempat saya bagi dari Oslo, sebelum kita beranjak menyingkap keindahan Copenhagen. Catatan itu bernama Oslo Opera House.

Ikon arsitektur modern Norwegia yang melampaui fungsinya sebagai gedung pertunjukan. Dirancang firma arsitektur Snohetta. Bangunan ini seakan muncul dari laut, menyerupai gunung es dengan atap miring yang bisa dijelajahi publik.

Di sinilah seni pertunjukan terbesar Norwegia; opera, balet, dan panggung teater; menghidupkan ruang, sekaligus menjadikan arsitektur sebagai undangan terbuka bagi siapa saja untuk mendekat, menyentuh, bahkan menapakinya.

Oslo Opera House

Dari kejauhan, bangunan ini terlihat seperti gunung es yang muncul dari permukaan laut. Atapnya yang miring, dilapisi marmer Carrara putih, mengundang orang untuk berjalan di atasnya. Tidak ada pagar, tidak ada batas.

Inilah pernyataan arsitektur yang tegas: seni tidak harus bersembunyi di balik tirai eksklusif, ia bisa hadir di ruang publik, bisa disentuh, bahkan diinjak.

Rancangan firma arsitektur Snohetta ini diresmikan pada 12 April 2008 oleh Raja Harald V, setelah empat tahun pembangunan yang teliti (2003-2007).

Gedung ini berdiri seluas 38.500 meter persegi, dengan aula utama berkapasitas 1.364 kursi, rumah bagi Norwegian National Opera and Ballet. Namun yang membuatnya istimewa bukan hanya panggung megah di dalam, melainkan panggung kehidupan di luar.

Warga dan wisatawan berjalan di atapnya, duduk bersandar pada marmer dingin sambil memandang Oslofjord, atau sekadar membiarkan angin utara menyapu wajah mereka.

Konsep yang diusung Snohetta disebut "landscape as architecture." Gedung ini bukan hanya objek arsitektur, melainkan perpanjangan lanskap kota. Seolah-olah naik dari laut untuk menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Granit Norwegia, marmer Italia, dan kaca besar yang transparan membuat batas antara dalam dan luar menjadi cair. Opera House ini bukan hanya ruang seni, tetapi juga taman publik, ruang urban, dan tempat kontemplasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun