Lihat ke Halaman Asli

Varhan AZ

Penyemangat

Menjadi Panglima TNI Adalah Garis Takdir

Diperbarui: 10 Januari 2020   16:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Menjadi Panglima TNI Adalah Garis Takdir

Oleh :
Varhan Abdul Aziz
Alumni Magister Ketahanan Nasional Universitas Indonesia.

*"Kamu bukanlah tentara sewaan tetapi prajurit yang berideologi, sanggup berjuang menempuh maut untuk kelahiran Tanah Airmu"*

-Jenderal Sudirman-

Cita2 semua Taruna, Karbol, Kadet, Akmil, AAU, AAL sampai Akpol, adalah untuk menjadi Jenderal Bintang 4. Kalau bisa sampai pucuk, jadi Panglima. Tapi tidak semudah itu ferguso, jalan panjang yg harus dilalui penuh dengan proses, track record, prestasi, sampai pada penilaian pimpinan, ujung - ujungnya nasib.

Dua kali sy pernah mendaftar Akmil, gagal. Sampai cuti kuliah, akhirnya lulus lama. Tapi memang bukan nasibnya. Ya tidak lolos. Yg pertama gagal di Psikologi, katanya sy pemberontak, hehe. Bukan tidak lolos, tapi tidak cocok kalau tentara ada jiwa pemberontak, karena tentara harus siap perintah.

Ternyata saya lebih cocok jadi Akademisi! Saya ingat, salah satu Kapten di Ajendam Jaya, pernah berkata, "Kalau di Jidat Kamu ada Tulisan TNI, maka kamu akan jadi. Kalau tidak, sampai kiamatpun tidak akan terealisasi." Inspirasi itu menjadikan saya positif menatap hidup dan masa depan.

Bicara Panglima TNI, uniknya Panglima sekarang berasal dari Matra Udara. Notabene jumlah lulusan AAU lebih sedikit dari Akmil. Artinya, seleksinya saat mau jadi taruna benar - benar ketat! Cuma ada 3 Panglima TNI yang berasal dari AU!

Laksamana udara soerjadi, Marsekal Joko dan Marsekal Hadi. Kesimpulanya, di Jidat Marsekal Hadi, memang sudah ditulis tuhan "Panglima TNI". Sudah sampai bintang 4 saja bagi setiap perwira TNI adalah anugrah. Perlu disyukuri. Saya yakin, pak Hadi tidak pernah menyangka bisa sampai di pucuk tertinggi.

Artinya, menurut Presiden Jokowi, Marsekal Hadi, menjadi sosok yang tepat di masanya untuk mendapingi beliau sebagai Panglima TNI. Itu hak periorigatif Presiden. Sama seperti saat menunjuk menteri, pejabat esellon 1, dan kepala lembaga lainya. Jadi ga perlu usil bilang2 politis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline