Lihat ke Halaman Asli

R.A. Vita Astuti

IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

[Urban #9] Ajakan

Diperbarui: 13 Juli 2021   23:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Gift Habeshaw on Unsplash.com

Baru beberapa saat taksi meninggalkan rumah Pim, Axl meraih HPnya dan menyentuh layar untuk menelpon seseorang.

"Kamu sekarang di mana?" Axl bertanya tanpa menyebut nama. Orang yang ditelpon langsung mengangkat pada deringan pertama.

"Mengantar Tim ke rumahnya," terdengar suara Mia yang menenangkan di telinga Axl. "Kamu masih sama Pim?"

"Tidak, dia sudah aku antar ke rumah, kamu sama siapa lagi?" tanya pria itu.

"Tinggal sama Tim, yang lain sudah kami antar, sekalian waktu balik ambil kunci rumah Tim yang ketinggalan," jelas Mia. "Kamu nggak ngobrol-ngobrol dulu sama Pim? Belum tentu kamu ketemu dia lagi loh. Kok cepet banget sudah pergi lagi?" 

"Kita ketemu di rumah Tim, tunggu aku," kata Axl lalu mematikan HPnya. Kemudian dia menyebut alamat rumah Tim kepada sopir taksi.

"Hey?" Mia bingung karena tanpa goodbye Axl sudah off. 

"Axl ngapain?" tanya Tim sambil menekan gas mobil karena jalanan sepi, lampu lalu lintas tinggal warna kuning yang berkedip.

"Kok tahu yang menelpon Axl? Oh karena aku menyebut nama Pim?" Mia tersenyum ketika menemukan jawabannya sendiri. Dia suka tebak-tebakkan. Paling suka dengan Tim karena cowok itu selalu kalah walau keras berusaha.

"Bukan, cara kamu ngomong sudah khas banget kalau itu Axl," kata Tim sambil matanya masih menatap ke jalan di depan. "Tapi juga karena kamu menyebut Pim sih, heran aku, kenapa cewek itu malah nggak pulang sama Leo? Heran juga kenapa Leo membiarkan pacar barunya pulang sama cowok lain?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline