[caption id="attachment_113454" align="alignleft" width="300" caption="Chaiyya-chaiyya Norman"][/caption] Harold Camping mungkin tidak salah-salah amat memprediksikan "Jesus 2nd Coming" tanggal 21 Mei 2011 lalu. Waktu berlalu tak ada kejadian apa-apa, namun bila kita telisik lebih dalam, sejujurnya ini adalah rentetan pertanda, suatu prosesi yang biasanya mendahului terjadinya peristiwa besar. Tengoklah ketenaran instan Briptu Norman di seluruh pelosok nusantara beberapa waktu lalu lewat unggahan youtube "Chaiyya-Chaiyya". Sebuah fenomena biasa di era digital ini. Tapi coba kita simak terjemah lagu tersebut. Ini jelas bukanlah lagu cinta. Ini sebuah pertanda. Kegembiraan nusantara menyambut kedatangan seseorang yang dinanti-nanti, untuk menyelamatkan Nusantara : Imam Mahdi, Satrio Piningit, Kalki Avatar, Isa Almasih, dan berbagai sebutan lainnya. Kegembiraan yang juga disebutkan dalam Kalki Purana, sebuah pustaka Hindu, yang menggambarkan suasana menjelang kedatangan Sree Kalki dimana penduduk bumi di tempat kedatangannya akan menyambutnya dengan tabuh riuh rebana dan genderang sukacita. Mengakhiri masa kegelapan dan menyampaikan kabar buruk bagi manusia-manusia tak berbudi. Chaiyya-chaiyya sekaligus mengabarkan 3 pertanda : Pertama, telah dekatnya saat kedatangan sang ratu adil di 2011 ini atau selambatnya tahun 2012, karena sebuah pesta penyambutan tak pernah jauh dari peristiwanya; Kedua, sebagaimana Briptu Norman, sosok rakyat biasa yang mendadak terkenal, begitulah Ratu Adil ini kelak berasal dari rakyat biasa, bukan politisi atau sosok yang sudah dikenal; Ketiga, bersyukurlah bahwa fenomena ini terjadi di negeri ini, menjadi pertanda bahwa Sang Mahdi yang ditunggu adalah orang Indonesia. Yang akan membawa Nusantara dari keterpurukan ke masa kejayaan Majapahit episode 2. Genaplah warta dari berbagai nubuat termasuk di Injil dan hadits bahwa beliau akan datang dari timur. Berikut terjemahan lagu Chaiyya-chaiyya : Chaiyya Chaiyya (dalam bayangan/naungan) jinke sar ho ishq kii chha.nh dia yang dinaungi oleh cinta pao.n ke niiche jannat hogi surga akan berada di bawah telapak kakinya jinke sar ho ishq ki chha.nh dia yang dinaungi oleh cinta chal chhaiyya berjalan dalam naungan/bayangan pao.n jannat chale chal chhaiyyan berjalan di surga, berjalan di bawah naungan vo yaar hai jo khushbuu kii tarah ada seorang sahabat laksana wangi semerbak jiskii zabaan Urdu kii tarah yang tutur katanya adalah puisi merii shaam raat merii qainaat dialah senjaku, malamku, dan nyataku vo yaar mera saiyya saiyya sahabat itu adalah kekasih yang tercinta Chorus gulposh kabhii itarae kahii.n terkadang (kekasihku) bercumbu dengan sekuntum bunga mahake to nazar aa jaa'e kahii.n begitu harumnya hingga engkau dapat melihat wanginya taawiiz banake pahanuu.n use jika ia adalah perhiasan, ku akan mengenakannya aayat kii tarah mil jaaye kahin mendapatkannya ibarat melihat mukjizat mera nagama vahii.n mera qalama vahii.n dia adalah laguku, persaksian keyakinanku (vo yaar hai jo imaam ki tarah) (Temanku ibarat imam/pemimpin bagiku) mera nagama nagama mera qalama qalama laguku... persaksian keyakinan (iman) ku yaar misale.n os chale ia berjalan seperti embun paon ke tale phirdaus chale ia berjalan dengan taman surga di bawah telapak kakinya kabhii Daal Daal kabhii paat paat terkadang di ranting-ranting (pohon surga), terkadang di rimbunnya dedaunan mai.n hawa pe DHuu.nDHuu.n us ke nishaan akan kucari sang angin untuk membuka jalan baginya mai.n uske ruup ka sedaaii aku larut dalam keindahannya vo dhuup chhaa.nho.n sa harjaaii tak hanya satu rupa, dia turun dengan malu-malu dari matahari menaungi vo shokh ra.ng badalta hai ia mengubah warnanya yang terang; mai.n ra.ng ruup ka saudaaii akupun menginginkan hal itu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI