Hari Kartini selama ini sering dikaitkan dengan perempuan, kebaya, dan emansipasi. Padahal, nilai-nilai perjuangan Kartini bukan hanya untuk perempuan.
Semangatnya tentang kesetaraan, pendidikan, dan keberanian juga relevan untuk laki-laki, terutama sejak dini. Jika ingin membentuk generasi yang adil dan setara, pendidikan karakter untuk anak laki-laki pun perlu dimulai dari rumah.
Menghormati perempuan bukan sesuatu yang muncul tiba-tiba ketika anak laki-laki dewasa. Sikap ini tumbuh dari pembiasaan, pengasuhan, dan teladan yang ditanamkan sejak kecil.
Maka, Hari Kartini bisa menjadi momen refleksi: sudahkah Anda mengajarkan anak laki-laki untuk menghormati perempuan, tidak merasa lebih unggul, dan belajar bekerjasama tanpa merasa terancam?
Belajar Setara dari Rumah
Keluarga adalah tempat pertama anak belajar tentang peran dan nilai-nilai sosial.
Ketika anak laki-laki melihat ayah yang menghargai ibu, atau ibu yang memberi ruang adil antara anak laki-laki dan perempuan, mereka menangkap pesan bahwa semua orang setara.
Namun, ketika rumah justru menjadi tempat di mana peran perempuan hanya dibatasi pada urusan dapur dan anak, maka anak laki-laki belajar bahwa perempuan memang "seharusnya" begitu.
Mengajarkan anak laki-laki untuk menghormati perempuan tidak harus dimulai dari topik berat.
Bisa dengan hal-hal sederhana seperti: membiasakan anak membantu pekerjaan rumah, menghargai pendapat saudara perempuannya, atau tidak menertawakan teman perempuan hanya karena berbeda cara bermain.