Penulis: Dina Amalia (Kaka D)
Sources: Pengalaman Pribadi -- Bisnis Buku & Jelajah Toko Buku OnlineÂ
Mau buku baru, banyak. Mau yang preloved, apalagi. Tinggal pilih, sesuai selera dan kebutuhan. Soal kondisi? boleh saja berbeda, tapi soal kualitas tetap saingan. Di lapak buku bekas, kualitas menjadi pusat perhatian pelapak, berbagai cara dipelajari dan ditata untuk mempersembahkan yang terbaik kepada para pembaca. Jauh dari kata 'asal jual'.
Berbisnis buku bekas, ada saja suara sumbang yang terdengar. Sesekali diremehkan, sesekali dilainkan. Saya teringat betul celotehan seorang kerabat, "ngapain bisnis buku bekas, gaada pasarnya, usaha apaan begitu, lama-lama sepi."
Kalau didengar, sebenarnya serupa angin yang berhembus kencang. Tak mengenal tempat, apalagi latar belakang. Tapi yasudah, namanya orang. Tentu, kita tak bisa mengontrol, kan? Terus berjalan saja, tak ada pembuktian.
Untuk menghibur diri yang sedikit kepikiran dengan celotehan. Saya membuka sebuah forum online, kebetulan ada tanya-jawab seru, "pilih mana: buku original, buku bajakan, atau buku bekas?"
Dari sekian jawaban ada satu yang menarik, "selalu pilih buku original & bekas. Toh, mau beli yang baru, begitu dibuka segelnya juga langsung berlabel bekas, kan? Jadi saya lebih menghemat uang dengan membeli yang bekas. Isi? gaada bedanya."
Membaca pendapat itu, cukup menyegarkan. Ditarik sedikit artinya, buku bekas memiliki peminat tersendiri. Saya coba jelajah ke beberapa lapak buku bekas online, sekaligus mengamati peminatnya langsung dari bisnis buku bekas yang saya jalankan.
Usang Tak Berarti Mati
Join live streaming di pasar online, saya disambut riuh aktivitas tawaran pelapak buku bekas, "nih kak, bundling 12 majalahnya, 50 ribu aja.", "saya kasih 25 ribu aja kak, checkoutnya di etalase 1 ya.", "mau novel ini ga kak, langsung bundling 5 aja. Yang mau komen mau."
Saya bertanya ke salah satu pelapak, "rame, mang?" beliau menjawab dengan ramah, "alhamdulillah ada aja, kalo livenya malem biasanya pada rebutan, lebih banyak yang mampirnya," senang begitu mendengar sekaligus melirik senyuman lebarnya.
Beralih. Beberapa waktu lalu, saya kedatangan tamu, juga merupakan pelapak buku bekas online. Tak kelewat, saya bertanya, "buku rame om?" beliau giro dan bercerita, "rame na, alhamdulillah. Sampe harus belanja buku setiap hari. Sebulan buat belanja buku doang sampe 7 juta. Alhamdulillah diputer terus, karna live jadi ada terus pesenan."