Mohon tunggu...
Dina Amalia (Kaka D)
Dina Amalia (Kaka D) Mohon Tunggu... Penulis, Bouquiniste

~ Best In Opinion Kompasiana Awards 2024 ~ Hidup dalam edisi khusus bekas + bekas | Kebanyakan buku, sesekali mlaku-mlaku | dno.dwriter@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Geliat Pasar Buku: Usang Tak Berarti Mati, Bekas Tak Berarti Hilang Kualitas

28 September 2025   16:50 Diperbarui: 29 September 2025   13:30 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Unsplash / Kamilla Isalieva (Ilustrasi Pasar Buku)

Penulis: Dina Amalia (Kaka D)
Sources: Pengalaman Pribadi -- Bisnis Buku & Jelajah Toko Buku Online
 

Mau buku baru, banyak. Mau yang preloved, apalagi. Tinggal pilih, sesuai selera dan kebutuhan. Soal kondisi? boleh saja berbeda, tapi soal kualitas tetap saingan. Di lapak buku bekas, kualitas menjadi pusat perhatian pelapak, berbagai cara dipelajari dan ditata untuk mempersembahkan yang terbaik kepada para pembaca. Jauh dari kata 'asal jual'.

Berbisnis buku bekas, ada saja suara sumbang yang terdengar. Sesekali diremehkan, sesekali dilainkan. Saya teringat betul celotehan seorang kerabat, "ngapain bisnis buku bekas, gaada pasarnya, usaha apaan begitu, lama-lama sepi."

Kalau didengar, sebenarnya serupa angin yang berhembus kencang. Tak mengenal tempat, apalagi latar belakang. Tapi yasudah, namanya orang. Tentu, kita tak bisa mengontrol, kan? Terus berjalan saja, tak ada pembuktian.

Untuk menghibur diri yang sedikit kepikiran dengan celotehan. Saya membuka sebuah forum online, kebetulan ada tanya-jawab seru, "pilih mana: buku original, buku bajakan, atau buku bekas?"

Dari sekian jawaban ada satu yang menarik, "selalu pilih buku original & bekas. Toh, mau beli yang baru, begitu dibuka segelnya juga langsung berlabel bekas, kan? Jadi saya lebih menghemat uang dengan membeli yang bekas. Isi? gaada bedanya."

Membaca pendapat itu, cukup menyegarkan. Ditarik sedikit artinya, buku bekas memiliki peminat tersendiri. Saya coba jelajah ke beberapa lapak buku bekas online, sekaligus mengamati peminatnya langsung dari bisnis buku bekas yang saya jalankan.

Usang Tak Berarti Mati

Join live streaming di pasar online, saya disambut riuh aktivitas tawaran pelapak buku bekas, "nih kak, bundling 12 majalahnya, 50 ribu aja.", "saya kasih 25 ribu aja kak, checkoutnya di etalase 1 ya.", "mau novel ini ga kak, langsung bundling 5 aja. Yang mau komen mau."

Saya bertanya ke salah satu pelapak, "rame, mang?" beliau menjawab dengan ramah, "alhamdulillah ada aja, kalo livenya malem biasanya pada rebutan, lebih banyak yang mampirnya," senang begitu mendengar sekaligus melirik senyuman lebarnya.

Beralih. Beberapa waktu lalu, saya kedatangan tamu, juga merupakan pelapak buku bekas online. Tak kelewat, saya bertanya, "buku rame om?" beliau giro dan bercerita, "rame na, alhamdulillah. Sampe harus belanja buku setiap hari. Sebulan buat belanja buku doang sampe 7 juta. Alhamdulillah diputer terus, karna live jadi ada terus pesenan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun