Mohon tunggu...
Weni Kurniawati
Weni Kurniawati Mohon Tunggu... Guru

Guru SMP

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tri Hita Karana baik dari segi arsitektur dan tata ruang serta implementasi di lingkungan pendidika khususnya sekolah

28 September 2025   20:42 Diperbarui: 28 September 2025   20:53 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta Konsep implementasi THK

Bali merupakan sebuah pulau yang mempertahankan nilai budaya dan  kearifan lokal. Kehidupan sehari -- hari masyarakat Bali tidak dapat dipisahkan dari aktivitas spiritual, sosial dan ekologi dengan berlandasakan pada Tri Hita Karana. Rumah  Bali bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga cerminan dari kehidupan yang harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan. Dari arsitektur hingga spirituallitas semuanya menyatu dalam harmoni yang mengagumkan. Setiap sudut rumah Bali dirancang berdasarkan konsep kosmologi  hindu seperti TRI HITA KARANA yang mencerminkan hubungan seimbang antara manusia,  alam dan Tuhan.

Rumah Bali yang erat kaitannya dengan kosep Tri Hita Karana

Arsitektur rumah masyarakat Bali terdiri dari ruang -- ruang. Pembagian ruang ini bukan hanya estetika, tetapi mengandung unsur spiritual yang  mengatur hubungan manusia dengan alam dan sang pencipta- Nya. Inilah yang menyebabkan rumah Bali terasa harmonis dan menyatu dengan alam.

Parhyangan terlihat pada dalam arsitektur rumah bali yaitu pura/ tempat sembahyang.  Pembangunan pura/ tempat suci di dalam pekarangan rumah, kantor atau area publik bertujuan untuk menjaga keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan. Orientasi bangunan biasanya menghadap ke arah gunung (kaja) atau tempat yang dianggap suci.

Kosep pawongan dalam tata letak ruang dengan memperhatikan kenyaman sosial dan interaksi antar manusia. Dalam masyarakat Bali terdapat Balai Banjar yang dirancang sebagai tempat berkumpul dan bermusyawarah untuk memperkuat hubungan soial dalam masyarakat bali. Fungsi Balai Banjar di Bali sangat penting sebagai pusat kegiatan masyarakat, yang mencakup musyawarah adat dan sosial (sangkep), pelaksanaan upacara keagamaan dan budaya, sebagai sarana integrasi sosial dan gotong royong, serta sebagai tempat pelatihan seni dan pengembangan ekonomi kreatif bagi generasi muda melalui wadah seperti Sekaa Teruna. Dengan adanya balai banjar hubungan sosial antar sesama manusia bisa terfasilitasi dengan baik.

Selain itu, konsep palemahan juga diterapkan dalam  arsitektur  dan tata ruang rumah masyarakat bali. Dimana rumah dibangun dengan menggunakan bahan -- bahan yang berasal dari alam seperti bambu, kayu maupun alang -- alang.  Rumah tradisional bali dibangun dengan bahan -- bahan alami  yang tersedia secara lokal. Batu, kayu jati , bambu dan ilalang menjadi pilihan utama yang tidak hanya kuat tetapi menyatu dengan lingkungan sekitar. Penggunaan material ini bukan hanya estetika melainkan bagian dari filosofis hidup yang menghargai alam. Ilalang sering digunakan sebagai atap karena kemampuannya meredam panas dan menyerap air hujan. Bambu yang kuat  digunakan sebagai struktur penyangga  dan dinding. Material ini diplih karena mudah diperoleh, dapat diperbaharui dan bisa terurai secara alami merupakan solusi berkelanjutan dalam membangun rumah. Selain itu, rumah di masyarakat bali mempunyai taman, pekarangan hijau sebagai ruang terbuka sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem.

Dengan demikian, arsitektur berbasis Tri Hita Karana tidak hanya menampilkan estetika, tetapi juga menjaga keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan.

Implementasi Tri Hita Karana dalam Lingkungan Sekolah 

 Selain dalam arsitektur dan tata ruang, nilai -- nilai Tri Hita Karana juga dapat diimmpelentasikan dalam bidang pendidikan. Hal ini sejalan dengan konsep tujuan pendidikan nasional yang berorientasi pada pengembangan manusia seutuhnya, baik secara spiritual, sosial maupun ekologis.

Implementasi ajaran Tri Hita Karana dalam dunia pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran dan pembentukan karakter siswa, memberikan kontribusi penting dalam menumbuhkan kesadaran lingkungan secara holistik. "Dalam konteks pendidikan, penerapan Tri Hita Karana dapat diwujudkan melalui tiga dimensi utama, yakni Parhyangan, Pawongan, dan Palemahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun