Seni pertunjukan pertunjukan rebana adalah suatu bentuk kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang di berbagai daerah di Indonesia seperti di Sumatera Barat, Aceh, Banten, Jawa Barat dan Kalimantan Selatan.Kesenian rebana ini yaitu mencampurkan atau menyatukan unsur vokal, musik, dan gerak dengan alat musik rebana tersebut. Rebana ini adalah alat musik yang berbentuk bulat yang terbuat dari kayu dan kulit kambing atau kulit sapi. Cara memainkannya yaitu dipukul, sedangkan giring-giring cara memainkannya yaitu digoyang-goyangkan. Lagu atau syair yang dibawakan dalam kesenian rebana tersebut biasanya puji-pujian, salawat, lalu menggunakan sarana dakwah Islam dan bernuansa keislaman.
Kata rebana berasal dari bahasa Arab Rabbana Yang artinya yaitu "Tuhan kami." Kemudian rabana ini dipertunjukkan di berbagai tempat, seperti; masjid, surau, pernikahan, dan memperingati hari besar Islam. Pertunjukan rebana ini biasanya dimainkan secara berkelompok, dan terdapat pula pembagian pada alat musik tersebut seperti ada yang memakai giring-giring, rebana biang, rebana hadroh, rebana tamborin, marwas, ada yang melantunkan syair, dan lain-lain. Pemain dalam rebana tersebut biasanya 10-15 orang, orangnya tidak hanya laki-laki, tetapi juga perempuan.
Dalam memainkan rebana tersebut mereka juga bergerak sesuai dengan irama dari rebana tersebut, seperti bergerak ke kiri dan ke kanan, ke depan atau ke belakang. Irama rebana yang berulang-ulang dan dinamis menciptakan suasana sakral sekaligus menggembirakan, membawa penonton larut dalam harmoni antara bunyi dan makna. Tak hanya itu, kostum yang digunakan oleh mereka biasanya sama dan sopan yang melambangkan adab dan kekompakan.
Dalam kesenian rebana ini tentu mempunyai nilai-nilai yang terkandung, seperti; yang terdapat pada kostumnya tadi yaitu ada nilai adab dan kekompakan, pada syair yang dilantunkan terdapat nilai religius, dan kesenian rebana ini menjadi warisan budaya yang diwariskan antar generasi, yang ditandai dengan adanya kesenian rebana ini pada berbagai acara, seperti pernikahan, acara adat, pesta rakyat, memperingati hari besar Islam, dan lain lain. Sehingga tidak hanya para orang tua saja yang melihat ini, tetapi juga terdapat anak-anak yang akan menyaksikannya.
Pertunjukan rebana ini juga memiliki fungsi yaitu:
1. Media dakwah.
yaitu mengajak kita untuk mendekatkan diri kepada Tuhan melalui syair yang dilantunkan tersebut, yang berisi ajaran kebaikan, memperkuat keimanan, dan menjalin silaturahmi, atau memperkuat ukhuwah islamiyah.
2. Sarana pendidik.
Yaitu menanamkan nilai sosial, seperti gotong-royong, kekompakan, kebersamaan, dan rasa hormat antar sesama.
3. Sebagai media hiburan.
Yaitu rebana dilakukan di berbagai acara seperti pernikahan, pesta rakyat, acara adat, dan memperingati hari besar Islam.
Pada Era modern ini, seni rebana terdapat tantangan yang besar akibat perkembangan musik populer dan menurunnya minat generasi muda terhadap kesenian tradisional. Jadi, terdapat upaya pelestarian yang dilakukan terus oleh berbagai pihak, seperti pemerintah, lembaga kebudayaan, maupun komunitas seni lokal. Upayanya yaitu dengan cara melaksanakan Festival rebana, lomba qasidah, dan pelatihan bagi generasi muda untuk menjaga eksistensinya. Dan bisa juga dilakukan dengan kreativitas, seperti dilakukan dengan memadukan rebana tradisional dengan unsur musik modern, sehingga tampil lebih menarik tanpa menghilangkan nilai-nilai aslinya.
Jadi, Seni pertunjukan rebana bukan hanya hiburan saja, tetapi merupakan manifestasi dari keindahan budaya dan spiritualitas masyarakat, dengan mencerminkan perpaduan harmonis antara seni, agama, dan kehidupan sosial. Oleh karena itu, menjaga kelestarian seni rebana berarti menjaga warisan budaya bangsa.Di tengah arus globalisasi, rebana ini menjadi pengingat kalau seni dapat menjadi jembatan antara tradisi dan keimanan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI