Mohon tunggu...
Arman Maulana Iqbal
Arman Maulana Iqbal Mohon Tunggu... Mahasiswa S1 Ilmu Ekonomi Uin Sunan Ampel Surabaya urabaya

seorang mahasiswa yang suka berbusana

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Ketika Desa Pesisir Belajar Mandiri: Kisah Inovasi Desa Tasikmadu Tuban

8 Oktober 2025   01:54 Diperbarui: 8 Oktober 2025   01:54 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pantai kelapa (Sumber: )TRAVELSPROMO

Desa Pesisir yang Belajar Mandiri

Desa Tasikmadu merupakan salah satu desa pesisir di Kabupaten Tuban yang dianugerahi keindahan alam dan kekayaan laut yang melimpah. Pantainya menawan, lautnya tenang, dan sebagian besar warganya menggantungkan hidup dari hasil tangkapan ikan. Namun, di balik potensi itu tersimpan tantangan besar: ketergantungan penuh pada laut membuat ekonomi desa sangat bergantung pada cuaca. Ketika angin kencang dan ombak tinggi datang, nelayan tak bisa melaut, hasil tangkapan menurun, dan roda ekonomi pun melambat.

Pemerintah Desa Tasikmadu menyadari bahwa kondisi ini tidak bisa dibiarkan. Mereka mulai berpikir lebih jauh: bagaimana agar desa tetap dapat bertahan dan berkembang meski hasil laut sedang menurun? Bagaimana agar pembangunan tidak berhenti hanya karena keterbatasan Dana Desa? Dari sinilah muncul gagasan besar untuk menggali sumber pendanaan mandiri berbasis potensi lokal.

Langkah pertama yang diambil adalah mendirikan BUMDes Tasikmadu Sejahtera sebagai wadah pengelolaan ekonomi desa. Melalui lembaga ini, pemerintah desa ingin mengoptimalkan keindahan alam pantai sebagai daya tarik wisata dan menjadikannya sumber pendapatan baru. Perlahan tapi pasti, Pantai Tasikmadu bertransformasi dari sekadar tempat berlabuhnya perahu nelayan menjadi destinasi wisata bahari yang ramai dikunjungi. Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa sebuah desa bisa maju tanpa harus sepenuhnya bergantung pada Dana Desa.

Mengapa Desa Perlu Menggali Sumber Dana Pembangunan di Luar Dana Desa?

Dana Desa memang menjadi tulang punggung pembangunan di banyak wilayah, namun sifatnya terbatas dan umumnya difokuskan pada infrastruktur serta kebutuhan dasar. Sementara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan, desa perlu berpikir kreatif dan mencari sumber dana alternatif.

Kesadaran inilah yang tumbuh di Tasikmadu sejak dini. Pemerintah desa memahami bahwa ketergantungan pada Dana Desa saja tidak akan cukup untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Melihat potensi alam yang melimpah di sekitar mereka, terutama laut dan pantai, muncullah ide untuk mengembangkan sektor pariwisata sebagai sumber ekonomi baru.

Pemerintah desa mulai menata kawasan pantai agar lebih menarik. Warga diajak bergotong royong membangun warung sederhana, membuat gazebo dari bambu, serta membersihkan dan memperindah lingkungan pesisir. Hasil dari usaha bersama ini dikelola oleh BUMDes, dan sebagian keuntungannya dikembalikan kepada masyarakat melalui kegiatan sosial serta pembangunan fasilitas umum.

Langkah tersebut mengubah cara pandang masyarakat: desa tidak harus menunggu bantuan pemerintah, tetapi bisa menciptakan sumber penghasilan sendiri. Inilah wujud nyata dari kemandirian desa bukan dengan menolak bantuan, tetapi dengan menjadikannya sebagai pemicu lahirnya inovasi lokal.

Bentuk Inovasi Sumber Dana dan Faktor Keberhasilan atau Kegagalannya

BUMDes Tasikmadu Sejahtera menjadi simbol perubahan cara berpikir masyarakat desa dalam mengelola potensi yang ada. Di bawah pengelolaannya, berbagai unit usaha dikembangkan. Selain wisata pantai, BUMDes juga menjalankan usaha pengolahan hasil laut seperti pembuatan kerupuk ikan, abon ikan, serta olahan rumput laut yang memiliki nilai jual tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun