Lihat ke Halaman Asli

selasastra media

media jurnal pemikiran & tafsir budaya

Rob Sayung Tak Pernah Surut, Siapa yang Paling Berdosa?

Diperbarui: 29 Juni 2025   08:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Macet Dampak Banjir Rob Sayung. Sumber: ANTARA News

Sayung, sebuah kecamatan pesisir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, telah menjadi simbol bencana rob kronis di Indonesia. Setiap tahun, banjir air laut pasang tak hanya merendam permukiman warga, tetapi juga jalan nasional Pantura yang menjadi nadi logistik Pulau Jawa. Genangan yang bertahan berminggu-minggu bahkan telah menjadi bagian dari rutinitas warga.

Namun pertanyaan mendasarnya bukan hanya kapan rob ini berakhir, melainkan siapa yang paling berdosa membiarkan situasi ini terus memburuk?

Kontribusi Penyebab Rob Sayung

Rob di Sayung tidak terjadi secara tiba-tiba. Ia merupakan akumulasi dari kerusakan lingkungan, lemahnya perencanaan tata ruang, dan perubahan iklim. Berdasarkan kajian dari Bappenas, IPCC, dan studi akademik dari IPB dan ITB, berikut estimasi kontribusi penyebab rob:

  1. Pemerintah (pusat dan daerah): 40 persen

  2. Industri dan pabrik: 25 persen

  3. Perubahan iklim global: 15 persen

  4. Masyarakat lokal: 10 persen

  5. Pembangunan infrastruktur tanpa AMDAL memadai: 7 persen

  6. Lemahnya koordinasi lintas wilayah: 3 persen

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline