Sayung, sebuah kecamatan pesisir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, telah menjadi simbol bencana rob kronis di Indonesia. Setiap tahun, banjir air laut pasang tak hanya merendam permukiman warga, tetapi juga jalan nasional Pantura yang menjadi nadi logistik Pulau Jawa. Genangan yang bertahan berminggu-minggu bahkan telah menjadi bagian dari rutinitas warga.
Namun pertanyaan mendasarnya bukan hanya kapan rob ini berakhir, melainkan siapa yang paling berdosa membiarkan situasi ini terus memburuk?
Kontribusi Penyebab Rob Sayung
Rob di Sayung tidak terjadi secara tiba-tiba. Ia merupakan akumulasi dari kerusakan lingkungan, lemahnya perencanaan tata ruang, dan perubahan iklim. Berdasarkan kajian dari Bappenas, IPCC, dan studi akademik dari IPB dan ITB, berikut estimasi kontribusi penyebab rob:
Pemerintah (pusat dan daerah): 40 persen
Industri dan pabrik: 25 persen
Perubahan iklim global: 15 persen
Masyarakat lokal: 10 persen
Pembangunan infrastruktur tanpa AMDAL memadai: 7 persen
Lemahnya koordinasi lintas wilayah: 3 persen