Mohon tunggu...
selasastra media
selasastra media Mohon Tunggu... media jurnal pemikiran & tafsir budaya

Selasastra Media adalah jurnal tafsir dan pemikiran independen. Lahir dari suara yang tak larut dalam wacana ramai, berpijak pada sikap, dan ditulis dengan kesadaran yang jernih. Kami menulis bukan untuk menyenangkan arus, tapi untuk menafsirkan realitas — secara jujur, tajam, dan kadang puitis. Rubrik tetap hadir tiap Selasa lewat #selasastra, dengan kemungkinan edisi khusus saat kenyataan perlu segera diungkap. Berpikir dalam, bersikap tegas, dan berbicara jernih — itulah cara kami menyapa semesta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rob Sayung Tak Pernah Surut, Siapa yang Paling Berdosa?

29 Juni 2025   08:16 Diperbarui: 29 Juni 2025   08:23 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah daerah lintas periode: 20 persen
Gagal mengatur zonasi, mengontrol eksploitasi air tanah, dan membangun sistem drainase terpadu.

  • Industri dan korporasi: 15 persen
    Mengambil air tanah dalam jumlah besar yang mempercepat penurunan tanah, tanpa kontribusi nyata dalam pemulihan lingkungan.

  • Era reformasi awal (1999--2010): 5 persen
    Melepaskan kontrol terhadap pesisir di masa transisi pemerintahan yang semrawut.

  • Penutup

    Rob Sayung bukan bencana alam yang datang tiba-tiba. Ia adalah hasil dari pembiaran struktural dan kesalahan kolektif yang berlangsung selama puluhan tahun. Namun jika ditelusuri, dosa terbesar ada pada pihak yang seharusnya mampu bertindak, tetapi memilih menunda atau mengabaikan.

    Tanpa koreksi kebijakan tata ruang dan penataan ulang kawasan pesisir berbasis data ilmiah, rob di Sayung dan daerah pesisir lain hanya akan menjadi kenormalan baru yang terus memiskinkan rakyat kecil.

    Referensi:

    • Abidin, H.Z. et al. (2011). Land Subsidence of Jakarta. Natural Hazards.

    • Rahmawati, F. & Yulianda, F. (2015). Perubahan Garis Pantai Demak. Jurnal IPB.

    • IPCC Report (2021). Sixth Assessment Report: Sea Level Rise & Coastal Impact.

    • Bappenas (2020). Kajian Terpadu Wilayah Pesisir Utara Jawa.

    • HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      4. 4
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
      Lihat Sosbud Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun