Bulan Agustus. Aku punya 6 minggu hari libur. Sebelumnya, aku hanya punya 4 minggu waktu di rumah. Makanya, aku diskusi sama suami dan anak-anak, apa aku boleh pulang menjenguk ibu yang sakit. Kepergianku akan lama, jadi aku harus mendapatkan pengertian mereka. Mereka merelakan aku pergi. Ah, rasanya gimana gitu, ya. Berada di tengah-tengah.
Tadinya, aku harus terbang hari Selasa. Dipilih hari itu karena ternyata ada tips dari travelers dunia, hari itu lebih murah untuk terbang karena kebanyakan banyak yang nggak jadi terbang pada akhir pekan dan harus dijual kembali. Apalagi waktu itu sedang heboh berita dibom-nya Doha.
Katanya, Selasa juga bukan hari sibuk seperti akhir pekan, di mana banyak orang di rumah dan duduk untuk mencari tiket lewat internet. Sepertinya benar, tiket jadi lebih murah.
Selang beberapa minggu, ternyata dari agen online mengirim pesan bahwa aku nggak terbang hari Selasa tapi hari Rabu. Untung saja aku belum pesan tiket pesawat lokal dari Jakarta ke Semarang. Memang sudah ada perasaan bahwa akan ada sesuatu yang tak terduga terjadi, sih. Mata ketiga. Halah.
Perjalanan panjang pun aku tempuh. Dua hari satu malam rasanya dengkulku mau copot. Walaupun tubuhku kecil, tetap saja duduk di dalam pesawat itu kurang nyaman. Nggak heran kalau aku riwa-riwi toilet, supaya aku nggak mager dan dengkulku sedikit lentur. Sesekali aku rentangkan kedua tangan, bergaya seperti kucing yang baru bangun tidur, ngolat-ngolet.
Indahnya Berkomunitas
Tiba di Jakarta pagi pukul 9.00 WIB. Aku menuju BAN PT dulu karena mengurusi keterangan akreditasi berbahasa Inggris yang dibutuhkan ZAB di Jerman.
Sesampai di sana, aku menuju hotel Novotel Gajahmada. Di sanalah aku menginap selama semalam. Pertama karena lokasinya dekat dengan lokasi Kotekatrip-7 yang akan diselenggarakan Komunitas Traveler Kompasiana dan Pesanggrahan Indonesia e.V. Bonn.
Kok, tiba-tiba nge-trip, sih? Dibilang dadakan, juga tidak karena jauh hari aku mengabarkan akan pergi ke Indonesia dan akan transit di Jakarta.
Aku tanya teman-teman di group Koteka apakah pada hari Selasa ada yang punya waktu untuk jalan-jalan ke pulau. Aku lihat banyak pulau-pulau kecil di dekat Jakarta yang bisa dikunjungi. Kayaknya asyik kali, ya ke sana ramai-ramai. Ternyata hanya ada komentar dari pak Sutiono dan pak Taufik. Aku gundah. Kalau hanya bertiga atau berempat dengan admin Koteka, mbak Palupi yang tinggal di Jakarta juga, kurang gong. Perbincangan mandeg.