Menjaga Kearifan Lokal di Tengah Arus Modernisasi
Suku Sunda merupakan salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia yang mayoritas mendiami wilayah Jawa Barat dan sekitarnya. Masyarakat Sunda dikenal memiliki kebudayaan yang kental dengan nilai kesopanan, keharmonisan, dan kebersamaan. Budaya Sunda tak hanya tercermin dari bahasa dan keseniannya, tetapi juga dari tradisi-tradisi yang diwariskan secara turun-temurun.
Namun, dalam era globalisasi yang serba modern, budaya Sunda menghadapi tantangan besar. Banyak generasi muda mulai meninggalkan tradisi nenek moyangnya karena dianggap kuno atau tidak relevan. Di sinilah pentingnya pelestarian budaya agar jati diri bangsa tetap terjaga.
Tradisi-tradisi Khas Sunda
Berikut beberapa tradisi khas masyarakat Sunda yang masih lestari hingga kini:
1. Seren Taun
Seren Taun adalah tradisi panen raya yang dilaksanakan oleh masyarakat adat Sunda, khususnya di daerah Kasepuhan Ciptagelar. Tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas hasil pertanian yang melimpah. Acara ini diisi dengan prosesi adat, kesenian tradisional, dan doa bersama.
2. Ngabungbang
Ngabungbang adalah ritual mandi bersama yang dilakukan di tempat keramat seperti mata air atau sungai. Ritual ini dipercaya dapat membersihkan diri secara spiritual dari segala bentuk kesialan dan penyakit.
3. Mapag Sri
Mapag Sri merupakan tradisi menyambut padi yang akan dipanen. Padi dipersonifikasikan sebagai Dewi Sri, lambang kesuburan. Ritual ini dilakukan untuk menghormati dan meminta berkah kepada Dewi Sri agar hasil panen melimpah.
4. Upacara Ngaruat
Ngaruat adalah tradisi untuk “membersihkan” atau “membebaskan” seseorang dari hal-hal buruk atau kutukan. Biasanya dilakukan oleh dalang dalam pertunjukan wayang golek, sebagai media ruwatan.
5. Tutunggulan
Tutunggulan adalah tradisi memukul lesung (alat penumbuk padi) secara ritmis. Awalnya tradisi ini dilakukan oleh ibu-ibu saat menumbuk padi, namun kini sering digunakan sebagai pertunjukan seni tradisional.
• Nilai-nilai dalam Budaya Sunda