Budaya Sunda sangat menjunjung tinggi prinsip:
-Silih asih (saling mencintai),
- Silih asah (saling mengingatkan dan memberi ilmu),
- Silih asuh (saling menjaga dan mengayomi).
Prinsip ini terlihat dalam kehidupan bermasyarakat yang guyub, gotong royong, dan penuh sopan santun
Pelestarian Tradisi Seren Taun di Kasepuhan Ciptagelar
Fakta Singkat
-Lokasi: Kasepuhan Ciptagelar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
- Pelaksanaan: Setiap bulan Rayagung (penanggalan Sunda), biasanya sekitar Agustus–September
- Pelaksana: Masyarakat adat Kasepuhan yang dipimpin oleh Abah Ugi
Modernisasi dan urbanisasi mengancam eksistensi tradisi Seren Taun. Banyak generasi muda lebih tertarik bekerja di kota dan meninggalkan kampung halaman. Media sosial dan budaya populer juga mulai menggeser minat terhadap budaya lokal.
Langkah-Langkah Penanganan:
1.Fact Finding:
Masyarakat adat dan pemerhati budaya melakukan pengumpulan data bahwa terjadi penurunan partisipasi generasi muda dalam kegiatan Seren Taun.
2.Planning:
Penyusunan program revitalisasi dengan pendekatan edukatif dan kreatif, seperti pelibatan sekolah lokal dan komunitas pemuda dalam perencanaan acara Seren Taun.
3.Organizing:
Dibentuk panitia khusus yang melibatkan tokoh adat, pemuda lokal, hingga akademisi. Media sosial mulai digunakan untuk promosi dan edukasi mengenai makna tradisi ini.
4.Action:
•Kegiatan Seren Taun dikemas lebih menarik, termasuk adanya pertunjukan seni kontemporer bernuansa tradisi.
•Disediakan workshop budaya dan pameran hasil bumi lokal.
•Dokumentasi digital dilakukan untuk edukasi daring.
5.Evaluating:
Evaluasi dilakukan setelah acara melalui survei dan diskusi kelompok. Hasilnya, terjadi peningkatan kunjungan dan partisipasi anak muda hingga 30% dibanding tahun sebelumnya.