Lihat ke Halaman Asli

Lipur_Sarie

Ibu rumah tangga yang mencintai alam

Penari Latar Madonna (Sebuah Perjalanan)

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1365569638145590542

[caption id="attachment_237228" align="aligncenter" width="442" caption="iron bed in paris 2011 film garapan garin nugroho (ft by eko)"][/caption] [caption id="attachment_237230" align="aligncenter" width="403" caption="part of dossier solo creative city for unesco (ft by panji vasco)"]

13655697541975400390

[/caption] Eko "pece" Supriyanto lahir di Astambul, Kalimantan Selatan pada tanggal 26 November 1970. Tetapi ia dibesarkan di Magelang, Jawa Tengah. Dari kakeknya, Djojoprayitno (salah satu anggota wayang orang Sriwedari Solo) darah seni itu mengalir. Dari kakeknya itu pula ia belajar silat dan tari jawa, dan ketika SMP baru belajar tari Kuda Lumping dan Kubro Siswo (salah satu kesenian rakyat Magelang). Selepas SMA, Mas Eko meneruskan kuliah di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta. Sekitar tahun 1990 - 1997. Di STSI-lah ia mendalami tari Jawa dengan guru S. Maridi (alm), S. Ngaliman (alm) dan koreografi dengan Soenarno (alm) dan S. Pamardi. Sedangkan diluar kampus, ia berguru kepada Suprapto Suryodarmo dan Sardono W. Kusumo. Sejak kuliah Mas Eko "pece" sudah aktif  membuat garapan- garapan/koregrafi tari. Antara lain Lah (1994) dan Leleh (1996). Dua karya itulah yang mengantarkan Mas Eko 'pece" ke American Dance Festival (ADF 1997) di Durham, North Carolina dan Asia Pacific Performance Exchange (APPEX 1997) di Los Angeles, AS.  Eko 'pece" adalah panggilan akrab dari Eko Supriyanto. "Pece" adalah olok-olok dari teman-teman kuliahnya di STSI, karena kegemarannya mengenakan kacamata hitam. Setelah lulus dari STSI Solo, Mas Eko melanjutkan studi di Departement World Arts and Culture di UCLA, California pada tahun 1998 -2001. Di sana ia belajar tari modern, improvisasi dan koreografi dari David Rousseve, Simon Forti, Victoria Marks dan Angelina Leung. Selain itu, Mas Eko juga aktif berkolaborasi dengan seniman-seniman Asia dan Amerika. Pada saat itu, ada tes audisi di Los Angeles yang diikuti kurang lebih 6000 orang hingga akhirnya hanya 10 orang yang terpilih menjadi penari. Mas Eko nekat mengikuti tes tersebut. Dengan bekal dasar-dasar silat dan tari daerah yang dikuasainya, ternyata mampu membuat Madonna terkesan dan "jatuh hati" pada tes terakhir dan menjadikan Mas Eko bergabung dalam Madonna's Company sebagai penari dan koreografer pada saat Madonna melakukan tour dan konser Drowned World di Amerika dan Eropa. Nama Eko "pece" Supriyanto mulai melambung sepulangnya dari Amerika Serikat. Barangkali prestasi yang diraih Mas Eko baru pertama kali dicapai oleh penari Indonesia. Adapun karya-karyanya antara lain : Prang Buta (2003) untuk Festival Seni Surabaya, Festival Seni Yogyakarta, opera Peter Sellars Love Cloud (2003) untuk Theatro Picolo Venezia Itali, Dhaup (2004) untuk STSI Surakarta, sebagai koregrafi dalam film-film Garin Nugroho Opera Jawa (2005), Peter Sellars Flowering Tree (2006) dipentaskan di Wina Austria untuk New Crowned Hope Festival, sebagai konsultan tari Lion King produksi Disney yang sudah dipentaskan di Pantage's Theater Hollywood, dan saat ini sedang berproses Buto Musikal yang rencananya akan dipentaskan di Jakarta. [caption id="attachment_237231" align="aligncenter" width="413" caption="bersama solo dance studio di prj 2012 (ft by eko)"]

1365569997750010282

[/caption] Untuk lebih mewadahi kreatifitasnya, Mas Eko mendirikan Solo Dance Studio pada tahun 2003. Bertolak dari berbagai persoalan mulai dari sosial, politik, agama, ekonomi dan kenyataan hidup sehari-hari menginspirasi karya-karya besarnya. Saat ini Mas Eko menjadi salah satu pengajar Jurusan Tari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Berbekal segudang pengalaman yang dimilikinya, maka tidaklah berlebihan pujian-pujian yang diberikan juri-juri Indonesia Mencari Bakat (IMB) tahun 2013 ini setiap kali ia berkolaborasi dengan Sandrina Azzahra. Salam budaya...

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline