Di kelas sederhana penuh tawa,ada satu jiwa yang berbeda warnanya.Kadang ia menangis, kadang berteriak,
emosinya meletup, tak selalu bisa ia kendalikan.
Awalnya kami bingung, takut, ragu,
namun satu anak berdiri dulu,
menyodorkan senyum, meraih tangan,
“Tak apa, kita tarik napas bersama.”
Lalu teman-teman pun ikut serta,
mengambil buku yang jatuh,
menuangkan air ke gelas kecil,
menyanyikan dukungan dengan hati tulus.
Oh, betapa indahnya hari itu—
saat seluruh kelas belajar arti kemanusiaan,
bahwa pahlawan bukan hanya mereka yang berkorban nyawa,
tetapi juga mereka yang sabar memahami jiwa.
Kini, setiap kali ia gelisah,
ada pelukan hangat dari teman sebangku,
ada tawa ringan yang menenangkan,
ada tangan-tangan kecil yang menguatkan.
Muridku, pahlawan kecil,
kau ajarkan arti empati sejati,
bahwa keberanian adalah kesediaan hati,
untuk menerima perbedaan tanpa henti.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI