Mohon tunggu...
Dinda Dewi Masyitoh
Dinda Dewi Masyitoh Mohon Tunggu... Pelajar

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Aspek Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi dalam Ilmu Filsafat

4 Oktober 2025   00:27 Diperbarui: 4 Oktober 2025   00:27 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Menurut Luthfiyah (2023). Filsafat memiliki beberapa cabang, salah satunya adalah filsafat ilmu. Cabang ini khusus membahas tengang ilmu pengetahuan dengan fokus pada filosofi yang melandasi ilmu tersebut. Filsafat ilmu mencoba memahami ilmu pengetahuan secara mendalam, mulai dari definisi, karakteristik, filosofi, perkembangan hingga makna dan kegunaannya bagi manusia.

Dalam filsafat, cara berpikir radikal, yang berarti seorang filsuf tidak hanya berhenti pada fenomena atau wujud tertentu. Ia selalu berusaha memandang secara menyeluruh untuk menemukan kebenaran yang rasional dengan pendekatan logis, sistematis, dan kritis. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pemahaman yang benar dan akurat sehingga dapat dijadikan dasar atau landasan dalam mempelajari ilmu pengetahuan.

Dalam Filsafat, Cara berpikir yang digunakan untuk menghasilkan ilmu biasanya dibagi menjadi tiga aspek utama, yaitu Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi. Ketiga aspek ini berfungsi sebagai prosedur untuk menelaah kajian ilmu yang berkaitan dengan berbagai Objek Penelitian. Filsafat memfokuskan perhatian pada masalah-masalah yang terbagi ke dalam kategori tersebut. Ontologi atau Metafisika mempelajari Realitas, Epistemologi membahas pengetahuan itu sendiri, sementara Aksiologi menelaah nilai, termasuk Etika dan Estetika (Afriandi, 2024).

Secara bahasa, ontologi berasal dari Bahasa Yunani yang asal katanya adalah "Ontos" dan "Logos". Ontos adalah "yang ada" sedangkan Logos adalah "ilmu". Sederhananya, ontologi merupakan ilmu yang berbicara tentang yang ada. Secara istilah, ontologi adalah cabang dari ilmu filsafat yang berhubungan dengan hakikat hidup tentang suatu keberadaan yang meliputi keberadaan segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada (Herman, 2025).

Dari perspektif Ilmiah, Ontologi membatasi kajiannya pada hal-hal yang dapat diuji secara empiris melaui panca indera. Hal-hal di luar jangkauan ini tidak dibahas karena tidak dapat dibuktikan secara metodlogis, sedangkan ilmu selalu berorientasi pada dunia empiris. (Jasnain, 2022). Selain itu Ontologi juga meneliti sifat dasar dari realitas dan bagaiman berbagai kategori entitas baik fisik, universal maupun abstrak dapat dikatakan ada. Secara praktis, Ontologi berperan sebagai teori tentang prinsip-prinsip umum keberadaan dan dalam perkembangannya kini dipandang sebagai teori tentang apa yang ada.

Sedangkan Epistemlogi yang berasal dari kata Yunani Episteme yang berarti pengetahuan atau pemahaman, menelaah sifat, asal dan validitas pengetahuan serta bagaiman manusia mengetahui sesuatu. Jika ciri utama dari ontologi adalah kategori, maka epistemologi adalah justifikasi atau pengujian terhadap kebenaran. Aspek utama Epistemologi meliputi sumber dan metode pengetahuan sehinggal fokus Epistemologi adalah menilai darimana pengetahuan berasal, bagaimana metode digunakan dan seberapa valid pengetahuan tersebut yang tak cukup hanya menggunakan rasio atau pengalaman saja. Metode Ilmiah memadukan kedua abtara Rasionalisme dan Empirisme untuk mencapai kebenaran.

Berikut merupakan aliran-aliran dalam epistemologi :  

  • Rasionalisme: Aliran ini berpendapat bahwa, semua pengetahuan bersumber dari akal pikiran atau rasio.
  • Empirisme: Aliran ini berpendapat bahwa semua pengetahuan manusia diperoleh melaluo pengalaman indra.
  • Realisme: Aliran ini menyatakan bahwa objek-objek yang kita serap lewat indra adalah nyata dalam diri objek tersebut.
  • Kritisme: Aliran ini menyatakan bahwa akal menerima bahan-bahan pengetahuan dari empiris (meliputi indra dan pengalaman).
  • Positivisme: Aliran yang diwakili oleh tokoh-tokoh seperti Auguste Comte, pandangan sejarahnya tentang perkembangan pemikiran manusia

Berikutnya adalah Aksiologi, pada Filsafat Ilmu, Aksiologi membahas nilai dari kegunaan pengetahuan bagi manusia untuk kemaslahatan dan kemudahan hidup manusia. Ilmu tanpa nilai hanya akan menciptakan ilmu yang penuh kemudharatan bagi umat dan tidak memiliki nilai fungsi atapun berguna untuk kehidupan manusia. Aksiologi terdiri dari dua hal utama, yaitu: Etika : bagian filsafat nilai dan penilaian yang membicarakan perilaku orang. Dan Estetika yang merupakan bagian filsafat sudut keindahan dan ridaknya dinilai baik dilihat denga indra atau persepsi yang muncul, (Pratiwi, 2024). outputnya adalaha danya rasa senang dan nyaman ketika melihat hasil ilmu tersebut,bagaiaman sesuatu dicari, suatu ilmu disukai dan diinginkan. Selain itu Aksiolofi mampu memberi manfaat untuk mengantisipasi perkembangan negatif dalam pembentukan atau hasil ilmu yang dicari kebenarannya supaya tetap berada di jalur kemanusiaan

Sumber :

Afriandi, B., Kamal, T., Hakim, R., Hanafi, H., Julhadi, & Bumi, H. R. (2024). Objek-Objek Kajian Filsafat Ilmu (Ontologi, Epistemologi, Aksiologi) Dan Urgensinya Dalam Kajian Keislaman. Jurnal Kajian dan Pengembangan Umat, 7(1), 72--79.

Herman, P. Y., Karneli, Y., & Handayani, P. G. (2025). Kajian Deskriptif Tentang Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Dalam Filsafat Ilmu. Socius: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, 2(11), 192--196. https://doi.org/10.5281/zenodo.15554024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun